Perang Gaza dan Pergerakan Kapal-kapal Perang AS di Timur Tengah
Sejak perang Gaza pecah, AS mengerahkan dua kapal induk, dengan kapal perang pendukung, ke Laut Tengah dan Laut Merah.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN
·4 menit baca
Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai pelindung negara Israel dan sekaligus pemasok senjata terbesar ke negara Yahudi tersebut. AS adalah penyuplai senjata dan peluru terbesar ke Israel sejak perang Arab-Israel pertama tahun 1948, perang Arab-Israel kedua tahun 1967, dan perang Arab-Israel ketiga tahun 1973.
Ketika pasukan Israel kedodoran menghadapi serangan militer Mesir dan Suriah pada pekan pertama perang Arab-Israel, Oktober 1973, AS langsung memasok senjata dan peluru secara besar-besaran dari AS dan Eropa ke Israel.
Masifnya suplai senjata dan peluru dari AS ke Israel saat itu membuat Presiden Mesir Anwar Sadat menegaskan bahwa Mesir sesungguhnya berperang melawan AS, bukan lagi melawan Israel.
Setelah dua hari pecah perang Gaza pada 7 Oktober 2023, AS langsung mengerahkan dua kapal induk, USS Gerald R Ford dan USS D Eisenhower, ke Laut Tengah bagian timur. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin saat itu menegaskan telah menginstruksikan kapal induk USS Gerald R Ford dan beberapa kapal perang pendukung untuk menuju Laut Tengah bagian timur sebagai kekuatan penangkal.
Kemudian, pada 13 Oktober, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengungkapkan telah mengirim paket peluru dan senjata dalam jumlah besar ke Israel, serta terus memperkuat armada militer AS di kawasan Laut Tengah bagian timur. Dua hari kemudian, kapal induk USS D Eisenhower beserta kapal perang pendukungnya pun tiba di kawasan Laut Tengah bagian timur.
Kemudian pada 23 Oktober, kapal induk USS Gerald R Ford dengan tiga kapal perang pendukungnya juga tiba di kawasan tersebut, persisnya di kawasan sebelah barat Siprus. Tiga kapal perang yang menyertai adalah kapal perang perusak USS Mason, kapal perusak berpeluru kendali USS Gravely, dan kapal perusak USS Philippine.
Para pejabat Pentagon mengungkapkan, pengerahan dua kapal induk ke kawasan itu adalah dalam upaya menghadapi kemungkinan meluasnya perang dengan melibatkan Iran dan Hezbollah. Seperti diketahui, kawasan Laut Tengah bagian timur adalah kawasan yang paling dekat dengan wilayah Lebanon, Israel, dan Jalur Gaza.
Kapal induk USS Gerald R Ford dan USS D Eisenhower bertengger di kawasan itu, didukung dan diperkuat oleh satuan pesawat tempur AS yang ditempatkan di pangkalan udara AS di Incirlik, Turki. AS mempertahankan kehadiran militernya dengan kekuatan cukup besar di kawasan Laut Tengah bagian timur selama sekitar dua bulan, dari pertengahan Oktober hingga pertengahan Desember 2023.
AS mempertahankan kehadiran militernya dengan kekuatan cukup besar di Laut Tengah bagian timur sekitar dua bulan, dari pertengahan Oktober hingga pertengahan Desember 2023.
Seiring dengan meletusnya ketegangan di Laut Merah menyusul aksi kelompok Houthi di Yaman menyerang kapal-kapal komersial di perairan itu, yang dianggap ada hubungan dengan Israel, maka AS mulai awal Desember 2023 menggeser kapal induk USS D Eisenhower dari Laut Tengah ke Laut Merah. Adapun kapal induk USS Gerald R Ford tetap dipertahankan di Laut Tengah bagian timur.
Keputusan AS memindahkan USS D Eisenhower ke Laut Merah dilakukan setelah Houthi pada 19 November 2023 mengumumkan menembaki kapal komersial Galaxy Leader yang dimiliki pengusaha Israel, Abraham Ungar. Houthi juga berjanji akan menyerang semua kapal komersial di Laut Merah yang memiliki keterkaitan dengan Israel. Houthi menyebut tindakannya sebagai solidaritas kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza yang tengah menghadapi pembantaian oleh Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan, hingga Kamis (29/2/2024), korban tewas dari warga Palestina lebih dari 30.000 jiwa dan korban luka-luka lebih dari 70.215 orang.
Pada 22 November 2023, Pentagon mengklaim telah menyaksikan sejumlah pesawat tanpa awak (drone)yang diterbangkan dari Yaman menuju sasaran di Laut Merah. Pada 26 November, kapal tanker Central Park yang dimiliki kelompok usaha asal Israel meminta pertolongan menyusul serangan dari Houthi di Teluk Aden. Sehari kemudian, Pentagon mengklaim, kapal perang perusak AS di Teluk Aden juga menjadi sasaran serangan rudal balistik dari wilayah Yaman.
Seiring semakin gencarnya serangan Houthi di Yaman atas kapal-kapal komersial di Laut Merah dan Teluk Aden, yang dianggap ada hubungan dengan Israel, maka AS pada pertengahan Desember 2023 memindahkan lagi kapal induk USS D Eisenhower dari Laut Merah ke Teluk Persia agar semakin dekat dengan Iran.
Keputusan AS memindahkan USS D Eisenhower dari Laut Merah ke Teluk Persia itu merupakan pesan kepada Iran agar menekan kelompok Houthi di Yaman supaya menghentikan serangan di Laut Merah dan Teluk Aden. AS menganggap, hanya Iran yang mampu menghentikan serangan Houthi di Laut Merah dan Teluk Aden. Seperti diketahui, Houthi adalah kelompok pro-Iran yang berbasis di Yaman.
Maka, saat ini, Pentagon mengerahkan dua kapal induk di Timur Tengah, yaitu USS Gerald R Ford di Laut Tengah bagian Timur dan USS D Eisenhower di Teluk Persia.
Adapun di Laut Merah, AS hanya menempatkan beberapa kapal perang perusak, di antaranya kapal perusak Thomas Hudner. AS menganggap, kapal perang perusak sudah cukup mampu menghadapi rudal balistik dan pesawat tanpa awak (drone) yang ditembakkan Houthi di Laut Merah.