Kecemburuan
Perasaan cemburu kadang hanya sesaat, tetapi di lain waktu perasaan ini bisa menguasai kehidupan kita.
Kecemburuan adalah emosi yang kompleks dan memiliki banyak segi, mencakup berbagai perasaan seperti rasa tidak aman, ketakutan, dan kekhawatiran. Meski ada beberapa jenis kecemburuan, yang paling sering terjadi adalah kecemburuan dalam relasi romantis. Bagaimana mengatasinya?
Ada baiknya kita membedakan dahulu pengertian kecemburuan dan iri hati. Menurut Sarah Sheppard (2023), penulis dan pengacara kesehatan mental dan isu perempuan, kecemburuan melibatkan ketakutan bahwa pihak ketiga akan mengganggu suatu hubungan, sedangkan iri hati melibatkan keinginan untuk memiliki apa yang dimiliki orang lain.
Dengan rasa cemburu, seseorang mungkin merasa tidak aman dengan hubungannya, sementara rasa iri mungkin melibatkan rasa tidak aman terhadap dirinya sendiri. Keduanya bisa berakar pada perasaan tidak aman, dan kecemburuan bisa membuat seseorang iri pada orang yang dianggapnya sebagai saingan.
Wendy Wisner (2023), penulis bidang kesehatan dan parenting (pengasuhan), mengatakan kecemburuan adalah emosi manusia yang umum, hampir semua orang pernah mengalaminya dalam suatu relasi, khususnya hubungan romantis. Kadang rasa cemburu hanya sesaat, tetapi di lain waktu perasaan ini bisa menguasai kehidupan kita sehingga perlu mengungkapkannya pada pasangan kita.
Sheri Stritof (2023), penulis tentang pernikahan, menjelaskan, dalam hubungan sehat di antara dua orang, perasaan cemburu bisa diungkapkan dan diproses dengan cepat dan mudah.
Munculnya perasaan cemburu bersifat ringan dan terjadi sesekali, mengingatkan pasangan agar tak menganggap remeh satu sama lain. Kecemburuan sehat juga bisa memotivasi pasangan untuk menghargai satu sama lain dan berupaya memastikan pasangannya merasa dihargai.
Baca juga: Mempertahankan Relasi dengan Pasangan
Ketika rasa cemburu amat kuat atau tak rasional, ceritanya menjadi sangat berbeda. Kecemburuan yang tidak masuk akal atau berlebihan sering kali merupakan tanda peringatan adanya potensi hubungan yang merusak. Seorang yang cemburu merasa begitu terbebani oleh emosi negatif dan rasa tidak aman sehingga berusaha mengendalikan pasangannya.
Mereka mungkin melakukan intimidasi verbal atau berbagai cara untuk mempertahankan kendali dan meringankan atau menutupi perasaannya. Kecemburuan yang tidak sehat terkadang berakar pada rasa takut ditinggalkan dan kekhawatiran tidak dicintai secara sejati.
Kecemburuan adalah emosi manusia yang umum, hampir semua orang pernah mengalaminya dalam suatu relasi, khususnya hubungan romantis. Kadang rasa cemburu hanya sesaat, tetapi di lain waktu perasaan ini bisa menguasai kehidupan kita.
Sekalipun ada ancaman nyata, rasa cemburu bisa mengarah pada perilaku ekstrem, terutama jika Anda merasa tidak aman terhadap diri sendiri atau hubungan Anda. Demi kesehatan mental diri sendiri, Anda pasti ingin menemukan cara yang sehat untuk mengatasi rasa cemburu ini.
Mengatasi kecemburuan
Jika mengalami rasa cemburu, penting untuk mengatasinya sebelum menjadi tidak terkendali. Anda dan pasangan bisa belajar menangani rasa cemburu dengan cara yang sehat. Berikut adalah rangkuman pandangan dari Sheri Stritof dan Wendy Wisner.
Pertama, sadari kecemburuan itu normal. Akan ada orang dan situasi yang mengancam keamanan relasi romantis Anda, artinya wajar jika Anda merasa sedikit cemburu. Seperti pengalaman emosional sulit lain, jika ditangani dengan tepat, rasa cemburu bisa memicu pengembangan diri. Mengatasi cemburu jadi langkah pertama meningkatkan kesadaran diri dan pemahaman lebih baik bagi Anda dan pasangan.
Suatu hubungan melibatkan tampilan kasih sayang, menghabiskan waktu bersama dan membangun keterikatan satu sama lain. Ancaman apa pun terhadap keterikatan Anda harus menjadi perhatian. Kecemburuan pantas dilakukan jika itu merupakan sinyal bahwa hubungan sedang dalam bahaya.
Baca juga: Mengatasi Rasa Iri Hati
Kedua, pahami apa yang memicu kecemburuan Anda dan emosi yang mendasarinya. Ketika salah satu pasangan terus merasa cemburu, penting untuk mencari tahu mengapa hal itu terjadi. Misalnya, apakah pasangan yang cemburu merasa tidak aman karena Anda tidak menghabiskan banyak waktu bersama sebagai pasangan?
Contoh lain, apakah hubungan tersebut memiliki masalah kepercayaan karena perselingkuhan atau khawatir hal itu akan terjadi lagi? Atau apakah Anda bergumul dengan harga diri atau takut pasangan akan meninggalkan Anda? Cobalah memahami dari mana rasa cemburu itu berasal dan apa yang bisa dilakukan untuk menguranginya.
Sering kali, perasaan cemburu datang dari gaya keterikatan yang dipelajari semasa kecil. Jika Anda bisa mendiskusikan kecemburuan yang muncul dalam suatu hubungan dari sudut pandang ini, akan lebih mudah bagi Anda untuk tidak ”tersesat” dan bersikap defensif atau agresif.
Ketiga, salah satu cara terbaik untuk mencegah kecemburuan adalah dengan menciptakan suasana kepercayaan. Proses ini dimulai dengan kedua pasangan dapat dipercaya. Dengan kata lain saling setia, berkomitmen, dan jujur.
Orang yang dapat dipercaya tidak berbohong tentang cara mereka menghabiskan waktu. Mereka juga tidak selingkuh dari pasangannya. Jika Anda berdua waspada terhadap jebakan ini, kepercayaan pada hubungan akan tumbuh dan menghilangkan rasa cemburu.
Keempat, jika mengalami perasaan cemburu, Anda tidak perlu dan kurang sehat memendamnya dalam hati. Meski demikian, mengungkapkan perasaan Anda secara eksplosif atau agresif juga bukanlah pendekatan terbaik.
Baca juga: Meningkatkan Relasi dengan Pasangan
Cara paling sehat untuk mengungkapkan perasaan cemburu Anda adalah dengan jujur, terus terang, dan meneguhkan diri sendiri, tetapi juga peka terhadap emosi dan batasan pasangan Anda. Yang penting luangkan waktu untuk membicarakan kekhawatiran Anda dan menyepakati beberapa batasan yang akan melindungi hubungan dan perasaan Anda.
Percakapan ini juga bisa menjadi peluang untuk membahas ”aturan” dalam hubungan sehingga perasaan cemburu dapat dicegah. Kuncinya adalah saling mendiskusikan masalah dengan tenang dan mencari solusi bersama. Apa pun yang terjadi, perasaan Anda harus diatasi.
Kelima, dalam berkomunikasi verbal, latihlah untuk fokus pada kualitas dan pencapaian positif Anda. Bagikan kekhawatiran Anda, bukan tuduhan pada pasangan. Jadi tidak mengembangkan kebencian ataupun rasa bersalah pada setiap pihak.
Pertimbangkan untuk menggunakan pernyataan ”Saya” daripada pernyataan ”Kamu”. Misalnya, katakan, ”Aku merasa cemburu saat melihatmu melakukan X, dan aku ingin membicarakan hal itu,” daripada ”Kamu membuatku sangat cemburu saat kamu melakukan X.”
Katakan, ”Aku ingin menceritakan perasaan cemburu yang selama ini kualami,” daripada berkata, ”Kamu membuatku sangat kesal akhir-akhir ini!”
Selamat berupaya.