Literasi keragaman memberikan pemahaman tentang kekayaan budaya dan mengundang individu untuk melihat dari perspektif orang lain.
Oleh
YULIAN DINIHARI
·3 menit baca
Kongres Bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai platform utama untuk pengembangan dan dialog bahasa baru saja menyelesaikan kongres yang ke-12. Acara ini lebih dari sekadar pertemuan biasa, tetapi juga memfokuskan kepada arah kebijakan bahasa. Laporan yang membahas pentingnya bahasa dan sastra Indonesia, sastra daerah, serta literasi dalam konteks Indonesia akan lebih ditonjolkan dengan tema ”Literasi dalam Keragaman untuk Kemajuan Negara”.
Ada alasan di balik tema ini. Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau, memiliki warisan budaya, bahasa, dan tradisi yang luar biasa beragam. Setiap daerah dan kelompok etnis memiliki kekhasan tradisi yang bersama-sama membentuk kolase budaya yang kaya serta menarik.
Literasi dalam keragaman melebihi kemampuan membaca dan menulis, mencakup pemahaman, penghargaan, dan perayaan atas keunikan serta keragaman. Dengan literasi yang lebih mendalam, kita tidak hanya dapat memahami keanekaragaman kita dengan lebih baik, tetapi juga memperkuat ikatan nasional dan meningkatkan persatuan di tengah-tengah keanekaragaman.
Dalam hal ini, laporan Kongres Bahasa sebelumnya memberikan pandangan tentang bagaimana kebijakan bahasa di Indonesia telah berkembang sejalan dengan waktu. Globalisasi dengan sifatnya yang memfasilitasi pertukaran budaya dan informasi menuntut masyarakat untuk menjadi lebih inklusif dan terbuka.
Di era globalisasi saat ini, literasi keragaman menjadi alat penting untuk memperkuat persatuan dan inklusi di masyarakat. Menghargai dan memahami keragaman budaya dan etnis di Indonesia bukan pekerjaan mudah, melainkan dengan literasi yang tepat, kita bisa lebih menghargai perbedaan tanpa merasa terintimidasi.
Literasi yang mencakup pemahaman akan keragaman menjadi sangat penting. Literasi keragaman mengajarkan toleransi dengan memberikan pemahaman tentang kekayaan dan kerumitan budaya berbagai kelompok, mengundang individu untuk melihat dari perspektif orang lain. Ini memfasilitasi dialog konstruktif dan pemahaman antar kelompok yang berbeda. Melalui pendidikan dan diskusi yang terbuka, literasi keragaman bertindak sebagai penghubung, memudahkan komunikasi, dan mendorong keselarasan di tengah keanekaragaman masyarakat.
Kongres Bahasa, yang diselenggarakan oleh pemerintah, merupakan pertemuan rutin yang mengumpulkan berbagai pihak untuk membicarakan topik terkini seputar bahasa di Indonesia. Selama Kongres Bahasa Indonesia yang ke-12, banyak aktivitas dan inisiatif diluncurkan untuk mendorong literasi yang mendukung pengakuan dan pemeliharaan kekayaan bahasa dan sastra lokal.
Semua kegiatan ini menunjukkan pengakuan bahwa bahasa dan sastra yang berada di seluruh Nusantara tidak hanya merepresentasikan keragaman, tetapi juga merupakan warisan budaya yang harus dipelihara dan ditingkatkan. Kongres tersebut juga menyoroti tantangan dalam menjaga keanekaragaman bahasa di era global serta pentingnya untuk memperluas komunikasi Indonesia di panggung dunia.
Melalui diskusi yang diadakan, Kongres Bahasa Indonesia yang ke-12 menghasilkan beberapa saran dan keputusan penting. Beberapa di antaranya mencakup kebutuhan untuk hukum yang lebih kuat dalam pengelolaan bahasa dan sastra lokal hingga nasional, serta kepastian anggaran yang cukup untuk pengembangan bahasa lokal. Saran lainnya termasuk kebutuhan untuk strategi jangka panjang yang selaras dengan visi Indonesia 2045 dan pengembangan program literasi yang mencakup seluruh masyarakat. Kongres tersebut ditutup dengan harapan bahwa saran dan keputusan yang dibuat akan memajukan literasi dan penghargaan atas keragaman bahasa di Indonesia.
Bahasa dan sastra yang berada di seluruh Nusantara tidak hanya merepresentasikan keragaman, tetapi juga merupakan warisan budaya yang harus dipelihara dan ditingkatkan.
Literasi yang menekankan kepada keragaman bukan hanya pengakuan terhadap kekayaan bahasa dan sastra lokal, tetapi juga dorongan untuk kemajuan melalui pendidikan dan kesadaran sosial. Dengan mendalaminya, generasi muda dapat lebih memahami sejarah, budaya, dan tradisi mereka. Hal ini membantu dalam pembentukan identitas nasional yang kuat dan kebanggaan atas warisan budaya, serta mempromosikan empati dan toleransi.
Namun, ada tantangan dalam mengimplementasikannya, seperti kurangnya sumber daya dan materi pendukung, serta kesulitan dalam menggabungkan kurikulum dengan konten lokal yang relevan. Namun, potensinya sangat besar, dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, literasi yang menekankan pada keragaman dapat berkembang dengan baik. kebinekaan dapat menjadi katalis yang memperkuat fondasi bangsa, memajukan pendidikan yang inklusif, dan mempererat persatuan di tengah keberagaman.
Literasi yang menghargai keberagaman bahasa dan budaya di Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan kolaborasi dan inovasi di antara kelompok-kelompok berbeda. Ketika seseorang dilatih untuk mengerti dan menghargai keanekaragaman linguistik serta budaya, peluang untuk dialog untuk pertukaran gagasan menjadi lebih besar.
Misalnya, di bidang seni dan sastra, penulis dari latar belakang beragam di Indonesia dapat bekerja sama untuk menghasilkan karya sastra dwi atau multi bahasa yang inovatif. Di sektor sosial, bisa diterapkan program pertukaran budaya di sekolah, dimana pelajar dapat mempelajari kebiasaan dan bahasa dari daerah lain, meningkatkan pemahaman lintas budaya dan memperkuat ikatan. Oleh karena itu, literasi yang menghargai keberagaman tidak hanya memperdalam pemahaman, tetapi juga menciptakan jalan komunikasi dan kerja sama yang lebih efektif di antara masyarakat Indonesia yang beragam.
Berdasarkan hasil Kongres Bahasa yang ke-12, pentingnya bahasa dan sastra dalam menunjukkan keragaman budaya Indonesia, disertai dengan kepedulian tentang kurangnya perhatian kepada bahasa lokal, serta pemahaman tentang pentingnya menguasai bahasa asing untuk komunikasi global, menyoroti tantangan literasi di Indonesia.
Hal ini menekankan kebutuhan untuk meningkatkan literasi yang menghargai keberagaman, yang termasuk apresiasi atas berbagai bahasa dan budaya, serta perlunya hukum yang kuat untuk mendukung bahasa dan sastra, rencana untuk mengembangkan bahasa lokal, dan menjadikan literasi sebagai prioritas dalam mencapai visi Indonesia 2045. Kesimpulan dari Kongres Bahasa Indonesia yang ke-12 menggarisbawahi pentingnya literasi yang menghargai keberagaman dan menegaskan peran kongres dalam memajukan literasi yang inklusif di seluruh Indonesia.