Pembentukan kata berawalan ”me-” yang dirangkaikan dengan kata dasar bersuku kata satu sebaiknya dikembalikan ke kaidah semula. Namun, hal itu tak berlaku untuk kata bersuku kata satu yang berupa gabungan konsonan.
Oleh
PRISKILIA B SITOMPUL
·3 menit baca
CAHYO HERYUNANTO
Ada dua imbuhan yang muncul dari pembentukan kata dengan imbuhan me- yang dirangkaikan dengan kata dasar bersuku kata satu. Keduanya dapat ditemukan dalam penggunaan bahasa.
Pernahkah pembaca rubrik Ulas Bahasa menemukan dua bentuk bersaing yang digunakan, baik lisan maupun tulisan, dalam bahasa Indonesia di bawah ini? Manakah yang sesuai dengan kaidah pembentukan kata berimbuhan?
Dalam bahasa Indonesia, jamak ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan kaidah sehingga muncul bentuk-bentuk bersaing dan menyimpang di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Penyimpangan itu, antara lain, ditemukan pada pembentukan kata berimbuhan.
Imbuhan yang umum digunakan adalah awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan gabungan imbuhan (konfiks). Salah satu imbuhan yang lazim digunakan sebagai unsur pembentuk kata adalah prefiks atau awalan. Contoh prefiks antara lain me-, di-, ber-, ter-.
Berbeda dengan prefiks di-, ber-, ter- yang cenderung tidak mengalami perubahan saat dirangkaikan dengan kata dasar, awalan me- yang ditambahkan pada kata dasar mengalami perubahan bentuk jika dirangkaikan dengan kata dasar yang diawali fonem tertentu.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Petugas menuliskan hasil pengujian pada kartu uji emisi di halaman GOR Senam DKI Radin Inten, Jakarta Timur, Selasa (29/3/2022). Uji emisi gratis ini digelar dalam rangka menyosialisasikan program langit biru. Kata menyosialisasikan terbentuk dari imbuhan me-kan dan kata sosialisasi. Terlihat bahwa me- berubah menjadi meny- jika bertemu dengan kata dasar berhuruf awal s (sosialisasi).
Bahkan, kata dasar yang diawali huruf k, p, s, t akan mengalami peluluhan saat ada penambahan awalan me-. Pembentukan kata yang diawali me- dan dirangkaikan dengan kata dasar dapat berubah bentuk menjadi mem-, men-, meng-, meny-, menge-.
Contoh:
me- + perkosa = memerkosa
me- + cengkeram = mencengkeram
me- + kacau = mengacau
me- + sosialisasi = menyosialisasi
me- + cek = mengecek
Satu suku kata
Meski kaidah pembentukan kata dengan penambahan awalan me- sudah jelas, masih ditemukan kata-kata bentukan yang menyimpang dari kaidah tersebut. Penyimpangan itu semakin terlihat jelas pada pembentukan kata dengan penambahan awalan me- pada kata dasar dengan satu suku kata. Kata-kata dengan satu suku kata antara lain cat, tik, bor, gas, smes, blok, klik, klaim, dril, dan stop.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Alat berat mengebor tanah saat proses pembangunan proyek MRT Fase II paket kontrak CP 201 antara Stasiun Thamrin dan Monas di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (9/5/2020). Kata mengebor, dan bukan membor, merupakan bentuk baku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, awalan me- yang ditambahkan pada kata dasar dengan satu suku kata akan berubah menjadi menge-.
Contoh:
me- + cat = mengecat
me- + tik = mengetik
me- + blok = mengeblok
me- + bor = mengebor
me- + pel = mengepel
Dengan demikian, pada contoh 1, apabila sesuai dengan kaidah me- menjadi menge-, dan juga merujuk pada KBBI, bentukan yang benar adalah mengebom. Adapun kata berimbuhan yang benar untuk contoh 2 adalah mengedrop, contoh 3: mengecap, contoh 4: mengetes, dan contoh 5: mengeklik.
Untuk menghindari kekeliruan pembentukan kata berimbuhan dengan awalan me- pada kata dasar dengan satu suku kata, KBBI dapat dijadikan sebagai rujukan.
Meskipun demikian, jika dicermati, di dalam KBBI daring pun ditemukan penyimpangan pembentukan kata berimbuhan. Ada beberapa kata dasar bersuku kata satu yang tidak patuh pada kaidah pembentukan kata berawalan me- menjadi menge-.
Beberapa penyimpangan itu antara lain skor–menskor, stop–menstop, skors–menskors, smes–mensmes, khas–mengkhas(kan). Penyimpangan pembentukan kata berimbuhan tersebut cenderung terjadi pada kata dasar dengan satu suku kata yang diawali dua huruf konsonan (gabungan konsonan), seperti skors, smes, dan khas.
Bahkan, pada KBBI daring terdapat pula bentuk bersaing untuk kata klik dan klaim yang diawali prefiks me-, yaitu mengeklik dan mengklik serta mengeklaim dan mengklaim.
Untuk menghindari kebingungan saat membentuk kata berawalan me- yang dirangkaikan dengan kata dasar bersuku kata satu, pembentukannya sebaiknya dikembalikan ke kaidah semula.
Oleh karena itu, untuk menghindari kebingungan saat membentuk kata berawalan me- yang dirangkaikan dengan kata dasar bersuku kata satu, pembentukannya sebaiknya dikembalikan ke kaidah semula, yaitu me- menjadi menge-. Maka, kata seperti cat, bom, tik, dan pel menjadi mengecat, mengebom, mengetik, dan mengepel. Bukan mencat, membom, mentik (*menik), dan mempel (*memel).
Namun, untuk kata yang bersuku kata awal berupa gabungan konsonan, yang cenderung mengalami penyimpangan kaidah, imbuhan yang dipergunakan adalah me-, bukan menge-. Dengan demikian, kata seperti dril, blok, klik, dan klaim menjadi mendril, memblok, mengklik, dan mengklaim. Bukan mengedril, mengeblok, mengeklik, dan mengeklaim.