Jika Google ditemukan curang, mungkin akan terjadi perubahan dalam penyajian mesin pencari dunia dalam jasa internet, yang bisa mengubah nasib Google.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Google sedang menghadapi ujian bersejarah dan penting bagi semua pemangku kepentingan global. Bisakah Google menepis dugaan berkolusi sehingga bisa monopolistik?
Google dikenal sebagai mesin pencari terkemuka dunia secara gratis, sekaligus penyaji iklan terbesar dunia maya. Namun, pertanyaan, apakah Google terdepan karena profesionalisme murni atau ada persekongkolan tersembunyi?
Presiden Google untuk Urusan Global Kent Walker dan pengacaranya, John Schmidtlein, sama-sama menyatakan bahwa perusahaan dijalankan dengan profesionalisme murni. Namun, temuan Kejaksaan AS tiba pada dugaan bahwa Google telah membuat dirinya menjadi pilihan utama para penjelajah internet dunia karena membayar Apple, Verizon, dan AT&T. Bayaran ini membuat layanan Google menjadi aplikasi default bagi pembuat telepon seluler dan penyedia jasa internet
Temuan ini memunculkan dugaan para penjelajah internet tidak memiliki pilihan lain, selain Google. Oleh karena itu, muncul dugaan Google telah memasang barrier to entry. Pesaingnya ditengarai tenggelam, seperti Bing milik Microsoft dan mesin pencari lainnya.
Google menyatakan bahwa adalah fair memberikan bayaran kepada penyedia jasa internet dan pembuat telepon seluler. Pertanyaannya, apakah aksi ini didasari tindakan curang yang bertujuan menyingkirkan para pesaing Google?
Pihak Apple memprotes Pemerintah AS karena kasus Google melibatkan perusahaan termasuk tudingan suap dan seakan-akan informasi itu berasal dari pihak Apple. Pengacara dari Departemen Kehakiman AS, Kenneth Dintzer, menyatakan informasi didapatkan dari pihak eksternal. Pihak Apple sendiri bukan tergugat.
Profesor Bisnis dari Harvard Shane Greenstein kepada Harvard Gazette, 14 September 2023, menyatakan, di AS semua perusahaan tidak dilarang meraup untung besar, tidak dilarang inovatif. Hal yang dilarang adalah apabila monopoli bisnis diraih dengan perilaku buruk, seperti persekongkolan yang merugikan pesaing. Bagi profesor ini, dugaan persekongkolan bukan hal biasa. Google adalah raksasa mesin pencari dan Apple penyedia gawai terkemuka.
Hal yang dilarang adalah apabila monopoli bisnis diraih dengan perilaku buruk, seperti persekongkolan yang merugikan pesaing.
Jika Google ditemukan curang, mungkin akan terjadi perubahan dalam penyajian mesin pencari dunia dalam jasa internet, yang bisa mengubah nasib Google. Kekalahan Microsoft dalam tudingan monopoli pada masa lalu telah membuka pintu masuk bagi Google.
Kasus Google ini menjadi ujian besar bagi Departemen Kehakiman, khususnya Hakim Distrik AS Amit Mehta. Kasus disidangkan di Washington mulai 11 September dan butuh waktu relatif lama untuk dengar pendapat.
Para aktivis menuntut persidangan agar transparan, tidak tertutup. Monopoli dengan akar persekongkolan tersembunyi menjadi persoalan utama. Hal ini bisa merugikan pendatang baru, meredam persaingan, dan pada akhirnya bisa merugikan konsumen karena tidak bisa punya pilihan luas.