Pemerintah sepertinya perlu membuat program yang memungkinkan perbaikan fasilitas-fasilitas keselamatan. Lebih dari itu, kita mengembalikan ke para pengelola dan warga untuk disiplin dan patuh dengan aturan keselamatan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Sejumlah kejadian di perairan yang menelan korban beberapa hari ini menjadi sinyal masalah besar. Keselamatan transportasi rakyat perlu diperhatikan. Aspek keselamatan dalam pelayaran rakyat cenderung terabaikan. Korban jiwa terus berjatuhan. Selain karena keterbatasan sarana dan belenggu kemiskinan di pesisir, kesadaran sebagian warga dan nelayan terhadap aspek keselamatan juga masih minim.
Rentetan insiden kecelakaan di perairan terjadi selama beberapa hari terakhir. Di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, 15 orang meninggal saat rakit penyeberangan yang ditumpangi tenggelam di perairan Teluk Mawasangka Tengah, Senin (24/7/2023) pukul 00.20 Wita. Sebanyak 33 penumpang lain selamat. Rakit yang menjadi andalan penyeberangan warga tersebut idealnya ditumpangi 15-20 orang sekali penyeberangan. Saat insiden terjadi, penumpang mencapai 48 orang (Kompas, 26/7/2023).
Laporan dari berbagai daerah memperlihatkan perubahan iklim makin nyata. Gelombang tinggi terjadi di berbagai tempat sehingga pelayaran rakyat untuk sementara terhenti. Beberapa juga menyebabkan kecelakaan hingga menelan korban. Meski demikian, perubahan ini masih perlu diteliti lebih lanjut agar masyarakat bisa melakukan adaptasi. Di sisi lain, pemerintah bisa menyiapkan fasilitas yang lebih mendukung.
Di samping masalah perubahan iklim, keselamatan pelayaran rakyat telah lama menjadi sorotan. Kerentanan mudah sekali kita temukan ketika menggunakan fasilitas pelayaran rakyat. Pembatasan jumlah penumpang selalu berhadapan dengan keinginan warga yang mendesak untuk menggunakan fasilitas tersebut dan aji mumpung dari para pengelola. Akibatnya kerap terjadi kecelakaan yang fatal. Upaya perbaikan dilakukan tetapi tak lama setelah itu masalah kembali berulang. Jumlah penumpang selalu saja melebih kapasitas angkutan perairan.
Kita makin terenyak ketika melihat fasilitas keselamatan bagi penumpang. Masalah utama adalah soal jumlah fasilitas, seperti jaket keselamatan dan perahu keselamatan yang biasanya tidak memadai. Apabila tersedia, kualitas sarana keselamatan sangat buruk. Pemeliharaan dan pergantian sarana tersebut jarang dilakukan sehingga ketika terjadi situasi darurat semua itu tidak bisa digunakan. Pelatihan penyelamatan juga makin jarang dilakukan. Warga juga sering mengabaikan upaya pengelola untuk memberikan informasi tentang cara-cara penyelamatan.
Melihat situasi ini, kita perlu mengevaluasi secara menyeluruh penyelenggaraan pelayaran rakyat. Adaptasi perubahan iklim perlu segera diadopsi sehingga kebutuhan fasilitas penyelamatan bisa diperbarui. Pemerintah sepertinya perlu membuat program yang memungkinkan perbaikan fasilitas-fasilitas keselamatan. Lebih dari itu, kita mengembalikan kepada para pengelola dan warga agar disiplin dan patuh dengan aturan keselamatan. Tanpa peran mereka, semua upaya akan sia-sia.