Alokasi dana desa yang sebagian untuk mengatasi tengkes sebaiknya langsung ditegaskan bahwa dana tengkes bersumber dana desa adalah terutama untuk pengadaan bantuan pangan hewani.
Oleh
Ali Khomsan
·3 menit baca
Presiden Jokowi baru-baru ini menyampaikan temuan terkait anggaran program penurunan tengkes (stunting). Ia mencermati Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang dipegang Kementerian Dalam Negeri. Pengeluaran untuk mengatasi tengkes secara langsung ternyata amat sedikit.
Terungkap bahwa dari Rp 10 miliar anggaran tengkes di suatu wilayah, sebagian besar justru untuk urusan administratif. Terpakai untuk perjalanan dinas Rp 3 miliar, rapat-rapat Rp 3 miliar, penguatan pengembangan dan seterusnya Rp 2 miliar. Yang benar-benar untuk membeli telur hanya Rp 2 miliar.
”Seharusnya yang dipakai membeli telur, ikan, daging, dan sayur adalah Rp 8 miliar dan kemudian bantuan pangan tersebut didistribusikan kepada penderita tengkes,” demikian pesan Presiden Jokowi.
Menurut Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 24,4 persen. Meskipun demikian, angka tersebut masih tergolong tinggi. Hal ini mengingat target prevalensi stunting tahun 2024 menjadi tinggal 14 persen, sementara standar WHO di bawah 20 persen.
Pendekatan food-based harus menjadi inti penanganan problem gizi, termasuk tengkes. Karena defisiensi gizi sebagian besar bersumber pada kemiskinan, mendekatkan akses pangan pada penderita gizi kurang dengan bantuan pangan gratis atau bersubsidi harus dilakukan.
Termasuk alokasi dana desa yang sebagian untuk mengatasi tengkes sebaiknya langsung ditegaskan bahwa dana tengkes bersumber dana desa adalah terutama untuk pengadaan bantuan pangan hewani. Ini mengingat tengkes terkait erat dengan rendahnya konsumsi protein.
Kota Bogor pada tahun 2023 akan mendistribusikan sehari sebutir telur kepada anak balita tengkes selama enam bulan. Ini program intervensi yang hendaknya ditiru oleh pemerintah kabupaten dan kota lain.
Dalam jurnal Pediatrics, seorang peneliti gizi menyimpulkan bahwa intervensi sebutir telur sehari selama 6 bulan dapat mengurangi tengkes 47 persen. Distribusi bantuan telur mudah, murah, dan sekaligus menggairahkan sektor peternakan unggas di Tanah Air.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono didampingi pemilik Transmart, Chairul Tanjung meninjau ketersediaan daging di Transmart Kokas, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2023).
Saya tertarik membaca Tajuk Kompas (20/6/2023) berjudul ”Mimpi Swasembada Daging”. Laporan komprehensif Kompas sehari sebelumnya memberi gambaran sumber sapi dan kerbau, global dan nasional. Juga perkembangan impor Indonesia beberapa tahun terakhir.
Dari laporan itu muncul gugatan pada mata rantai impor daging sapi. Terjadi margin besar harga daging Brasil.
Dalam tajuk diuraikan mimpi yang dikaitkan dengan Pemilu 2024 dengan harapan presiden terpilih menjadikan peternakan sapi sebagai proyek strategis nasional yang menyejahterakan peternak.
Pada perhitungan harga daging, baik dari Brasil maupun Australia, saya berpendapat perlu ditambah ongkos kapal agar margin tidak terlalu tinggi. Khususnya untuk Brasil yang aslinya lebih murah.
Ongkos kapal dari Brasil jauh lebih tinggi dari Australia. Juga waktu lebih lama. Maka, bila harga eceran daging dari kedua negara di pasar sama, yaitu Rp. 170.000/kg. Wajar.
Selanjutnya, saya juga berharap presiden dan semua pemenang pemilu bisa mendukung terwujudnya mimpi Kompas dan kita semua. Sebagai negara yang tanahnya subur, Indonesia bisa swasembada semua jenis pangan.
Pemilu 2024 harus dapat menjadi bukti. Pesta demokrasi betul-betul menjadi pesta yang menyenangkan siapa saja. Semua pihak berjiwa olahragawan. Sportif. Lawan itu sebetulnya kawan. Karena tidak mungkin bertanding apabila tak ada lawan.