Dinamika persaingan kekuatan maritim global di kawasan Asia Tenggara berdampak signifikan bagi kepentingan orang banyak di kawasan ini. Peran Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun 2023 menjadi kunci.
Oleh
JOSE SEGITYA HUTABARAT
·3 menit baca
Dalam era globalisasi yang terus berkembang, persaingan kekuatan maritim global memiliki dampak yang signifikan terhadap kawasan Asia Tenggara. ASEAN sebagai organisasi regional memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas dan kepentingan masyarakat di kawasan ini. Dalam konteks ini, peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN tahun 2023 menjadi kunci dalam mengatasi masalah keretakan geomaritim, persaingan pengaruh antara China dan Amerika Serikat.
Sengketa maritim dan teritorial yang rumit di Laut China Selatan menghadirkan tantangan berat bagi ASEAN dan mengancam stabilitas kawasan. Asia Tenggara adalah salah satu kawasan paling strategis dan penting secara ekonomi di dunia, dengan 10 negara ASEAN yang berpenduduk sekitar 650 juta orang, populasi terbesar ketiga dan ekonomi terbesar kelima di dunia, diprediksi menjadi yang terbesar keempat pada 2030.
Alur laut di wilayah ini menghubungkan wilayah Samudra Hindia yang kaya minyak ke China dan Asia Pasifik, dan diperkirakan membawa sekitar 5 triliun dollar AS nilai perdagangan maritim setiap tahun, sekitar 60 persen masuk melalui Selat Malaka yang sempit. Sekitar 11 miliar barel minyak diyakini berada di bawah dasar laut dan sekitar 190 triliun kaki kubik gas alam cair. Saat AS dan sekutunya menegaskan strategi ’Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka’ untuk secara langsung menantang tindakan China di Laut China Selatan, perselisihan tersebut semakin dilihat sebagai konteks antara tatanan berbasis aturan dan tatanan berbasis kekuasaan.
Dinamika persaingan kekuatan maritim global di kawasan Asia Tenggara memiliki dampak yang luas dan kompleks. Pertama, keretakan geomaritim di Asia Tenggara, terutama di Laut China Selatan, telah menyebabkan ketegangan politik dan ketidakstabilan di kawasan ini. Sengketa wilayah dan klaim yang saling bertentangan telah mengganggu perdamaian dan keamanan di kawasan ASEAN.
Kedua, persaingan pengaruh kekuasaan antara China dan Amerika juga memengaruhi dinamika kekuatan di kawasan ini. Persaingan ini telah menciptakan ketegangan politik dan ekonomi, serta potensi konflik yang dapat mengancam stabilitas dan kesejahteraan masyarakat di Asia Tenggara. Ketergantungan ekonomi negara-negara ASEAN pada China dan Amerika membuat mereka rentan terhadap fluktuasi dan ketidakpastian dalam hubungan bilateral kedua negara tersebut.
Peran Indonesia
Sebagai ketua ASEAN tahun 2023, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi kawasan ini. Pertama, Indonesia dapat berperan sebagai mediator dalam sengketa maritim di kawasan, terutama di Laut China Selatan. Sebagai negara dengan posisi yang netral dan memiliki hubungan baik dengan berbagai pihak, Indonesia dapat memfasilitasi dialog antara negara-negara yang terlibat sengketa serta mendorong tercapainya penyelesaian yang adil dan berkelanjutan.
Kedua, Indonesia dapat memperkuat peran ASEAN dalam menjaga stabilitas dan kepentingan bersama. Dalam kapasitasnya sebagai ketua ASEAN, Indonesia dapat mempromosikan solidaritas dan kerja sama di antara negara-negara ASEAN untuk mengatasi masalah keretakan geomaritim. Melalui diplomasi yang efektif, Indonesia dapat memperkuat peran ASEAN dalam menghadapi tantangan maritim global dan mengadvokasi kepentingan kawasan ini.
Sebagai ketua ASEAN tahun 2023, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi kawasan ini.
Solusi
Untuk mengatasi persaingan pengaruh kekuasaan antara China dan Amerika di Laut China Selatan serta kawasan Pasifik, beberapa langkah dapat diambil. Pertama, ASEAN perlu memperkuat peran lembaga regional, seperti ASEAN Regional Forum (ARF) dan ASEAN Defence Ministers’ Meeting Plus (ADMM+) dan East Asia Summit (EAS) dalam mempromosikan dialog dan penyelesaian sengketa.
Melalui mekanisme ini, negara-negara ASEAN dapat menghadapi klaim yang melanggar kedaulatan mereka dengan menjunjung prinsip-prinsip Hukum Laut Internasional. Implementasi yang efektif dari UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) dan pembentukan mekanisme penyelesaian sengketa yang efisien dapat membantu mengurangi ketegangan di Laut China Selatan dan Pasifik.
Selain itu, ASEAN juga harus meningkatkan kerja sama ekonomi dan pembangunan di kawasan. Langkah ini dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat dan mengurangi ketimpangan ekonomi yang dapat menjadi sumber ketegangan.
Dalam konteks persaingan pengaruh antara China dan Amerika, ASEAN perlu menjalin kerja sama yang seimbang dengan kedua negara tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan kemitraan yang saling menguntungkan dalam berbagai bidang, seperti perdagangan, investasi, dan pengembangan infrastruktur.
Negara-negara ASEAN perlu meningkatkan kerja sama ekonomi regional, melalui peningkatan konektivitas infrastruktur dan pembentukan pasar yang terintegrasi. Diversifikasi sumber daya ekonomi dan kerja sama yang lebih erat dalam sektor teknologi juga akan membantu mengurangi ketergantungan pada China dan Amerika.
Upaya untuk meningkatkan kapasitas maritim negara-negara ASEAN melalui pendidikan dan pelatihan maritim harus diperkuat. Peningkatan kualitas pendidikan maritim dan program pelatihan untuk nelayan, pelaut, dan personel maritim lainnya akan membantu menciptakan tenaga kerja yang terampil dan terlatih di sektor kelautan.
Dinamika persaingan kekuatan maritim global di kawasan Asia Tenggara memiliki dampak yang signifikan bagi kepentingan orang banyak di kawasan ini. Peran Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun 2023 menjadi kunci dalam mempertahankan stabilitas dan kesejahteraan.
Melalui diplomasi, dialog, dan kerja sama regional yang erat, masalah keretakan geomaritim dan persaingan pengaruh dapat diatasi. Dengan menjaga kedaulatan maritim, menghormati hukum internasional, dan membangun kerja sama yang seimbang dengan mitra eksternal, kawasan Asia Tenggara dapat mencapai stabilitas, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat.