Jelang Grand Prix Danau Toba 2023
Perhelatan Grand Prix F1H2O akan menyemarakkan Danau Toba. Berbagai persiapan terus dilakukan. Selain mempromosikan DSP Danau Toba ke seluruh dunia, ajang balap ini untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi pariwisata.
Setiap olahraga balap, tak terkecuali balap perahu motor supercepat (powerboat), terlebih yang berkelas dunia, bisa dipastikan menawarkan situasi yang seru, menegangkan, dan memacu adrenalin.
Selain dapat menjadi atraksi yang menghibur, olahraga ini juga menjadi alat efektif untuk promosi destinasi pariwisata. Namun, olahraga ini perlu ditunjang dengan aturan keselamatan dan disiplin superketat, serta skill yang teruji dari para pesertanya.
Balapan di atas air tak kalah seru dengan balapan di sirkuit daratan. Menyusul kesuksesan Grand Prix Mandalika, giliran Grand Prix F1H2O akan menyemarakkan Danau Toba pada 24-26 Februari mendatang. Acara ini menjadi balapan pembuka untuk musim 2023.
F1H2O, dengan H2O yang menyimbolkan air, adalah ajang olahraga prestisius adu kecepatan dengan powerboat dan berpengemudi tunggal (single-seater) yang wajib memiliki SIM jet air. Mesin 3.500 cc yang mentenagai perahu kapsul ini mampu mengeluarkan energi sebesar 500 tenaga kuda (horse power) dengan 10.500 rotasi per menit.
Balapan perahu bermotor ini disebut salah satu jenis olahraga paling spektakuler di dunia.
Baca juga: Perahu Motor Formula 1 Momentum Bangkitkan Pariwisata Danau Toba
Destinasi superprioritas
Sebenarnya destinasi wisata di luar Bali, seperti Borobudur, Danau Toba, Taman Nasional Komodo/Labuhan Bajo, dan Pantai Senggigi/Kuta, sudah sejak lama mendunia.
Nusa Tenggara Barat beruntung secara geografis dekat dengan Bali yang menjadi magnet utama pariwisata Indonesia dan kini juga beruntung ”ketempatan” sirkuit Grand Prix dengan ajang-ajang olahraga balap kelas dunia yang akan berlangsung setiap tahun.
Sementara itu, Danau Toba telah dikukuhkan sebagai situs geopark warisan dunia UNESCO 2020 dan sekaligus salah satu dari lima destinasi (wisata) superprioritas (DSP). Kedalaman air di ”teluk” Balige, baik di tepian dermaga (jetty/pontoon) maupun area sirkuit, dan kondisi air yang tenang amat mendukung penyelenggaraan ajang balap ini.
Perhelatan ini diharapkan mendatangkan 20.000 lebih wisatawan dan memberikan efek pengganda ekonomi bagi masyarakat lokal dan para pelaku bisnis pariwisata yang terkait dengan DSP ini. Diperkirakan sebanyak 140 juta orang akan menonton secara daring.
Dengan kedatangan sejumlah besar turis olahraga air ini, tingkat okupansi hotel dan fasilitas akomodasi di Balige dan sekitarnya akan naik, termasuk yang berlokasi di Parapat, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Balige. Demikian pula omzet restoran dan toko cendera mata di sekitarnya akan naik. Selain itu, taksi dari dan ke Balige akan kebanjiran order, baik dari arah Bandara Sisingamangaraja XII maupun Parapat.
Perhelatan sport tourism ini memiliki tujuan strategis, yakni mempromosikan DSP Danau Toba ke seluruh dunia untuk mendongkrak ekonomi lokal/daerah dan mengakselerasi pemulihan pariwisata. Danau Toba akan menjadi tempat penyelenggaraan kejuaraan dunia balap perahu F1H2O hingga 2027. Hal ini menjadi peluang untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan, khususnya wisatawan asing berkelas premium, ke DSP ini.
Kunjungan wisatawan ke Danau Toba, setelah perhelatan Grand Prix, diharapkan meningkat tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya, tak hanya pada saat perhelatan itu saja.
Kendati sudah mendunia sejak lama, tetapi setelah berstatus global geopark warisan dunia UNESCO tahun 2020 dan pasca-pembangunan infrastruktur secara masif beberapa tahun terakhir, DSP Dana Toba tentu jauh lebih siap menarik kunjungan wisatawan dalam jumlah lebih besar lagi, khususnya wisatawan asing.
Hingga November 2022, tercatat kunjungan wisata mancanegara 55.300 orang atau baru 23,56 persen dari periode sama 2019 yang mencapai 234.709 orang.
Terlebih jumlah kunjungan wisatawan dalam masa pandemi Covid-19, terutama 2020 dan 2021, turun drastis. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumatera Utara sebelum pandemi (2019) mencapai 258.822 orang dan terjun bebas jadi 44.400 orang (2020) dan 230 orang (2021).
Hingga November 2022, tercatat kunjungan wisman 55.300 orang atau baru 23,56 persen dari periode sama 2019 yang mencapai 234.709 orang. Namun, dari jumlah itu, tak sampai 10.000 wisman tiba dengan penerbangan langsung melalui Bandara Sisingamangaraja XII selama tahun 2019.
Sebagai destinasi wisata internasional, Danau Toba didukung oleh konektivitas udara dan darat menuju lokasi perhelatan secara umum sangat baik. Para pengunjung dapat mengakses Balige melalui Bandara Sisingamangaraja XII, kemudian menuju Balige via jalan nasional yang dapat ditempuh sekitar 19 menit.
Bandara internasional ini dapat didarati pesawat sekelas Boeing 737-800, 737-900 ER, dan Airbus A320. Untuk wisatawan atau penonton eksklusif yang menggunakan pesawat pribadi atau carter, tersedia Bandara Sibisa yang dapat didarati jet pribadi atau sekelas ATR 72. Dari bandara ini ke Balige dapat ditempuh melalui jalan darat sekitar 50 menit.
Dari Parapat ke Bandara Sisingamangaraja XII dapat ditempuh melalui jalan by pass sepanjang 9,8 kilometer yang baru beroperasi awal 2022. Dengan adanya akses jalan ini, dari Balige ke Parapat yang tadinya harus ditempuh sekitar satu jam 35 menit (karena kemacetan lalu lintas), dimungkinkan untuk dipangkas menjadi sekitar 30 menit.
Wisatawan juga bisa mengakses lokasi perhelatan di kawasan Pelabuhan Mulia Raja, Balige, melalui dermaga Parapat. Dengan konektivitas yang terbilang baik, para turis penonton F1H2O dapat menginap di mana saja sepanjang lokasi akomodasi dapat dijangkau dalam waktu yang dikehendaki untuk tiba di lokasi event di Balige.
Logistik dan keselamatan
Menurut rencana, perlengkapan peserta sebanyak 20 kontainer akan diangkut dengan kapal dan tiba di Pelabuhan Belawan. Berat setiap powerboat (katamaran) sekitar 390 kilogram (termasuk mesin seberat 118 kilogram) dan jumlah pebalap umumnya 20 orang.
Dengan dimensi perahu balap yang panjangnya 6 meter dan lebar 2,5 meter, setiap perahu peserta ditambah segenap perlengkapan perlu satu kontainer 40 kaki (feet).
Dari pelabuhan ini, perlengkapan peserta kemungkinan akan diangkut truk-truk kontainer melalui jalan tol melewati kota Parapat dan lanjut ke Balige sampai di paddock masing- masing, baik dry paddock maupun wet paddock, dan akhirnya standby di start pontoon/jetty.
Dengan konektivitas yang terbilang baik, para turis penonton F1H2O dapat menginap di mana saja sepanjang lokasi akomodasi dapat dijangkau dalam waktu yang dikehendaki untuk tiba di lokasi event di Balige.
Kawasan venue meliputi sirkuit yang berada di air dan pinggir danau sepanjang 200 meter di dalam kawasan Pelabuhan Mulia Raja Napitupulu yang meliputi muara Sungai Aek Halian dan area tanah lapang Sisingamangaraja.
Pada kawasan venue di pinggir danau/pelabuhan ini akan tersedia berbagai fasilitas, seperti tribune VVIP, tempat parkir, dry paddock, wet paddock, akses antara dry dan wet paddock yang memungkinkan powerboat didorong oleh anggota tim ke arah wet paddock menggunakan roda sebelum diturunkan dengan crane ke permukaan air.
Selain itu, sesuai standar UIM, perlu disediakan dua crane untuk mengangkat dan/atau menurunkan perahu ke air pada start pontoon/jetty, dan nantinya untuk mengangkat kembali dari air ke daratan. Sementara, area untuk penonton yang berbatasan dengan air perlu diberi pagar besi untuk pengamanan.
Aspek keselamatan olahraga ini juga tak main-main. Penyelenggara perlu memastikan ketersediaan beberapa powerboat ambulans, lengkap dengan petugas kesehatan dan obat- obatan/peralatan kesehatan. Selain itu, ketersediaan mobil ambulans di darat jika sewaktu-waktu pebalap cedera dan perlu dibawa ke rumah sakit.
Perahu motor para peserta harus dipastikan sesuai dengan standar keselamatan UIM, si antaranya lambung dan kokpit kapal harus terbuat dari material karbon fiber/kevlar/fiber sintetis yang tahan guncangan.
Setiap perahu peserta harus dilengkapi tangki oksigen, kantong udara, dan ballast tank untuk berjaga-jaga agar perahu yang terbalik tidak sampai tenggelam. Peserta wajib menggunakan helm berkamera mini, pelindung leher, dan tameng angin. Belum lagi bahan bakar untuk mesin jet air ini yang juga spesifik.
Ekosistem pariwisata pascapandemi
Membangun ekosistem pariwisata pascapandemi penting dalam rangka mempercepat pemulihan pariwisata dan mengembangkan perjalanan wisata di seluruh Indonesia melalui kolaborasi dari para pemain utama dan kemitraan dengan sektor swasta secara inklusif.
Hal ini sesuai dengan visi dan misi holding BUMN InJourney yang didesain menjadi enabler, orkestrator, inisiator, sekaligus motor penggerak pemulihan pariwisata di Indonesia. BUMN ini belum lama ini diinjeksi dengan 2,14 juta lembar saham pemerintah yang dialihkan dari PT ITDC sesuai PP No 3/2023.
Penyelenggaraan Grand Prix F1H2O menciptakan demand perjalanan dari berbagai penjuru dunia dan domestik menuju Danau Toba dan sebaliknya seusai perhelatan.
Penyelenggaraan Grand Prix F1H2O menciptakan demand perjalanan dari berbagai penjuru dunia dan domestik menuju Danau Toba dan sebaliknya seusai perhelatan. InJourney mempromosikan ticket bundling ke seluruh jaringan di dalam dan luar negeri sehingga penonton dapat layanan penerbangan, akomodasi, dan transportasi sekaligus yang bisa diak- ses melalui aplikasi perbankan.
Pada lini pertama, yakni di sektor hulu, peluang dan momentum perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh korporasi penerbangan, yakni Garuda/Citilink, untuk membawa wisatawan/penumpang dari segala penjuru dunia dan domestik (termasuk Jakarta, Bali, dan lainnya) menuju Danau Toba melalui pintu-pintu masuk di dua bandara utama di Sumatera Utara, yakni Kualanamu dan Sisingamangaraja XII.
Estafet peluang selanjutnya perlu dimanfaatkan sektor hilir dengan pihak terkait, seperti Kaldera Resort yang dikelola BPODT dan hotel-hotel berbintang di bawah Hotel Indonesia Group (HIG), salah satunya Hotel Inna/Khas Parapat yang berbintang tiga. Demikian pula homestay di sekitar kota Balige perlu mempersiapkan standar layanan guna memperoleh peningkatan pendapatan.
Baca juga: Kejuaraan Dunia Perahu Motor F1 H2O di Danau Toba Mendatangkan Rp 212 Miliar
Untuk cendera mata para wisatawan/penonton, telah disiapkan berbagai produk dalam negeri berlogo F1H2O Danau Toba, seperti jaket, sepatu kanky, dan T-shirt. Produk-produk ini merupakan hasil kolaborasi antara InJourney dengan desainer dan UMKM.
Baik Grand Prix F1H2O Danau Toba maupun MotoGP Mandalika merupakan kombinasi antara ajang olahraga kelas dunia dan destinasi wisata berkelas internasional. Ini bisa menjadi strategi yang efektif dan game changer untuk menstimulasi pemulihan pariwisata sekaligus ajang promosi destinasi pariwisata superprioritas.
Wihana Kirana Jaya,Staf Khusus Menteri Perhubungan dan Komisaris InJorney