Dampak inflasi yang segera terasa ialah turunnya daya beli masyarakat. Jumlah barang dan jasa yang bisa dibeli berkurang dengan besar uang yang sama. Inflasi memengaruhi terutama kelompok masyarakat miskin dan rentan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Kenaikan harga bahan bakar minyak, seperti diperkirakan, menyebabkan inflasi. Tantangannya adalah menjaga daya beli masyarakat.
Badan Pusat Statistik mencatat inflasi tahunan mencapai 5,95 persen, sementara untuk September 2022 sebesar 1,17 persen, terutama disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Inflasi menunjukkan terjadi kenaikan harga barang dan jasa.
Kenaikan itu, jika terkendali, menunjukkan pertumbuhan ekonomi. Inflasi yang melebihi prediksi dapat berdampak serius pada kesejahteraan masyarakat dan memengaruhi kinerja ekonomi ke depan. Selain kenaikan harga BBM, pangan juga menyumbang pada inflasi kita.
Dampak inflasi yang segera terasa adalah turunnya daya beli masyarakat. Jumlah barang dan jasa yang bisa dibeli berkurang dengan besar uang yang sama. Inflasi akan memengaruhi terutama kelompok masyarakat miskin dan rentan.
Masyarakat miskin serta rentan membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk kebutuhan dasar, terutama pangan. Biaya transportasi yang ikut bergerak naik, seiring naiknya harga BBM, juga menggerus daya beli. Pada ujungnya, turunnya daya beli akan menurunkan permintaan barang dan jasa.
Dampak lain inflasi adalah kenaikan suku bunga acuan bank sentral, sebagai mekanisme moneter untuk menjinakkan inflasi. Di sisi lain, kenaikan suku bunga acuan ikut mendorong naiknya suku bunga pinjaman perbankan dan mengerem pinjaman baru untuk usaha ataupun konsumsi.
Inflasi yang tinggi juga mendorong buruh dan pekerja menuntut kenaikan upah yang akan memengaruhi harga barang dan jasa.
Pemerintah memperhatikan serius kenaikan inflasi dan pengaruhnya pada masyarakat. Tingginya harga energi dunia menyebabkan pemerintah mengurangi subsidi BBM untuk menjaga keberlanjutan anggaran belanja negara.
Presiden Joko Widodo berulang kali mengingatkan pemerintah daerah agar berperan lebih aktif menjaga produksi pangan. Pemerintah daerah diminta menggunakan anggarannya untuk memberi bantalan pada jasa transportasi orang dan barang.
Jika harga energi tergantung pada pasar internasional, dan Indonesia menjadi pengimpor energi, kita dapat memproduksi pangan di dalam negeri. Walakin, produksi pangan bergantung pada jutaan petani, peternak, dan nelayan. Mereka akan berproduksi apabila hasil usaha mereka memberi imbalan sepadan, karena petani adalah pelaku usaha yang rasional.
Untuk memastikan produksi pangan terjaga, pupuk harus tersedia dengan harga wajar. Logistik kita harus lebih efisien agar ada keseimbangan antara pendapatan petani dan harga di tingkat konsumen.
Pemerintah mencoba menjaga daya beli masyarakat dengan melanjutkan bantuan sosial. Namun, UMKM harus dijaga terus berproduksi dengan membantu mereka melek teknologi digital dan dapat mengelola usaha.
Belanja pemerintah untuk produk dalam negeri, terutama produk UMKM, bisa menjadi penggerak ekonomi. Semua hal itu bisa kita kerjakan bersama di dalam negeri.