Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2022 di Tokyo, Jepang, menyisakan pelajaran berharga tentang dedikasi, keuletan, dan usaha pantang menyerah.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
AFP/PHILIP FONG
Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan (kiri), mengembalikan kok saat melawan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, pada final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2022 di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, Jepang, Minggu (28/8/2022), Hendra/Ahsan dikalahkan Chia/Soh, 19-21, 14-21.
Tim bulu tangkis Indonesia harus puas dengan hasil satu medali perak dan satu perunggu dari Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2022 di Tokyo, Jepang, yang berakhir pada Minggu (28/8/2022). Satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa di final, ganda putra kawakan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dikalahkan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Adapun medali perunggu diraih Fajar Alfian/Rian Ardianto yang dikalahkan Hendra/Ahsan di semifinal.
Kegagalan meraih gelar juara dunia ini terjadi di tengah optimisme seiring hasil baik yang diraih para pebulu tangkis Indonesia pada tiga turnamen sebelumnya. Dari Malaysia Terbuka, Malaysia Masters, dan Singapura Terbuka, dalam tiga pekan beruntun sejak akhir Juni, Indonesia mengoleksi enam gelar juara, empat posisi finalis, dan 4 semifinalis.
Hasil ini membangun harapan setelah prestasi kurang memuaskan di kandang sendiri. Pada dua turnamen, Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka di Jakarta, Juni, skuad pelatnas Cipayung hanya mendapat satu gelar. Bahkan, pada Indonesia Terbuka, tidak ada satu pun pemain Indonesia yang lolos ke semifinal di semua nomor.
PP PBSI
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (kiri) dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (kanan depan) dengan medali masing-masing bersama Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) dan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India) usai final ganda putra Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2022 di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo Jepang, Minggu (28/8/2022),
Setelah tiga turnamen di Malaysia dan Singapura, para pemain pun punya waktu satu bulan untuk mempersiapkan diri menuju kejuaraan dunia. Waktu persiapan itu terbilang mewah di tengah padatnya jadwal pertandingan.
Jejak mereka pantas menjadi teladan dan acuan, terutama bagi pemain muda di pelatnas yang mulai merintis karier di level senior.
Namun, harapan yang terbangun itu perlahan pupus ketika para pemain Indonesia mulai berguguran sejak hari pertama. Dari 15 wakil Indonesia di kelima nomor, hanya tersisa dua tunggal putra dan dua ganda putra di perempat final. Dua tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, kemudian tersingkir, menyisakan Hendra/Ahsan dan Fajar/Rian saling berhadapan di semifinal.
AP PHOTO/SHUJI KAJIYAMA
Mohammad Ahsan (kedua dari kiri) memberi selamat kepada pemain ganda Malaysia, Soh Wooi Yik (kedua dari kanan), sebelum upacara pengalungan medali usai laga final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2022 di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, Jepang, Minggu (28/8/2022).
Terlepas dari hasil undian pertandingan yang kurang menguntungkan, sejumlah pelajaran dapat dipetik dari Tokyo. Keberhasilan Hendra (38 tahun) dan Ahsan (34) bertahan hingga final adalah buah kerja keras, ketekunan, konsistensi bertahan di level tertinggi, dan dedikasi luar biasa keduanya pada cabang olahraga ini. Jejak mereka pantas menjadi teladan dan acuan, terutama bagi para pemain muda di pelatnas yang mulai merintis karier di level senior.
Banyak hal juga bisa dipelajari dari para juara dunia di Tokyo, yakni Viktor Axelsen (Denmark), Akane Yamaguchi (Jepang), Chen Qingchen/Jia Yifan, dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China). Axelsen menempa mental sekuat baja yang menjadikan dirinya sangat sulit dikalahkan. Yamaguchi sangat ulet dan tak kenal lelah. Zheng/Huang serta Chen/Jia juga merajai nomor ganda campuran dan ganda putri, dan masing-masing mengoleksi gelar juara dunia yang ketiga.