Catatan di Balik Apresiasi Penyelenggaraan Mudik 2022
Publik mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menyelenggarakan perjalanan mudik Lebaran 2022. Namun, upaya mengurai kemacetan jalan masih memerlukan perhatian pemerintah di masa mudik mendatang.
Oleh
Yohanes Advent Krisdamarjati
Β·5 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Dengan membawa koper, penumpang KM Gunung Dempo dengan keberangkatan awal Jayapura tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Kota Surabaya, Jawa Timur (29/4/2022).Penumpang KM Gunung Dempo yang turun di Pelabuhan Tanjung Perak sebanyak 1.526 orang. KM Gunung Dempo merupakan kapal Pelni terakhir yang tiba dari Indonesia Timur sebelum Lebaran.
Apresiasi publik ini terekam dari jajak pendapat Kompas pada 10-13 Mei 2022. Tujuh dari 10 responden menyatakan puas dengan kinerja pemerintah dalam mengelola angkutan Lebaran 2022. Lebih terperinci, kepuasan pemudik penumpang kendaraan umum mencapai angka 74,2 persen. Sementara dari pemudik berkendaraan pribadi, sebanyak 66,8 persen responden menyatakan puas.
Kepuasan pada sektor transportasi umum diukur dengan dua variabel, yaitu aspek ketersediaan moda transportasi yang nyaman dan harga tiket yang terjangkau. Hasil jajak pendapat mengungkap bahwa kepuasan terhadap kenyamanan moda transportasi mencapai angka 72 persen. Sementara angka ketidakpuasan sebesar 19,7 persen.
Tingginya angka kepuasan sejalan dengan beberapa catatan kondisi di lapangan. Kementerian Perhubungan mencatat pada periode H-7 hingga H+7 mudik Lebaran 2022 terdapat 13 juta penumpang transportasi umum yang bermobilitas. Angka tersebut merupakan akumulasi dari lima jenis moda transportasi, yaitu transportasi darat, angkutan sungai, danau, dan penyeberangan (ASDP), pesawat udara, kapal laut, serta kereta api.
Luapan jumlah penumpang ini diimbangi dengan kenyamanan layanan. PT Angkasa Pura II yang melayani 32.400 penerbangan menaikkan 5,3 persen layanan jam operasional menjadi 240 jam per hari selama periode perjalanan mudik. Tingkat ketepatan waktu penerbangan di bandara-bandara Angkasa Pura II juga dapat dijaga di atas 70 persen.
Demikian pula dengan layanan kereta api. PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyampaikan bahwa ketepatan waktu perjalanan dalam masa Lebaran, yakni keberangkatan dan kedatangan, mencapai 99 persen. Untuk melayani 4,39 juta penumpang, PT KAI mengoperasikan 4.714 kereta api jarak jauh atau rata-rata 214 kereta per hari.
Kenyamanan layanan kereta api juga didukung oleh tersedianya layanan vaksinasi di stasiun KA, serta pemeriksaan antigen sebagai persyaratan bagi penumpang. Pemeriksaan antigen dan vaksin ini sekaligus menjaga keselamatan penumpang di masa pandemi sejak dari stasiun keberangkatan, selama perjalanan, hingga tiba di stasiun tujuan.
Pada penyelenggaraan angkutan Lebaran 2022, PT KAI juga mencatat kondisi zero accident, perjalanan kereta api berlangsung secara aman tanpa terjadi kecelakaan yang berarti. Selain itu, aduan keluhan dari penumpang terbilang minim. Hal ini juga tertangkap dari jajak pendapat Kompas yang mengungkap bahwa angka ketidakpuasan terhadap kereta api (15,2 persen) adalah yang paling rendah dibandingkan transportasi umum lainnya, seperti pesawat terbang (17,1 persen) serta bus dan travel (20,2 persen).
Sementara itu, ketidakpuasan pemudik yang bermobilitas dengan kendaraan umum bersumber dari harga tiket yang terbilang lebih mahal jika dibandingkan dengan harga hari biasa. Angka ketidakpuasan responden mencapai 32,2 persen terkait harga tiket transportasi umum.
Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa setiap musim liburan, baik itu saat Lebaran, akhir pekan yang panjang, serta liburan akhir tahun, harga-harga tiket transportasi umum melambung tinggi. Dari pihak perusahaan transportasi tentu memanfaatkan kesempatan untuk mendulang lebih banyak keuntungan.
Apabila dilihat dari segi bisnis, ini adalah siklus yang wajar ketika permintaan tinggi maka harga juga meningkat. Namun, perlu adanya kebijakan dari pemerintah sehingga masyarakat tidak terbebani biaya transportasi saat merayakan Lebaran. Publikasi Statistik Wisatawan Nusantara menyebutkan, lebih dari sepertiga biaya perjalanan dihabiskan pada pos pengeluaran transportasi.
Porsi biaya transportasi adalah yang terbesar dibandingkan pengeluaran untuk makanan dan minuman serta komponen belanja dan membeli cendera mata. Melihat data ini, tidak heran jika peningkatan ongkos tiket perjalanan mudik akan berpengaruh ke pengeluaran pemudik dan berujung pada berkurangnya penilaian kepuasan publik.
Transportasi pribadi
Selain menggunakan transportasi umum, sebagian pemudik memilih transportasi pribadi dengan harapan lebih efisien dalam hal biaya serta leluasa dalam menentukan arah dan tujuan perjalanan. Kepuasan pemudik dengan kendaraan pribadi terhadap penyelenggaraan angkutan Lebaran 2022 diukur melalui dua variabel.
Variabel pertama yaitu tersedianya infrastruktur jalan dan sarana pendukungnya yang memadai. Kemudian variabel yang kedua adalah antisipasi kemacetan selama masa arus mudik dan arus balik.
Hasilnya, 72,6 persen responden menyatakan puas terhadap infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah. Capaian angka kepuasan tersebut salah satunya didukung oleh konektivitas jalan tol yang membentang dari barat hingga timur Pulau Jawa. Selain itu, jaringan jalan tol juga sudah bisa dirasakan oleh pemudik yang melintasi Pulau Sumatera walaupun baru sebagian wilayah yang terdapat akses jalan tol.
Hal lainnya yaitu mengenai antisipasi kemacetan, tingkat kepuasan publik berada di angka 60,8 persen. Dibandingkan dengan variabel sebelumnya, angka kepuasan terbilang lebih rendah. Ketidakpuasan pemudik bersumber dari masih adanya simpul-simpul kemacetan yang cukup menghambat perjalanan.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Kepadatan arus lalu-lintas kendaraan saat arus balik Lebaran yang dimulai beberapa hari ini di jalan tol Bawen-Semarang, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (6/5/2022).
Kemacetan di jalan tol yang menjadi sorotan terjadi di sekitar lokasi peristirahatan sementara atau rest area. Selain itu, kemacetan juga terjadi di ruas jalan arteri dan jalan tol lainnya. Kepadatan di jalan arteri ditimbulkan oleh aturan satu arah dan ganjil genap yang diterapkan di jalan tol lintas Jawa.
Walau berdampak menimbulkan kemacetan di jalan arteri, kebijakan rekayasa lalu lintas di jalan tol dianggap efektif dan berhasil oleh 72,3 persen responden jajak pendapat Kompas. Dengan demikian, pemerintah diharapkan memberi perhatian lebih dalam melakukan rekayasa lalu lintas terutama di jalan arteri untuk mengatasi kemacetan.
Kepuasan pemudik yang berkendaraan pribadi turut disokong oleh aspek keamanan dan keselamatan selama perjalanan. Korlantas Polri mencatat, selama periode mudik Lebaran 2022 terjadi 3.457 kecelakaan lalu lintas. Angka ini lebih rendah 11 persen dibandingkan ketika tahun 2019.
Adapun jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal 530 jiwa. Jumlah korban meninggal 40 persen lebih rendah dibandingkan mudik Lebaran 2019. Hal ini menjadi capaian yang perlu terus ditingkatkan, yaitu dengan menekan angka kecelakaan.
Salah satu barometer keberhasilan pemerintah dalam menyelenggarakan angkutan Lebaran setiap tahun yaitu dari kepuasan masyarakat yang selamat sampai tujuan, baik saat berangkat ke kampung halaman maupun kembali ke tempat asal. Secara umum, sebagian besar responden (65,5 persen) menyatakan bahwa situasi mudik Lebaran 2022 lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Apresiasi dari publik dapat menjadi motivasi bagi pemerintah untuk meningkatkan performa penyelenggaraan angkutan Lebaran di tahun mendatang. Utamanya adalah mengurai kemacetan dan memantau kenaikan harga tiket angkutan umum.
Tantangan lain adalah mengantisipasi lonjakan penumpang angkutan laut. Pada mudik Lebaran tahun ini, moda angkutan laut menjadi pilihan terbanyak. Banyaknya penumpang kapal berimbas pada penumpukan di sejumlah pelabuhan, seperti Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk.
Berbagai catatan tersebut menjadi bekal mitigasi pemerintah dalam menyiapkan arus mudik Lebaran tahun depan. Harapannya, perjalanan mudik Lebaran 2023 akan lebih lancar dan nyaman, baik bagi pemudik dengan moda kendaraan umum maupun pribadi. (LITBANG KOMPAS)