Setelah Dua Kali Kalah di Final, Putri Akhirnya Juara di Korea Masters
Indonesia berhasil membawa pulang satu gelar dari Korea Masters melalui pemain tunggal putri, Putri Kusuma Wardani.
Oleh
PRASETYO EKO PRIHANANTO
·3 menit baca
HUMAS PP PBSI
Putri Kusuma Wardani berpose dengan medali juara Korea Masters setelah pada partai final mengalahkan tunggal putri China, Han Qian Xi, dengan skor 21-14, 21-14 di Iksan, Korea Selatan, Minggu (10/11/2024).
IKSAN, MINGGU — Setelah dua kali kalah beruntun di partai final, tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, akhirnya bisa menjadi yang terbaik pada final ketiganya tahun ini. Pebulu tangkis berusia 22 tahun ini menjadi juara Korea Masters seusai mengalahkan wakil China, Han Qian Xi, dua gim langsung, 21-14, 21-14, Minggu (10/11/2024).
Ini merupakan final ketiga Putri setelah mencapai babak yang sama di Taiwan Terbuka dan Hong Kong Terbuka. Pada dua final terdahulu, Putri harus mengakui keunggulan lawan-lawannya.
Di Taiwan, September lalu, Putri ditaklukkan oleh pemain Korea Selatan, Sim Yu Jin, 17-21, 13-21, pada partai puncak. Adapun pekan berikutnya di Hong Kong, dia harus mengakui keunggulan tunggal putri China, Han Yue, 18-21, 7-21.
Pada final kali ini, Putri tak mau lagi gagal untuk ketiga kalinya. Ia bermain habis-habisan saat menghadapi Han pada final turnamen yang masuk dalam kategori BWF World Tour Super 300 ini.
”Pastinya pertama mengucap syukur alhamdulillah, sangat senang bisa kembali ke podium tertinggi di Korea Masters ini,” kata Putri seusai pertandingan final.
HUMAS PP PBSI
Putri Kusuma Wardani melakukan pukulan saat bertanding pada partai final Korea Masters melawan tunggal putri China, Han Qian Xi. Putri menjadi juara setelah memenangi pertandingan dengan skor 21-14, 21-14 di Iksan, Korea Selatan, Minggu (10/11/2024).
Meskipun bertekad menang, Putri mengatakan tidak mau terbebani keharusan untuk menang saat menghadapi Han. Ia pun tampil lepas sehingga bisa mengakhiri pertandingan dengan kemenangan.
”Dari setelah memastikan diri masuk final kemarin, saya tidak terlalu banyak berpikir untuk laga hari ini. Inginnya main lepas saja. Di dua final sebelumnya, saya sebenarnya sudah melakukan itu, tapi masih ada rasa tegang dan lain-lainnya. Hari ini semua berjalan sesuai yang saya inginkan,” tuturnya.
Pemain yang memiliki ranking ke-21 dunia itu menambahkan, dirinya bisa membaca permainan Han yang dikenal sangat kuat dan tidak kenal lelah. ”Saya sudah pernah bertemu dia dulu, memang tipe pemain yang cukup kuat dan tidak mudah menyerah. Tapi, tadi saya sudah baca kebiasaan dan kelebihannya. Jadi, saya bisa lebih menahan dia,” ucapnya.
Putri mengungkapkan, ia sangat emosional setelah berhasil menjadi juara. Ia merasa bangga karena bisa bangkit setelah mengalami masa-masa sulit dalam karier bulu tangkisnya.
”Bangga dengan diri sendiri karena sampai detik ini masih bisa bertahan, masih kuat. Selebihnya saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Banyak yang harus dilewati sejauh ini dan saya bisa bangkit,” ujarnya.
Sayangnya, Indonesia gagal menambah gelar setelah Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja mengalami kekalahan pada partai puncak. Dejan/Gloria harus mengakui keunggulan ganda campuran China, Guo Xin Wa/Chen Fang Hui, dengan skor 10-21, 12-21.
HUMAS PP PBSI
Ganda campuran Indonesia, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, saat tampil pada partai final Korea Masters melawan pasangan China, Guo Xin Wa/Chen Fang Hui, di Iksan, Korea Selatan, Minggu (10/11/2024). Dejan/Gloria harus mengakui keunggulan lawan.
Menurut Dejan, kekalahan tersebut terjadi karena mereka tidak bermain maksimal dan tidak bisa mengembangkan permainan. ”Kami terlalu terburu-buru. Saat tertekan, kami sudah mencoba berbagai cara, tetapi kami banyak melakukan kesalahan sendiri. Ini yang membuat kami tidak bisa berkembang. Akhirnya game plan-nya tidak sesuai yang kami harapkan,” kata Dejan.
Gloria menambahkan, rencana permainan yang telah mereka siapkan jelang final tidak berjalan dengan baik saat menghadapi Guo/Chen.
”Secara persiapan semua berjalan baik-baik saja, sama seperti kemarin. Hanya, di lapangan eksekusinya kurang baik. Di final ini memang tempo permainan lawan berbeda dengan di babak pertama. Sebenarnya ini yang kami perlukan, sayang hari ini tidak menemukan ritmenya,” ujar Gloria.