Gregoria kalah di babak pertama China Terbuka setelah pada babak kedua Hong Kong Terbuka. Ini menjadi tamparan baginya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
CHANGZOU, RABU — Gregoria Mariska Tunjung masih kesulitan tampil baik setelah Olimpiade Paris 2024. Dia tak bisa melewati babak-babak awal pada dua turnamen bulu tangkis dalam dua pekan beruntun dalam Tur Asia.
Tunggal putri Indonesia peringkat ketujuh dunia itu disingkirkan pemain India peringkat ke-43 dunia, Malvika Bansod, pada babak pertama China Terbuka BWF World Tour Super 1000. Pada pertandingan di Changzhou Olympic Sports Centre, Rabu (18/9/2024), Gregoria kalah dengan skor 24-26, 19-21. Kekalahan tersebut terjadi tak lama setelah dia kalah dari Ratchanok Intanon pada babak kedua Hong Kong Terbuka Super 500, sepekan sebelumnya.
Dua turnamen di Asia dalam dua pekan tersebut diikuti Gregoria setelah mendapat medali perunggu Olimpiade Paris 2024 pada 26 Juli-11 Agustus. Setelah itu, dia mengikuti banyak acara pemberian penghargaan di Jakarta, lalu sakit cacar air hingga batal mengikuti Jepang dan Korea Terbuka pada 20 Agustus-1 September. Tak pelak, persiapan tunggal putri nomor satu Indonesia itu untuk turnamen setelah Olimpiade sangat minim.
Saat berhadapan dengan Bansod, Gregoria langsung tertinggal jauh pada setiap gim dengan selisih terjauh delapan poin pada gim pertama (pada skor 4-18) dan sembilan poin (3-12) pada gim kedua. Dia kesulitan mengikuti pergerakan cepat Bansod yang memiliki hasil terbaik ketika mencapai final turnamen Syed Modi International Super 300 pada 2022 di negaranya sendiri.
Semangat pantang menyerah dan dengan drop shot silang yang menjadi senjatanya, Gregoria bisa mengimbangi skor lawan menjelang akhir kedua gim. Pada gim pertama dia bahkan mendapat tiga game point pada skor 20-19, 21-20, dan 22-21. Adapun pada gim kedua, Gregoria mendekat dari skor 15-20 menjadi 19-20.
Namun, peluang-peluang tersebut tak berbuah kemenangan karena dia berkali-kali membuat kesalahan pada penyelesaian akhir. Saat unggul 20-19 pada gim pertama, misalnya, kok dari smes silang jatuh di luar lapangan. Di sisi lain, pergerakan cepat dari Bansod dalam mengantisipasi pukulan membuat Gregoria beberapa kali mati langkah.
”Pergerakan saya lambat. Saat reli, saya hanya mengikuti irama lawan yang bermain dengan percaya diri. Itu membuat saya bermain kurang nyaman. Selain itu, saya juga kurang berinsiatif membuat serangan,” tutur pemain berusia 25 tahun tersebut.
Gregoria, yang memiliki dua gelar BWF World Tour dari lima final, mengatakan, dia kesulitan menunjukkan permainan dalam level terbaiknya. ”Saya seharusnya bisa bermain lebih baik. Kekalahan ini menjadi tamparan bagi saya. Dalam dua turnamen setelah Olimpiade, hasil dan performa tidak sesuai yang saya inginkan,” kata pemain yang tak pernah sungkan dalam mengkritik dirinya sendiri itu.
Tersingkirnya Gregoria membuat Indonesia tak memiliki wakil lagi pada tunggal putri karena dia menjadi satu-satunya pemain Indonesia pada nomor itu. Jika tak ada perubahan, turnamen berikutnya yang akan diikuti Gregoria adalah Arctic Terbuka di Vantaa, Finlandia, pada 8-13 Oktober.
Meski panggung persaingan terbesar pada 2024 telah lewat, yaitu Olimpiade Paris, pebulu tangkis bersaing untuk agenda besar BWF pada akhir tahun, yaitu Final BWF. Kejuaraan yang hanya akan diikuti delapan wakil terbaik dari setiap nomor itu akan berlangsung di Hangzhou, China, 11-15 Desember.
Dejan/Gloria
Selain Gregoria, Indonesia juga hanya memiliki satu wakil pada ganda campuran, yaitu Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Mereka mendapat tiket babak kedua setelah mengalahkan Lee Chun Hei Reginald/Ng Tsz Yau dengan skor 21-7, 11-3. Lawan Dejan/Gloria dari Hong Kong tersebut tak dapat menyelesaikan pertandingan karena cedera yang dialami Ng. Cedera tersebut juga membuat Lee/Ng tak bisa menyelesaikan pertandingan pada babak kedua Hong Kong Terbuka.
”Menang dengan cara seperti ini memang bukan yang diharapkan, tetapi kami bersyukur bisa melewati babak pertama setelah selalu kalah di awal. Ini menjadi modal kami untuk bangkit karena tidak mudah melewati ini,” ujar Dejan yang selalu kalah pada babak pertama dalam empat turnamen beruntun sebelum bersaing di China Terbuka.
Sebagian besar pemain Indonesia lainnya juga akan mengawali penampilan di China Terbuka pada Rabu, seperti Jonatan Christie, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Adapun dari pertandingan Selasa, Anthony Sinisuka Ginting mengalahkan sesama pemain pelatnas, Chico Aura Dwi Wardoyo, 21-18, 21-17 dan akan berhadapan dengan unggulan teratas, Shi Yu Qi, pada babak kedua.
Ganda putra Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin juga akan menantang unggulan pertama asal tuan rumah pada babak kedua, yaitu Liang Wei Keng/Wang Chang. Pada babak pertama, Fikri/Daniel menang atas Chiu Hsiang Chieh/Wang Chi Lin, 21-13, 21-13.