Polemik daerah tidak memengaruhi fokus Joe Aditya. Dia menyapu bersih emas pada semua nomor renang yang diikuti.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Perenang Joe Aditya masih irit senyum saat berlomba pada nomor 100 meter gaya bebas PON Aceh-Sumut 2024. Suasana hatinya belum begitu cerah seusai polemik yang mengharuskannya membela DKI Jakarta. Meski begitu, Joe menunjukkan mentalitas seteguh karang. Polemik itu tidak memengaruhi fokusnya. Hingga kini, dia telah memenangi semua nomor yang diikuti.
Joe, yang berusia 23 tahun, merebut emas keempat pada empat nomor perorangan yang dia ikuti. Terbaru, Joe memenangi lomba 100 meter gaya bebas dengan catatan waktu 50,28 detik. Joe unggul atas perenang Jabar, Erick Ahmad Fathoni, yang finis dengan 50,70 detik dan perenang Sulawesi Tengah, Jeremy Elyon, yang mencatatkan waktu 50,77 detik.
Catatan waktu itu tidak hanya membawa Joe merebut emas, melainkan juga memecahkan rekor nasional. Selama ini, rekor 100 meter gaya bebas putra dipegang oleh Triady Fauzi Sidiq yang mencatatkan waktu 50,49 detik pada PON Jawa Barat 2016.
Predikat sebagai ”Raja Kolam” benar-benar pantas disematkan kepada Joe. Sebelumnya, dia juga sudah memenangi emas pada nomor 50 dan 100 meter gaya kupu-kupu dan 200 meter gaya bebas. Perenang dari provinsi lain belum ada yang mampu melampaui catatan waktu Joe. Dia seolah melaju sendirian.
Segala prestasi itu dia raih ketika suasana hatinya belum sepenuhnya pulih. Dari raut wajahnya yang irit senyum, tampak Joe masih memendam kekecewaan setelah gagal mewakili Sulawesi Tengah (Sulteng). Padahal, selama 2,5 tahun belakangan Joe mendapatkan pembinaan secara intensif dari provinsi tersebut.
”Tentu saja, banyak kejadian yang tidak bisa kita kontrol. Ada kesalahan teknis, apa pun kejadian-kejadian yang tidak terduga.Namun, saya tetap fokus kepada apa yang bisa saya lakukan. Apa yang bisa saya kontrol,” tuturnya ditemui seusai berlomba di Kolam Renang Selayang, Kota Medan, Sumut, Rabu (18/9/2024) malam.
Pada babak kualifikasi menuju PON, Joe masih berstatus sebagai atlet Sulteng. Namun, statusnya digugat ke Dewan Hakim PON. Keputusan akhirnya diambil, Joe dinyatakan tetap sebagai atlet Jakarta, daerah yang dia wakili pada edisi PON sebelumnya di Papua.
”Joe Aditya Wijaya Kurniawan mewakili DKI Jakarta di SEA Games, Asian Games, dan bahkan kompetisi renang Olimpiade Paris kemarin. Jadi, tidak habis pikir kita kenapa tiba-tiba dia diklaim milik Sulteng,” kata Manajer Tim Renang DKI Jakarta, Jovinus Carolus Legawa, melalui keterangan tertulis.
Saya sebagai atlet tentunya harus tetap profesional, harus tetap fokus pada pertandingan yang saya ikuti.
Dampak polemik itu, Joe jarang tersenyum. Sebelum lomba bahkan saat pengalungan medali, tiada keceriaan di wajahnya. Apa yang ada hanya ekspresi kekecewaan. Saat naik podium untuk menerima penghargaan, Joe selalu mengenakan jaket kontingen Indonesia pada Olimpiade Paris 2024, alih-alih jaket kontingen Jakarta.
”Saya, pertama-tama, hanya merasa kecewa saja terhadap kejadian dan polemik yang terjadi. Namun, saya sebagai atlet tentunya harus tetap profesional, harus tetap fokus pada pertandingan yang saya ikuti,” ujarnya.
Pada PON Papua 2021, Joe masih tergolong perenang yang baru melejit. Pancaran bakatnya sudah terlihat, tetapi belum seterang saat ini. Beberapa tahun berselang, Joe telah tumbuh menjadi perenang bintang. Sebelum tampil pada PON Aceh-Sumut, Joe juga mewakili Indonesia pada Olimpiade Paris. Di sana dia tampil pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu.
Perkembangan Joe sungguh menjanjikan. Meski didera masalah perebutan atlet oleh daerah, Joe tetap menunjukkan kekuatan mental serta pemusatan pikirannya. Bukan hal mengejutkan jika dalam beberapa tahun ke depan, pancaran bakat Joe akan bersinar lebih terang daripada saat ini.