Siman mengakui sedang menuju senja karier setelah meraih emas PON 2024. Beberapa nama masuk radar sebagai calon penerus.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
Perenang nasional I Gede Siman Sudartawa merasa sedang berada pada tahap menuju senja karier. Siman hingga saat ini masih menjadi perenang gaya punggung terbaik Indonesia. Namun, usia mulai menggerogoti tubuhnya. Meski demikian, calon penerus Siman turut muncul pada arena PON Aceh-Sumut 2024.
Walau sudah berusia 30 tahun, keperkasaan Siman masih sulit ditandingi perenang-perenang muda. Predikat Siman sebagai perenang gaya punggung terhebat Indonesia masih terpancar kala memenangi nomor 50 meter pada PON Aceh-Sumut di Kolam Renang Selayang, Kota Medan, Senin (16/9/2024) malam.
Ia finis terdepan dengan catatan waktu 25,46 detik. Siman yang kini membela Sulawesi Tengah unggul atas perenang DKI Jakarta Jason Donovan Jusuf (25,62 detik) dan perenang Papua Farrel Armandio Tangkas (26,00 detik). Capaian ini membuat Siman sukses meraih emas PON nomor 50 meter gaya punggung tiga kali secara beruntun sejak 2016.
Dengan hasil itu, Siman semestinya merasa percaya diri bakal kembali bisa memperkuat tim renang Indonesia pada SEA Games 2025. Disinggung mengenai ini, Siman justru tidak berharap banyak karena dia merasa ragu performanya pada tahun depan bisa sama seperti saat ini.
”Belum tahu, lihat nanti. Pokoknya aku tahun ini mikir untuk PON dulu saja. Karena tahun depan, kan, (SEA Games) kebetulan Desember, berarti itu sudah umur 31 lebih. Lihat perkembangannya sih tahun depan,” ujarnya.
Pada edisi SEA Games terbaru di Kamboja tahun lalu, Siman mempersembahkan emas nomor 50 meter gaya punggung seusai finis tercepat dengan waktu 25,16 detik. Siman menjadi jaminan medali bagi Indonesia di SEA Games. Sejak perhelatan SEA Games 2011, ia tidak pernah absen menyumbangkan medali.
Melihat Siman yang masih belum tertandingi di level nasional, ditambah pernyataannya terkait usia yang sudah tidak muda lagi, tanda tanya siapa perenang 50 meter gaya punggung Indonesia pada SEA Games tahun depan pun menyeruak. Jika tidak segera menyiapkan penerus, tradisi medali Indonesia pada renang nomor gaya punggung putra akan hilang.
Harapan terhadap penerus Siman menemukan sedikit titik terang seiring penampilan impresif Jason. Secara usia, Jason masih sangat muda, 17 tahun. Mencatatkan waktu 25,62 detik pada PON perdana merupakan sesuatu yang layak dicermati.
Catatan waktu Jason itu hanya berselisih 0,01 detik dari perenang Singapura, Quah Zheng Wen, yang meraih perunggu di SEA Games Kamboja. Ia bahkan bisa mengungguli Farrel yang merupakan perenang pelatnas.
Jason merasa belum puas finis dengan 25,62 detik. Ia merasa catatan waktu tersebut masih bisa lebih cepat lagi andai ayunan tangan dan memulai lombanya lebih ditingkatkan. Sebelum berlomba pun Jason sudah percaya diri bakal mendapat medali.
”Target terdekat bisa masuk tim renang Indonesia di SEA Games tahun depan. Semoga bisa meraih medali di sana. Masih banyak yang bisa diperbaiki dari penampilan saya tadi,” ujar Jason.
Dia adalah salah satu atlet berbakat yang kita harus jaga.
Perenang menjanjikan
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Akuatik IndonesiaWisnu Wardhana menilai Jason sebagai perenang yang menjanjikan. Tidak tertutup kemungkinan dia akan menjadi salah satu calon penerus Siman beberapa tahun mendatang.
”Dia adalah salah satu atlet berbakat yang kita harus jaga, karena untuk atlet yunior inikadang-kadang masih belum stabil, ya. Kita harus jaga betul. Jadi, kita harus lihat bagaimana dia juga bisa menjaga performanya. Dia juga masih sekolah. Nah, itu yang kita harus jaga,” tutur Wisnu.
Selain Jason, ada beberapa perenang lain, seperti Lilly Kartina Beales dan Izzy Dwifaiva Hefrisyanthi, yang juga dinilai tampil impresif di PON. Izzy bahkan sudah memborong empat emas untuk renang nomor jarak jauh.
Setelah PON, perenang-perenang muda potensial yang muncul di PON ini akan dipanggil ke pelatnas. Akuatik Indonesia akan bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk menggelar pelatnas yang dibagi menjadi dua, yaitu pelatnas jangka panjang untuk Youth Olympic Games pada 2026 dan Youth Asian Games pada 2025. Wisnu berharap pelatnas bisa dimulai pada Oktober.
”Untuk pelatnas SEA Games juga kami nanti akan melakukan review dengan tim dari Kemenpora bagaimana tim yang terbaik, komposisinya seperti apa. Itu juga akan coba disiapkan secepatnya. Hasil (pemantauan) dari PON ini sudah ditunggu Kemenpora, di mana kami akan memaparkan serta menganalisis hasil PON. Saya lihat (catatan) waktunya sangat menjanjikan, terutama untuk perenang-perenang yunior,” kata Wisnu.