PSSI Temukan Dua Pesepak Bola Putri Potensial di PON
Satoru Mochizuki menemukan dua bakat baru yang berpotensi dipanggil timnas putri. Jumlah itu dinilai masih kurang.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
DELI SERDANG, KOMPAS — Perhelatan cabang sepak bola putriPON Aceh-Sumut berakhir dengan keberhasilan Jawa Barat merebut emas setelah mengalahkan DKI Jakarta, 3-0, di Stadion Mini Pancing, Deli Serdang, Sabtu (14/9/2024). PON sekaligus menjadi ajang bagi Pelatih Timnas Putri, Satoru Mochizuki, memantau bakat-bakat pesepak bola putri baru. Hasilnya, ada dua pemain yang menarik minat Mochizuki.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir seusai menyaksikan laga final sepak bola putri. ”Dari laporan Bu Vivin (Cahyani Sungkono, anggota Komite Eksekutif PSSI), beliau (Mocizhuki) melihat ada dua pemain potensial,” ucap Erick.
Erick tidak merinci lebih dua pemain yang dimaksud berasal dari provinsi mana. Semua data pemain saat ini dimiliki Mochizuki. Dua pemain potensial itu di luar para pemain timnas yang juga turut ambil bagian pada PON kali ini.
Pelatih asal Jepang itu memang menjadikan PON sebagai ajang mencari pemain-pemain baru yang dinilai layak bergabung dengan timnas. Ketiadaan liga sepak bola putri di Indonesia memaksa Mochizuki sampai ”turun gunung” melihat langsung bakat-bakat terbaik daerah yang berlaga di PON.
Semenjak babak penyisihan grup, Mochizuki terjun langsung memantau para pesepak bola putri. Ia selalu ditemani dua asistennya. Dia menghadiri hampir seluruh pertandingan penyisihan yang berlangsung tiga kali dalam satu hari.
Menurut Erick, dua pemain temuan Mochizuki itu tergolong masih kurang untuk basis data (database) pemain timnas putri. Padahal, ia berharap setidaknya ada 150 pesepak bola putri yang bisa terhimpun dalam data PSSI.
”Kurang, sih. Kalau bisa, kan, yang selalu saya bilang, 150 orang. Kalau ada 50 orang saja, sudah bersyukur. Jadi, sekarang sudah ada 23 sampai 30 orang,” kata Erick.
PSSI merencanakan timnas putri untuk menjalani pemusatan latihan di Jepang, akhir September 2024. Setelah itu, mereka dijadwalkan melakoni sejumlah laga uji coba di beberapa negara.
Erick tetap pada pendiriannya untuk menunda pelaksanaan liga sepak bola putri hingga talenta yang ada dirasa cukup banyak. Menurut Erick, liga tidak akan bisa berjalan jika jumlah pesepak bola putri yang punya teknik mumpuni belum banyak. Untuk itulah, dia akan terus melanjutkan program pemusatan latihan jangka panjang timnas putri.
”Karena tidak mungkin kita menggelar liga (putri), tapi talenta pool-nya belum siap jumlahnya. Jadi tidak mungkin,” ujarnya saat disinggung mengenai kepastian PSSI menggelar liga sepak bola putri.
Penantian panjang
Tim sepak bola putri Jabar yang mayoritas diperkuat pemain timnas akhirnya mengakhiri penantian panjang pada PON Aceh-Sumut. Setelah hanya meraih perak pada edisi PON Papua 2021, tim besutan pelatih Fauzi Bramantio itu akhirnya merebut emas.
Jabar menumbangkan DKI Jakarta pada laga final dengan skor cukup telak, 3-0. Gol kemenangan Jabar dicetak Rosdillah Siti Nurrohmah (dua gol) dan eksekusi penalti sang dirigen lini tengah, Helsya Maeisyaroh.
Antusiasme masyarakat menyaksikan laga final ini cukup tinggi. Hampir semua kursi di tribune Stadion Mini Pancing penuh terisi. Suporter kedua tim pun terus bernyanyi dan memberi semangat kepada tim masing-masing.
Para pemain Jakarta yang biasanya nyaman memainkan penguasaan bola kali ini tidak bisa bermain lepas. Itu karena para pemain Jabar selalu menekan mereka secara intens. Pada akhirnya, para pemain Jakarta lebih memilih melepaskan umpan-umpan panjang yang mudah dipatahkan pemain Jabar.
Bagi Helsya, emas kali ini merupakan bukti bahwa prestasi selalu diraih dengan kesabaran dan meniti dari bawah. ”Ini ibaratnya seperti menaiki tangga. Naik perlahan-lahan, satu per satu, dan naik setiap tahun. Tahun kemarin, kan, dapat perak, tahun ini sekarang dapat emas. Semoga bisa mempertahankan ini di PON berikutnya,” kata Helsya yang saat ini memperkuat klub Jepang, FC Ryukyu Ladies.
Sementara itu, pelatih Jakarta, Aji Riduan Mas Alex, mengakui tim Jabar jauh unggul secara teknik dibandingkan timnya. Aji agak kecewa dengan hasil akhir, apalagi Jakarta tidak sekali pun mampu mencetak gol. Padahal, penyerang Jakarta, Sheva Imut, sempat mendapatkan dua peluang emas di depan gawang.
”Target kami memang emas setelah edisi sebelumnya hanya jadi semifinalis,” ucap Aji.