Issa Behuku, pedayung rowing dari Maluku, bersinar di PON Aceh-Sumut 2024. Dia menumbuhkan asa penerus Chelsea Corputty.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
Maluku tidak pernah kehabisan talenta atlet dayung disiplin rowing. Setelah Chelsea Corputty dan La Memo membawa nama Maluku dan Indonesia hingga kancah Asia dan dunia, kini pedayung muda muncul untuk meneruskan kiprah mereka. Salah satunya ialah Issa Behuku.
Issa Behuku masih belum bisa melakukan selebrasi apa-apa, Kamis (12/9/2024) siang. Setelah selesai mengikuti perlombaan dayung rowing nomor Quadruple Scull Putri (W4X), Issa dan teman-teman berjalan nyaris tanpa ekspresi. Lebih tampak bingung.
Di Waduk Keuliling, Indrapuri, Aceh Besar itu, Issa dan kawan-kawan bersaing ketat dengan Jawa Barat pada perlombaan final PON Aceh-Sumut 2024 itu. Saking ketatnya, pemenang harus ditentukan lewat foto finis.
Setelah menunggu beberapa menit, baru diketahui ternyata Jabar finis sepersekian detik lebih dulu. Jawa Barat, yang akhirnya meraih emas, menempuh jarak 2.000 meter dengan catatan waktu 7 menit 40,707 detik. Adapun Issa dan kawan-kawan terpaksa puas menjadi urutan kedua setelah finis dalam waktu 7 menit 40,767 detik.
Pada 500 meter pertama, Issa dan kawan-kawan sempat memimpin perlombaan yang diikuti oleh enam tim tersebut. Berlomba pada jalur empat, Issa disusul Jawa Barat saat menuju jarak 1.000 meter. Mereka sebenarnya sempat memimpin lagi pada jarak 1.500 meter dengan keunggulan 0,40 detik. Namun, Jabar kemudian berhasil menuntaskan perlombaan dengan kemenangan.
”Siapa pun pasti ingin menjadi juara, ya, memberikan medali emas untuk Maluku. Namun, kami sudah melakukan yang terbaik, sudah berusaha walau saat latihan tidak terlalu cepat,” tutur Issa selepas pengalungan medali.
Issa patut berbangga karena bersama timnya kini lebih bisa mengimbangi Jabar ketimbang PON Papua 2021. Saat PON Papua 2021 ketika Jabar juga meraih emas dan Maluku meraih perak, Issa selalu tertinggal sejak awal. Tidak terlihat persaingan seketat di PON Aceh-Sumut 2024.
Tak hanya itu, Issa yang sejam sebelumnya berlomba pada nomor Single Scull Putri (W1X) juga mampu meningkatkan prestasinya. Pada edisi sebelumnya, Issa hanya bisa finis pada urutan kelima. Di Aceh-Sumut 2024, pedayung berusia 19 tahun ini sukses menempati posisi ketiga untuk membawa pulang perunggu.
Issa belum bisa mengalahkan dua senior sekaligus atlet nasional, Mutiara Rahma Putri dan Nurtang. Namun, pedayung asal Buru Selatan, Maluku, ini mampu mengimbangi atlet yang pernah berlaga di Olimpiade Tokyo 2021 dan SEA Games Vietnam 2021 itu.
Kehadiran Issa pun mengantarkan Maluku membawa pulang dua medali pada final hari pertama tersebut. Meski belum bisa mempersembahkan emas pertama bagi Maluku, Issa menunjukkan perkembangan positif bagi Maluku yang ditinggalkan para pedayung andalannya.
Di PON Aceh-Sumut 2024, pembatasan usia pedayung diterapkan. Atlet yang bisa mengikuti perlombaan maksimal lahir pada tahun 1996. Dengan demikian, Maluku tidak bisa diperkuat dua pedayung yang telah menembus level internasional, yaitu Chelsea Corputty dan olimpian La Memo yang sama-sama kelahiran 1995.
Padahal, Chelsea dan Memo selalu jadi andalan Maluku untuk meraih emas di PON. Memo meraih 2 emas dalam nomor rowing Single Scull Putra dan Double Scull Putra dI PON Jabar 2016. Prestasi serupa diraih Memo pada PON Papua 2021.
Sementara itu, Chelsea berhasil mengumpulkan 3 emas dan 3 perak dalam keikutsertaan pada tiga edisi PON. Chelsea sudah memulai penampilannya di PON Riau 2012.
Saya memang ingin seperti Kak Chelsea dan Kak Memo yang bisa masuk pelatnas, berlomba di luar negeri, dan meraih prestasi.
Issa pun dapat menjadi harapan baru bagi Maluku untuk tetap menjaga regenerasi pedayung. ”Saya memang ingin seperti Kak Chelsea dan Kak Memo yang bisa masuk pelatnas, berlomba di luar negeri, dan meraih prestasi. Itu mimpi saya. Makanya, saya harus latihan lebih keras agar bisa seperti itu,” ujarnya.
Chelsea, yang juga datang ke Aceh, mengatakan, ada banyak pedayung potensial dari Maluku yang bisa meneruskan kiprahnya. Issa adalah salah satunya. Namun, menurut Chelsea, Issa harus terus ditempa.
Peraih dua medali perak Asian Games Hangzhou 2022 dan Asian Games Jakarta-Palembang 2018 ini menilai, Issa akan lebih berkembang jika bisa ditarik masuk pelatnas. Selain bisa mendapatkan kesempatan latihan dengan pedayung lebih senior dan berpengalaman, Issa juga bisa latihan berkepanjangan.
”Saya jelas ingin ada penerus saya dari Maluku, terutama atlet putri. Kuncinya memang harus bisa menembus pelatnas, meningkatkan kemampuan, dan terus membuktikan bisa berprestasi. Dengan begitu, karier akan panjang,” tutur Chelsea yang sudah membela Indonesia sejak 2015.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) Budiman Setiawan mengatakan, Indonesia memang kekurangan pedayung putri. Untuk itu, PON momentum mencari talenta-talenta baru tersebut.
Pedayung yang bersinar di PON akan menjadi bahan pertimbangan untuk dipanggil pelatnas. Selain lewat PON, PODSI juga akan menjaring atlet lewat kejuaraan-kejuaraan nasional.
”Karena tujuan kita kan panjang, yaitu menjaga agar selalu ada atlet yang tampil di Olimpiade,” tutur Budiman.
Dalam dua edisi PON, Issa telah menunjukkan sinarnya sebagai pedayung putri bertalenta. Jalan menuju pelatnas dan prestasi global mungkin masih panjang, tetapi semangatnya adalah tanda bahwa masa depan dayung Maluku penuh dengan harapan.