Veddriq Leonardo memang gagal raih emas di PON Aceh-Sumut 2024. Namun, prestasi dan sosoknya memantik hal positif.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
Sebagai peraih medali emas Olimpiade Paris 2024, ekspektasi tinggi menyelimuti Veddriq Leonardo di PON Aceh-Sumut 2024. Namun, ekspektasi tidak selalu selaras dengan realitas. Veddriq mengalami hal itu di PON Aceh-Sumut 2024.
Arena panjat tebing di Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda, Aceh, dipenuhi penonton, Rabu (11/9/2024) sore. Tidak sedikit yang bertanya, ”Kapan Veddriq main?”. Mereka ingin menyaksikan aksi sang pahlawan Indonesia di Olimpiade ini berlomba.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Saat tiba waktunya Veddriq tampil pada nomor speed perseorangan putra, semua mata tertuju pada atlet asal Kalimantan Barat tersebut. Namun, penonton hanya bisa menyaksikan empat kali penampilan Veddriq. Dua kali saat kualifikasi, dua sisanya saat putaran final.
Veddriq tak bisa melangkah lebih jauh untuk mempertahankan medali emas yang diraihnya di PON Papua 2021. Atlet berusia 27 tahun ini terhenti pada babak perempat final setelah melawan pemanjat asal Jawa Tengah, Kiromal Katibin.
Veddriq kalah cepat dari Kiromal yang menyentuh tombol finis dalam waktu 4,82 detik. Veddriq terjatuh pada lompatan terakhir sekaligus memastikan tanpa medali dari nomor ini. Adapun Kiromal, rekan Veddriq di pelatnas, melaju hingga final dan merebut emas.
”Memang sangat disayangkan. Saat sudah tinggal finishing, saya malah error. Pegangan terakhir lepas dan menyebabkan saya kehilangan momentum,” ucap Veddriq.
Veddriq juga mengamini bahwa dirinya tidak bersiap dengan optimal untuk perhelatan PON. Selepas Olimpiade Paris 2024, tidak banyak latihan yang bisa dia lakukan karena harus menjalani beragam agenda lain.
Pelatih panjat tebing nasional, Hendra Basir, mengatakan, Veddriq memang hanya sempat menjalani enam sesi latihan setelah Olimpiade. Walakin, Hendra menilai, Veddriq tetap menunjukkan penampilan terbaik, termasuk saat berlomba di nomor speed relay atau estafet putra.
Pada nomor ini, Veddriq bersama Ryan Ramadhani dan Donny Kurniawan membawa pulang medali perunggu. Bagi Veddriq yang pernah meraih prestasi tertinggi di Olimpiade, ini bukan hasil terbaik. Namun, perunggu tersebut bermakna lebih.
Prestasi itu adalah bukti bahwa kehadiran Veddriq sukses memantik performa teman-temannya dari Kalimantan Barat. Mereka mencatatkan total waktu 16,78 detik pada babak small final atau perebutan perunggu. Artinya, rata-rata catatan waktu mereka adalah 5,59 detik.
Meski terpaut jauh dari tim Sumut dengan total 15,84 detik pada semifinal, Veddriq dkk menorehkan catatan waktu paling impresif mereka dalam duel tersebut. Mereka menorehkan total 16,62 detik.
Selain itu, perunggu juga merupakan pencapaian istimewa bagi tim Kalimantan Barat. Di PON Papua 2021, jangankan medali, mereka bahkan tidak lolos kualifikasi untuk bisa tampil di ajang tersebut. Hanya Veddriq yang lolos untuk nomor perseorangan.
Ryan Ramadhani tak memungkiri bahwa kehadiran Veddriq sangat memotivasinya dan Donny. Melihat Veddriq yang sudah mencapai level dunia, Ryan dan Donny berupaya terus menajamkan catatan waktu agar bisa mengimbangi rekannya itu.
”Perkembangan signifikan itu terasa di proses latihannya, sih. Kami lebih konsisten, waktu di luar lebih dikurangi, dan fokus latihan. Veddriq selalu menyemangati kami, apalagi dia juga punya jiwa kepemimpinan yang bagus,” ucap Ryan.
”Catatan waktu sudah meningkat. Waktu kualifikasi PON, kami belum bisa 5 detik. Sekarang sudah 5 detik. Di latihan bahkan sudah 5,06 detik sampai 5,04 detik,” ucapnya lagi.
Veddriq tak cuma memantik performa rekan-rekannya. Prestasi Veddriq di Olimpiade Paris 2024 juga menumbuhkan ketertarikan orang-orang pada olahraga panjat tebing. Penonton yang rela berdesak-desakan di arena panjat tebing untuk menyaksikan Veddriq menjadi bukti.
Aulia (28), warga Lhokseumawe yang tinggal di Banda Aceh, menjadi bagian dari penonton tersebut. Aulia pertama kali menyaksikan aksi Veddriq di Olimpiade Paris 2024 lewat layar ponsel. Dia ingin melihat penampilan Veddriq secara langsung.
”Gara-gara lihat Olimpiade, saya jadi tertarik sama panjat tebing. Ternyata, seru sekali menontonnya. Apalagi, ini menonton langsung. Beda banget karena bisa melihat seluruh proses memanjat dan orang-orang yang terlibat,” tutur Aulia.
Di Aceh, Veddriq memang tak sebersinar ketika di Paris. Namun, dia telah menunjukkan dampak yang lebih luas daripada sekadar perkara raihan medali. Semua terpantik prestasi dan sosok Veddriq.