Gregoria tak tampil seperti saat mengalahkan Intanon di Olimpiade. Dia pun kalah pada babak kedua Hong Kong Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
HONG KONG, KAMIS — Gregoria Mariska Tunjung tersingkir pada babak kedua turnamen bulu tangkis Hong Kong Terbuka seusai berhadapan dengan Ratchanok Intanon, salah satu pemain yang dikalahkannya di Olimpiade Paris 2024. Berbeda dengan permainan taktis yang diperagakan di Paris, kali ini Gregoria kalah karena performanya sendiri.
Di Hong Kong Coliseum, Kamis (12/9/2024), kemampuan terbaik Gregoria tak terlihat. Dia sempat membuat Intanon kesulitan pada gim kedua, tetapi tampil buruk pada hampir sepanjang pertandingan. Tunggal putri Indonesia ranking ketujuh dunia itu tersingkir dengan skor 12-21, 21-15, 10-21.
Performa Gregoria pada pertandingan selama 47 menit tersebut berbeda dengan dua laga terakhir ketika melawan Intanon, yaitu pada Piala Thomas dan Uber serta perempat final Olimpiade. Di Paris, dia bahkan bisa mendikte Intanon hingga menang 25-23, 21-9.
Namun, pada laga di Hong Kong, yang merupakan pertemuan pertama keduanya setelah Olimpiade, keistimewaan Gregoria berupa pemilihan waktu dan jenis pukulan yang bisa membuat lawan kesulitan menebaknya hanya terlihat pada gim kedua.
Dia lebih sering membuat kesalahan karena pukulannya tidak akurat atau salah dalam menilai jatuhnya kok dari pukulan Intanon. Lebih dari setengah perolehan poin Intanon pada gim ketiga didapat dari unforced error Gregoria.
Atlet yang memiliki dua gelar juara BWF World Tour tersebut tak segan mengakui permainannya tak sebagus pada pertemuan sebelumnya dengan Intanon. ”Hari ini Ratchanok bisa menguasai kondisi lapangan dengan lebih baik, terutama pada gim ketiga. Sementara saya tidak bisa melakukannya. Padahal, saya bisa bermain bagus pada gim kedua,” kata Gregoria.
Meski Intanon tak lagi muda, yaitu berusia 29 tahun, Gregoria pernah mengatakan bahwa pemain Thailand itu tetap menjadi pemain yang sulit dikalahkan. Kecepatan memang menurun karena faktor usia, tetapi juara dunia 2013 tersebut memiliki kualitas pukulan yang tak berubah.
Gregoria memiliki waktu empat hari untuk memperbaiki kesalahan sebelum tampil pada turnamen berikutnya pada level yang lebih tinggi, yaitu China Terbuka Super 1000 di Changzhou, 17-22 September. Persaingan pada salah satu dari empat turnamen Super 1000 tersebut akan lebih ketat dengan hadirnya beberapa pemain top yang absen di Hong Kong, seperti peraih emas Olimpiade, An Se-young, Akane Yamaguchi, dan Wang Zhi Yi.
Kekalahan pada nomor tunggal putri dialami pemain Indonesia lainnya, Komang Ayu Cahya Dewi, juga dari pemain Thailand. Komang dikalahkan Pornpawee Chochuwong 13-21, 9-21.
Nomor tersebut masih memiliki Putri Kusuma Wardani yang menang 6-2 atas Tai Tzu Ying. Pemain Taiwan yang dikalahkan Putri pada perempat final Taiwan Terbuka, pekan lalu, itu tak bisa menyelesaikan pertandingan karena cedera kaki. Dia tampil dengan bebat pada lutut kiri. Tantangan selanjutnya bagi Putri akan datang dari Kim Ga-eun atau Line Hoejmark Kjaersfeldt.
Sementara dua wakil tunggal putra, yaitu Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, kembali ke perempat final untuk pertama kalinya sejak Kejuaraan Asia, pada April. Jonatan akan berhadapan dengan pemain Jepang, Kodai Naraoka, setelah mengalahkan Rasmus Gemke (Denmark) 21-12, 21-19.
Pada laga lain dalam paruh undian berbeda, Anthony dipaksa bermain tiga gim oleh pemain ranking ke-35 dunia, Chi Yu Jen. Dalam babak delapan besar, Anthony ditantang pemain tuan rumah berusia 20 tahun, Jason Gunawan.
Pemain Hong Kong berdarah Indonesia itu menarik perhatian penggemar bulu tangkis Tanah Air ketika mengalahkan Chico Aura Dwi Wardoyo pada babak pertama Korea Terbuka, dua pekan lalu. Saat itu, Jason harus melewati fase kualifikasi lebih dulu untuk tampil dalam babak utama.
Ratchanok bisa menguasai kondisi lapangan dengan lebih baik, terutama pada gim ketiga.
Fase perempat final terakhir kali ditembus Anthony dan Jonatan pada Kejuaraan Asia di Ningbo, China, ajang terakhir pada fase kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Setelah itu, performa keduanya menurun di Singapura dan Indonesia Terbuka. Di Paris 2024, Anthony dan Jonatan bahkan tersingkir pada tahap awal, yaitu penyisihan grup.
Setelah berusaha keras melupakan momen pahit Olimpiade, dua tunggal putra terbaik Indonesia itu kembali ke kompetisi. Anthony tampil d Jepang Terbuka, dua pekan setelah Olimpiade, tetapi mundur saat bertanding pada babak pertama karena cedera pergelangan kaki kiri.
Adapun pada ganda putri, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi akan menantang unggulan ketiga asal Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan. Laga melawan pasangan peringkat keempat Olimpiade Paris 2024 tersebut menjadi tes yang baik bagi Febriana/Amalia setelah mereka menjuarai Taiwan Terbuka.
”Melawan mereka harus siap capai, lebih kuat, dan lebih fokus. Apalagi, mereka memiliki pertahanan yang rapat,” kata Amalia.