PON Aceh-Sumut 2024 hadirkan duel level dunia antara ”alien” Kiromal Katibin dan Veddriq Leonardo. Veddriq tanpa medali.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Bagi pemanjat tebing yang sudah mencapai level dunia, seperti Kiromal Katibin, medali emas PON bagaikan keniscayaan. Namun, keberhasilan itu istimewa karena diraih setelah mengalahkan sesama ”alien” sekaligus lawan tertangguh, Veddriq Leonardo. Dari PON, Kiromal melangkah demi mencapai impian besar di Olimpiade Los Angeles 2028.
Kiromal Katibin tak berhenti tersenyum di arena panjat tebing, kompleks Stadion Harapan Bangsa, Aceh, Rabu (11/9/2024) sore. Medali emas nomor speedperorangan putra di PON Aceh-Sumut 2024 berada dalam genggamannya. Atlet asal Jawa Tengah ini merebut emas dari rekannya di pelatnas sekaligus peraih emas Olimpiade Paris 2024, Veddriq Leonardo (Kalimantan Barat).
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
”Jelas medali ini bermakna banget. Saya bisa mengubah perak pas di PON Papua 2021 menjadi emas di sini. Buat saya, ini menambah motivasi untuk mimpi lolos dan berprestasi di Olimpiade Los Angeles 2028,” ucap Kiromal.
Dalam perjalanannya meraih medali emas, Kiromal mengalahkan Veddriq Leonardo pada perempat final. Atlet kelahiran Batang, Jawa Tengah, ini menyentuh tombol finis lebih cepat dengan 4,82 detik, sedangkan Veddriq terjatuh pada lompatan terakhir. Veddriq pun tanpa medali dari nomor perorangan ini.
Duel Kiromal versus Veddriq ini adalah perlombaan level dunia di antara dua ”alien” Indonesia. Alasannya, kedua atlet itu kerap bergantian memecahkan rekor dunia sebagai pemanjat tercepat. Veddriq dan Kiromal pun mendominasi rekor dunia tersebut selama dua tahun sejak 2021.
Kiromal lebih dulu memecahkan rekor dunia dengan catatan waktu 5,25 detik di Piala Dunia Panjat Tebing di Salt Lake City, Amerika Serikat. Namun, Kiromal tidak berhasil lolos ke Olimpiade Paris setelah kehilangan kesempatan saat kualifikasi di Jakarta ataupun dalam seri kualifikasi di Budapest, Hongaria, dan Shanghai, China.
Buat saya, ini menambah motivasi untuk mimpi lolos dan berprestasi di Olimpiade Los Angeles 2028.
Di Budapest, Kiromal kalah dari Veddriq pada babak perempat final. Ketika Kiromal harus mengubur mimpi untuk tampil di Paris, Veddriq sukses melaju. Ia meraih perunggu kualifikasi, lolos Olimpiade, dan akhirnya meraih emas di Paris.
Dalam latihan, Kiromal dan Veddriq berimbang. Catatan waktu keduanya tidak terpaut jauh. Maka, siapa pun yang menang dalam duel tersebut sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Itu pula yang diamini Kiromal.
”Dalam kategori speed, atlet-atlet memiliki catatan waktu yang nyaris merata. Yang membuat saya puas justru adalah konsistensi saya setelah kualifikasi Olimpiade,” tuturnya.
Medali emas PON Aceh-Sumut 2024 diraih Kiromal berkat konsistensi tersebut. Atlet berusia 24 tahun itu selalu mencatatkan waktu di bawah 5 detik sejak babak putaran final. Adapun catatan waktu terbaiknya selama perlombaan tersebut adalah 4,81 detik, yaitu saat semifinal melawan wakil Sumut, Rian Gordon Sitorus.
Pada partai final, Kiromal mengalahkan wakil Jawa Timur, Moch Rizky Samudra Dewantara, dengan finis 4,83 detik. Sementara Rizky finis 5,6 detik. Adapun olimpian Indonesia lainnya, Rahmad Adi Mulyono, juga terpaksa pulang dengan tangan hampa setelah kalah pada perebutan medali perunggu dari Rian Gordon Sitorus.
Selain medali emas dari nomor perorangan, Kiromal juga menyabet medali perak dari nomor estafet putra. Pada partai puncak, Kiromal dan rekan-rekannya di tim Jateng kalah dari Sumut.
Dominasi Rajiah
Sementara pada nomor speed perorangan putri, atlet pelatnas masih mendominasi. Rajiah Sallsabillah (Banten), yang meraih perak pada PON Papua 2021, kini berhasil menyabet emas. Dia bertukar tempat di podium dengan juara di Papua, Desak Made Rita Kusuma Dewi (Bali).
Bersama Veddriq dan Rahmad Adi, Rajiah dan Desak Made juga membawa nama Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Rajiah bahkan mampu menembus babak semifinal di Paris.
”Yang paling berkesan dari kemenangan ini adalah saya bisa memecahkan rekor saya sendiri,” ujar Rajiah yang mencatatkan waktu 6,22 detik pada babak final.