Selama 45 menit di era Lee Carsley, Inggris sudah lebih menghibur dibandingkan sepanjang Piala Eropa bersama Southgate.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
DUBLIN, SABTU — Tim nasional Inggris memulai era baru bersama pelatih sementara Lee Carsley dengan cemerlang. Tidak hanya mendominasi Irlandia di kandang lawan, ”Tiga Singa” tampil jauh lebih ofensif dan agresif. Stigma permainan monoton pada rezim Gareth Southgate memudar, terutama selama 45 menit awal.
Inggris menaklukkan tuan rumah Irlandia 2-0 dalam laga pembuka Grup B2 Liga Nasional Eropa 2024-2025 di Stadion Aviva, Dublin, Sabtu (7/9/2024) WIB. Skor tidak mencerminkan situasi laga. Tim tamu bisa unggul lebih dari lima gol. Namun, kiper Irlandia, Caoimhin Kelleher, tampil heroik dengan tujuh penyelamatan.
Dominasi mutlak Tiga Singa terjadi pada paruh pertama. Mereka sudah unggul dua gol lewat gelandang Declan Rice dan Jack Grealish pada menit ke-26. Tim asuhan Carsley selalu agresif mengincar kotak penalti lawan pada setiap penguasaan. Adapun mereka menguasai bola selama 81,8 persen waktu permainan sebelum turun minum.
”Di Piala Eropa (2024), saya tidak menikmati permainan tim sepanjang turnamen. Saya menikmatinya kali ini, terutama sepanjang paruh pertama. Pendekatannya berbeda. Mereka seharusnya bisa menang dengan jumlah gol yang lebih banyak,” kata mantan kiper Inggris, Paul Robinson, seperti dikutip BBC Sport.
Pada era Southgate, Inggris juga mampu mendominasi penguasaan. Bedanya, penguasaan bola itu cenderung pasif. Para pemain lebih banyak mengoper bola di daerah sendiri. Tidak seperti malam tadi, Rice dan rekan-rekan selalu berupaya memindahkan bola secepat mungkin ke separuh lapangan lawan.
Visi permainan ofensif sudah terlihat dari pemilihan starter, formasi, dan pendekatan peran pemain. Dua pemain yang pernah membela Irlandia dan dijuluki pengkhianat oleh para pendukung tuan rumah, Rice dan Grealish, menjadi sosok paling menarik. Bukan hanya sumbangan gol mereka, melainkan juga dari perubahan peran.
Carsley menurunkan formasi 4-3-3. Uniknya, dia memainkan Anthony Gordon dan Grealish bersamaan. Dua pemain yang berposisi asli sebagai penyerang sayap kiri. Ternyata, Grealish ditugaskan lebih mundur sebagai gelandang. Pemain Manchester City itu bertugas membantu Gordon dan menyerang halfspace sisi kiri.
Rice memimpin barisan trio gelandang, sama seperti pada era Southgate. Namun, alih-alih lebih menjaga kedalaman seperti biasa, dia diberikan kebebasan maju ke kotak penalti. Rice lebih condong membantu rekan setimnya di Arsenal, Bukayo Saka, menyisir sisi kanan. Adapun dia menyudahi laga dengan satu gol dan satu asis.
Menurut Carsley, percobaan peran baru untuk Grealish dan Rice itu berhasil dan mungkin digunakan pada masa depan. ”Mereka menyelesaikan peluang dengan sangat baik. Pergerakan mereka juga bagus. Ke depan, mereka akan menambah lebih banyak gol (dengan peran itu). Anda bisa melihat ke mana arah tim ini,” ujarnya.
Tiga Singa versi Carsley sangat mengandalkan serangan dari sisi sayap. Mereka akan membuat situasi overload dari kedua sisi untuk menciptakan peluang. Di sisi kanan, misalnya. Selain Saka dan Rice, bek sayap Trent Alexander-Arnold juga akan membantu. Sang ujung tombak Harry Kane bergerak sesuai arah serangan.
Sebelum laga, Carsley berjanji akan mengoptimalkan kualitas istimewa di lini serang Inggris. Dia membuktikan janji itu walaupun sedikit kehilangan tempo pada paruh kedua. ”Pertemuan dan latihan dengan Lee sangat bagus. Awal yang menyegarkan untuk kami. Penting untuk mengawali dengan kemenangan,” kata Rice.
Tidak hanya Carsley yang menjalani debut bersama timnas senior. Gelandang Morgan Gibbs-White dan Angel Gomes juga tampil untuk pertama kali setelah masuk dari bangku cadangan. Adapun kedua pemain itu sudah mengenal Carsley sejak bersama-sama di tim U-21.
Irlandia yang menggunakan formasi defensif 3-4-2-1 tidak mampu berbuat banyak selama 90 menit. Mereka hanya mencatatkan sekali tembakan tepat sasaran ke gawang Jordan Pickford. Pertahanan Inggris cukup solid dengan empat bek sejajar, salah satunya Levi Colwill sebagai bek sayap kiri yang jarang dilirik Southgate.
Bek Irlandia, Nathan Collins, menilai, gol cepat Rice pada menit ke-11 merusak momentum mereka. ”Awal yang sangat berat. Pertahanan kami baru tampil lebih baik pada paruh kedua. Kami juga bisa sedikit lebih menekan dan bisa mendapatkan beberapa peluang,” ujar pemain dari klub Inggris, Brentford, tersebut.
Perjalanan Carsley akan berlanjut di Stadion Wembley pada Rabu (11/9/2024) dini hari WIB. Inggris sebagai tuan rumah ditantang Finlandia. Carsley membutuhkan hasil cemerlang lagi demi mempertahankan posisinya. Keputusannya menjadi pelatih permanen Inggris atau tidak baru akan diambil setelah dua jendela internasional. (AP/REUTERS)