Tim Sepak Bola Putri Jawa Barat Masih Sulit Dibendung
Meski hanya beristirahat sehari, tim putri Jabar masih sulit dikalahkan. Mereka berniat merebut emas yang terlepas.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Tim sepak bola putriJawa Barat meraih kemenangan kedua pada babak penyisihan Grup A PON Aceh-Sumut 2024. Setelah membekap tuan rumah Sumatera Utara pada laga pertama, kali ini giliran Bangka Belitung yang mereka kalahkan, 1-0. Dua kemenangan ini menjadikan Jabar sebagai salah satu favorit juara.
Gol semata wayang kemenangan Jabar dilesakkan Hanipah Halimatusyadiah pada babak pertama. Sepakan keras terukurnya tidak mampu dihentikan kiper Babel, Djulia Emilda Amalia. Diperkuat sejumlah pemain timnas putri, seperti Gea Yumanda, Agnes Hutapea, Tia Darti, Helsya Maeisyaroh, dan Reva Oktaviani, tim Jabar tampil lebih dominan sepanjang pertandingan.
Helsya yang kini memperkuat klub Jepang, FC Ryukyu Ladies, menjadi poros permainan Jabar. Pelatih Fauzi Bramantio menugaskan Helsya bermain di pos gelandang bertahan. Peran ini dijalankan dengan baik oleh Helsya. Dia berkali-kali mampu memutus aliran bola para pemain Babel.
Selain itu, Helsya juga menunjukkan ketenangannya sebagai pemain timnas. Meski ditekan dengan sangat ketat oleh pemain lawan saat menguasai bola, Helsya relatif bisa melewatinya. Mayoritas skema serangan Jabar juga bermula dari visi Helsya dalam melepaskan operan.
”Alhamdulilah, anak-anak bermain bagus. Pertandingan hari ini sangat menguras stamina. Apalagi, kami mendapat jeda istirahat hanya satu hari. Tim Babel lebih bugar karena baru pertama kali main,” tutur Fauzi dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan di Stadion Mini Pancing, Kabupaten Deli Serdang, Sumut.
Meski berhasil unggul lebih dulu, para pemain Jabar justru kesulitan membongkar pertahanan Babel. Setelah tertinggal, Babel relatif bermain dengan penuh kehati-hatian agar tidak kembali kebobolan.
Tim putri Babel seakan berkaca pada pertandingan permbuka Grup A, saat Jabar mampu menjungkalkan Sumut, 3-1. Permainan terbuka yang diterapkan tim putri Sumut menjadi bumerang. Para pemain Jabar sangat lihai memanfaatkan ruang yang terbuka untuk menambah gol.
Alhasil, pertandingan pun berjalan berat sebelah. Para pemain Jabar mengepung pertahanan Babel hingga babak pertama usai. Pada babak kedua, Pelatih Babel Gaguk Setia menginstruksikan para pemainnya untuk lebih berani menyerang.
Hanya saja, upaya yang dilancarkan Babel bertumpu pada skema serangan balik. Hal ini juga relatif mampu diredam oleh barisan pertahanan Jabar. Serangan-serangan dari tim Babel tidak terlalu merepotkan kiper Jabar, Thasza Amelia Putri.
Selebihnya, bola lebih sering beredar di area permainan Babel. Gelandang Jabar, Reva, sempat mendapatkan peluang emas saat mampu menembus pertahanan Babel. Namun, sepakannya masih dapat diblok oleh bek lawan.
”Secara teknik, kami adu taktikal. Di babak kedua mereka (Babel) mulai keluar menyerang. Saya instruksikan pemain untuk menekan agar lawan tidak bisa leluasa mengembangkan permainan,” kata Fauzi.
Hingga pertandingan usai, skor 1-0 untuk keunggulan tim putri Jabar tetap bertahan. Dengan kemenangan kedua ini, Jabar sudah mengoleksi enam poin. Mereka berada di ambang juara Grup A dan melenggang ke semifinal.
”Permainan kami tidak seusai dengan rencana. Strategi tidak berjalan di atas lapangan. Kami akui, Jabar memang punya materi pemain yang lebih bagus. Hingga babak penyisihan ini, Jabar adalah salah satu tim terbaik,” ucap Gaguk.
Cabang sepak bola putri PON Aceh-Sumut diikuti sembilan tim yang terbagi dalam tiga grup. Hanya juara grup dan satu tim peringkat dua terbaik yang berhak lolos ke semifinal. Pada pertandingan terakhir Grup A, Babel akan bersua Sumut pada 9 September. Walau kans lolos ke semifinal sangat berat, Gaguk optimistis timnya masih bisa lolos.
Adapun Fauzi menargetkan Jabar bisa merebut medali emas yang sebelumnya lepas. Pada PON Papua 2020, Jabar hanya mampu meraih perak setelah takluk 0-1 dari Papua di laga final.
Laga sepak bola putri PON Aceh-Sumut terasa istimewa karena disaksikan langsung oleh pelatih timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki. Pelatih asal Jepang ini terlihat selalu hadir di tribune penonton untuk memantau permainan pesepak bola putri yang tampil di PON.
Ini karena timnas putri akan melakoni pemusatan latihan di Jepang pada bulan September, atau lebih tepatnya seusai pelaksanaan PON. Mochizuki bermaksud melihat pemain-pemain potensial dari seluruh Indonesia untuk diikutsertakan dalam tim yang akan berangkat ke Jepang.
Mengamati potensi pesepak bola berbakat pada perhelatan PON jadi pilihan paling realistis bagi Mochizuki. Kompetisi sepak bola putri di Indonesia sudah tidak pernah diselenggarakan lagi semenjak terakhir kali Liga 1 Putri diputar pada 2019. PON menjadi harapan terakhir bagi Mochizuki untuk mendapatkan pemain yang ia butuhkan.