Optimisme Atlet Polo Air di Tengah Ketidakpopulerannya
Atlet polo air yang berlaga di PON Aceh-Sumut 2024 ingin tampil maksimal demi bisa masuk timnas dan lebih berprestasi.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
Secercah harapan muncul di wajah para atlet polo air yang berlaga pada ajang PON Aceh-Sumut 2024 di kolam renang Selayang, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (7/9/2024). Ada optimisme tersirat di mata mereka bahwa suatu hari nanti, polo air Indonesia bisa ikut berpartisipasi di ajang Olimpiade.
Optimisme itu diungkapkan oleh kapten tim polo air putra Jambi, Ariyansyah, sambil mengatur napasnya setelah timnya membungkam Sumatera Selatan dengan skor telak 28-2. Dalam pertandingan ini, Ariyansyah mencetak dua gol. Ia optimistis timnya bisa mengatasi Yogyakarta dalam perebutan medali perunggu yang akan diselenggarakan pada Minggu (8/9/2024).
Adapun cabang olahraga polo air putra pada PON Aceh-Sumut hanya diikuti oleh lima tim, yakni Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jambi, dan Sumsel. Sementara itu, polo air putri hanya diikuti tiga tim, yakni Jabar, Jakarta, dan DIY.
Polo air putri hanya menyediakan medali emas yang sudah disabet oleh tim Jabar setelah menumbangkan Jakarta pada Minggu (1/9/2024). Tim polo air putri Jakarta merupakan peraih medali emas pada tiga kali PON sebelumnya.
Bagi Ariyansyah, PON kali ini sangat berarti karena usianya sudah menginjak 28 tahun sehingga tidak bisa lagi berpartisipasi pada ajang PON berikutnya. Menurut atlet yang pernah tergabung dalam pemusatan latihan nasional pada 2014 tersebut, PON menjadi pengalaman berharga bagi atlet muda untuk bisa bisa masuk ke tim nasional.
”Apalagi sekarang, kan, sudah regenerasi di timnas. Karena banyak yang senior. Jadi, mau mencari bibit-bibit baru di timnas di ajang PON,” tutur Ariyansyah. Ia melihat ada sekitar lima rekannya di tim polo air putra Jambi yang berusia 18-19 tahun berpotensi masuk timnas.
Pada SEA Games Kamboja 2023, ada dua atlet polo air asal Jambi, yakni Yusuf Budiman dan Rian Rinaldo. Mereka berhasil menyabet medali perak.
Meskipun polo air bukan olahraga yang populer di Indonesia, Ariyansyah yakin bahwa suatu saat Indonesia bisa bersaing di tingkat internasional. Polo air Indonesia saat ini cukup disegani di tingkat Asia Tenggara. Dengan atlet polo air Indonesia yang terus berkembang, Ariyansyah optimistis ke depannya timnas Indonesia bisa bertarung di Olimpiade.
Rasa optimistis juga dirasakan oleh kapten polo air putra Jabar, Made Agung Dwicahya Arsana Putra. Atlet yang ikut membawa timnas Indonesia meraih medali emas pada SEA Games Filipina 2019 tersebut akan terus memotivasi rekan-rekan setimnya agar bisa berprestasi di PON demi bisa masuk timnas.
Made menegaskan, ketika atlet bermain bagus di PON, maka otomatis dipandang oleh timnas. Sebab, PON menjadi ajang penjaringan atlet yang akan berjuang di SEA Games. Meskipun sudah berusia 26 tahun, Made masih berharap bisa kembali masuk timnas.
Sama seperti Ariyansyah, PON kali ini menjadi kesempatan terakhir bagi Made untuk berlaga di ajang yang sama. Karena itu, ia bertekad untuk bisa meraih medali emas ketika bertarung melawan Jakarta pada Minggu (8/9/2024). Pada Sabtu, Jabar menghancurkan DIY dengan skor 22-4.
Made ingin mempertahankan medali emas yang sudah diraihnya pada PON Papua 2021. Saat itu, Jabar menumbangkan Jakarta. Apalagi, menurut dia, Jakarta lebih kuat ketika berlaga di Papua. Kala itu, atlet timnas yang dimiliki Jakarta lebih banyak dibandingkan Jabar. Meskipun demikian, ia tidak ingin meremehkan kekuatan lawannya.
”Yang pasti kami akan saling mendukung dan memotivasi diri. Saling memotivasi teman-teman kami sendiri. Yang terpenting taktik-taktik kami akan dikeluarkan di final,” kata atlet yang sudah sejak kecil tinggal di Bandung, Jabar, meskipun keluarganya berasal dari Bali tersebut.
Harapan besar terhadap kemajuan olahraga PON juga diungkapkan dari keluarga atlet, salah satunya Iis Nurhayati. Ia mendukung langsung putranya, Regi Mulya Ramdhani, yang merupakan atlet polo air Jabar. Iis yang berasal dari Pangandaran, Jabar, rela membeli tiket penerbangan ke Medan sejak dua minggu sebelum PON berlangsung.
Iis terus memotivasi dan mendoakan putranya berprestasi, termasuk suatu saat bisa mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional. Ia melihat potensi besar dimiliki putra bungsunya tersebut karena sudah menekuni olahraga renang sejak masih duduk di bangku sekolah dasar sebelum beralih ke polo air karena kesibukan kuliahnya.
Ia bangga putranya bisa meraih medali emas pada ajang PON sebelumnya walaupun tidak bisa mendukung langsung karena di tengah situasi pandemi Covid-19. Meskipun berprestasi di olahraga, Iis tetap mendukung pendidikan formal Regi. Saat ini, atlet berusia 27 tahun tersebut masih melanjutkan pendidikan strata dua di tengah rutinitas latihannya sebagai atlet profesional.