Lee Carsley memimpin sementara era baru timnas Inggris seusai ditinggal Southgate. Dia membawa ide permainan ofensif.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
DUBLIN, JUMAT — Tim nasional Inggris menyongsong era baru. Setelah hampir delapan tahun dipimpin Gareth Southgate, Inggris akan menjalani kalender internasional tanpa sang pelatih. ”Tiga Singa” ditukangi pelatih sementara, Lee Carsley, yang menjanjikan permainan ofensif, berbeda dari Southgate.
Inggris akan menghadapi tuan rumah Irlandia Utara dalam laga Liga Nasional Eropa Grup B2 di Stadion Aviva, Dublin, Sabtu (7/9/2024) malam WIB. Untuk pertama kali sejak September 2016, mereka tidak dipimpin Southgate. Sang pelatih mengundurkan diri seusai Inggris kalah dalam final Piala Eropa 2024.
Manajemen timnas Inggris mengulang pola yang sama seperti pengangkatan Southgate. Mereka memberi kesempatan promosi untuk pelatih U-21. Kebetulan, jabatan itu sedang dipegang oleh Carsley sejak 2021. Dia merupakan sosok yang mengantar ”Tiga Singa Muda” juara Piala Eropa U-21 pada tahun lalu.
Carsley, 50 tahun, akan diberi waktu unjuk gigi setidaknya selama dua jendela internasional, yaitu pada Oktober dan November. Jika mampu membuat Inggris tampil perkasa, dia berpotensi diresmikan sebagai suksesor permanen Southgate. Manajemen timnas masih membuka peluang untuk merekrut pelatih lain.
”Beberapa minggu ini sangat sibuk karena saya berusaha memahami besarnya pekerjaan ini. Biasanya, pekerjaan jangka pendek datang saat tim dalam keadaan tidak baik. Ini sebaliknya. Saya sangat termotivasi dan tak sabar menunggu laga di Dublin,” kata Carsley yang pernah 39 kali membela timnas Irlandia sebagai pemain.
Berbicara pencapaian, Southgate sebenarnya cukup cemerlang. Dia mampu membawa Inggris dua kali berturut-turut lolos ke final Piala Eropa walaupun gagal juara. Namun, Southgate banyak dikritik karena permainan yang terlalu pragmatis. Padahal, kualitas di lini serang Inggris begitu mewah dan tidak tertandingi.
Filosofi bermain, kata Carsley, menjadi fokusnya. Mantan pelatih tim U-18 Manchester City yang pernah belajar dari manajer ternama Josep Guardiola itu menjanjikan pendekatan berbeda. ”Kami punya banyak potensi menarik di lini serang. Saya ingin menunjukkan kekuatan terbesar para pemain,” ujarnya.
Filosofi menyerang sang pelatih terlihat sejak pengumuman 26 nama dalam skuad. Sebanyak delapan nama merupakan penyerang. Jumlah pemain di lini serang lebih banyak dibandingkan posisi lain. Carsley juga mengombinasikan para pemain veteran dan muda, seperti yang sering dilakukan Southgate.
Carsley memanggil empat pemain yang pelum pernah tampil untuk Inggris di level senior, yaitu Morgan Gibbs-White (24), Angel Gomes (24), Tino Livaramento (21), dan Noni Madueke (22). Semua pemain itu pernah bekerja sama dengan Carsley di level kelompok usia.
Salah satu yang paling mengejutkan adalah pemanggilan Gibbs-White. Sang gelandang serang menjadi pemain Nottingham Forest pertama yang dipanggil Inggris sejak Stuart Pearce pada 1997. Menurut Carsley, Gibbs-White dipanggil karena pemain yang sangat ofensif dan punya etos kerja tinggi.
Gibbs-White sangat senang dengan pemanggilan itu. Dia merasa tidak terkucilkan walaupun bermain untuk tim papan bawah. Sang pemain sudah mengenal Carsley. Menurut dia, Carsley akan cocok memimpin Tiga Singa karena punya filosofi dan kepemimpinan yang diperlukan.
”Saya tahu bagaimana dia bekerja. Dia hebat dari sisi taktik dan juga dalam komunikasi terhadap pemain. Saya merasa dia pantas mendapatkannya. Itu sangat cocok untuk dia. Semoga laga nanti bisa berjalan baik untuknya. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada masa depan,” kata Gibbs-White.
Saya ingin menunjukkan kekuatan terbesar para pemain.
Cobaan sudah menghantui Carsley jelang debut bersama timnas senior. Sebanyak tiga pemain bintang, yaitu Ollie Watkins, Cole Palmer, dan Phil Foden, mengundurkan diri karena sedang tidak dalam kondisi bugar. Saat bersamaan, gelandang andalan Jude Bellingham tidak tersedia karena cedera.
Menurut media lokal Inggris, Standard, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) mungkin saja mendatangkan pelatih asing jika performa tim di bawah Carsley kurang baik. Nama kawakan seperti Thomas Tuchel dan Guardiola masuk radar. Adapun FA belum pernah merekrut pelatih asing lagi sejak terakhir Fabio Capello (2007-2012).
Penyerang Inggris, Jarred Bowen, menilai kewarganegaraan pelatih bukan masalah bagi dirinya dan para pemain lain. ”Jika Anda membawa sukses sebagai pelatih, semua baik-baik saja. Jadi, buat saya, itu (pelatih asing) tidak ada bedanya. Sebagai penggemar, Anda hanya ingin melihat tim ini mendapat hasil bagus,” ucapnya. (AP/REUTERS)