Dari Kebangkitan Gravenberch, Rezim Slot Dimulai di Liverpool
Ada satu perbedaan antara Arne Slot dan Juergen Klopp, yaitu bagaimana memaksimalkan bakat Ryan Gravenberch.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
Manajer Arne Slot seperti mampu menghipnotis publik Liverpool. Mereka seolah dibuat hilang ingatan, lupa baru saja kehilangan sosok manajer sebesar Juergen Klopp pada musim panas. Meskipun masih mengandalkan pemain warisan Klopp, Slot membuat ”Si Merah” terlihat banyak berbeda dibandingkan dengan musim lalu.
Salah satu hal yang paling membedakan adalah peran gelandang asal Belanda, Ryan Gravenberch. Dia tidak mendapatkan jam terbang yang cukup pada musim lalu, sejak didatangkan Klopp pada September 2023. Namun, pada musim ini, dia menjadi elemen terpenting di lini tengah Liverpool. Ia bak jantung dari sistem bermain ala Slot.
Gravenberch selalu bermain 90 menit penuh dalam tiga laga awal liga. Bukan kebetulan, Liverpool memenangi semua laga tersebut tanpa kemasukan sekali pun. Terakhir, mereka bahkan mempermalukan tim rival, Manchester United, 3-0, di kandang lawan, Stadion Old Trafford, pada Minggu (1/9/2024) malam WIB.
Gelandang MU, Casemiro, menjadi kambing hitam kekalahan karena blunder yang menyebabkan dua gol Liverpool. Sosok Gravenberch membuat penampilan Casemiro lebih buruk berkali-kali lipat. Mereka bagai bumi dan langit jika dibandingkan. Apalagi, Gravenberch merebut bola Casemiro dalam proses gol pembuka.
Jamie Carragher, mantan bek Liverpool, sampai menyandingkan Gravenberch dengan gelandang legendaris Liga Inggris, yaitu Patrick Vieira. ”Dia bermain seperti Vieira. Saya tidak ingin terlalu terbawa perasaan karena ini baru beberapa pertandingan. Namun, sudah pasti, dia tampil gemilang dalam peran (baru) itu,” katanya kepada Sky Sports.
Slot menggunakan formasi 4-2-3-1, sementara Klopp mengandalkan 4-3-3. Di bawah kendali Slot, Granveberch ditugaskan sebagai gelandang jangkar, berduet dengan Alexis Mac Allister. Berbeda dengan musim lalu, Gravenberch—yang hanya dipercaya menjadi pemain mula sebanyak 14 kali—bermain lebih ke depan sebagai gelandang ”nomor 8”.
Kebangkitan Gravenberch pun bisa menjadi awal titik balik Liverpool. Meskipun baru awal musim, perkembangan itu terlihat menjanjikan.
Gravenberch menyeimbangkan Liverpool. Saat melawan MU, dia ”menyaring” serangan lawan sejak dari lini tengah. Dia menciptakan empat intersepsi, terbanyak di antara seluruh pemain. Dengan tubuh setinggi 1,9 meter, Gravenberch juga mampu menjadi ”monster” dalam duel. Kehadiran fisik tangguh itu dibutuhkan di Liga Inggris yang terkenal ”keras”.
Lebih rapi
Pemain 22 tahun itu menjadi otak Slot di lapangan dari sisi ofensif. Dengan teknik mumpuni, Gravenberch bisa menjembatani serangan. Menariknya, dia tidak ragu mengumpan ke belakang, tahu waktu tepat untuk menyerang. Permainan Liverpool pun lebih rapi, berbeda dengan era Klopp yang dikenal dengan gaya ”heavy metal”.
”Kualitasnya saat menguasai bola adalah hal yang utama,” kata Slot tentang keistimewaan terbesar Gravenberch. ”Saya pikir dengan datang dari Belanda, kita semua tahu betapa bagus dia dengan bola. Dia bisa sangat penting dalam fondasi serangan kami. Yang membuat saya lebih impresif adalah kerja kerasnya saat merebut bola,” ungkap Slot memuji pemainnya tersebut.
Wajar jika Liverpool belum kemasukan satu gol pun setelah 270 menit. Gravenberch mengurangi ancaman lawan sekaligus potensi kesalahan sendiri dari lini tengah. ”Si Merah” juga tercatat paling sedikit dalam kecolongan tembakan (15 kali) dan nilai kualitas peluang lawan atau xGA (1). Tugas bek Virgil van Dijk jauh lebih mudah.
Peran gelandang jangkar menjadi masalah utama Liverpool dalam dua musim terakhir, terutama sejak performa gelandang Fabinho mulai menurun karena faktor usia pada musim 2022-2023. Isu tersebut belum diselesaikan setelah Fabinho pergi pada musim lalu. Kedatangan pemain Jepang, Wataru Endo, hanya bisa sedikit menambal kelemahan itu.
Klopp patut mendapatkan apresiasi. Dia tetap yakin terhadap bakat Gravenberch walaupun sempat tampil kurang baik sejak pindah ke Bayern Muenchen. Menurut Klopp, pemain asal akademi Ajax Amsterdam itu akan bersinar di Liga Inggris dengan bakat dan usia yang masih muda. Dia hanya butuh waktu adaptasi.
Klopp benar. Gravenberch butuh adaptasi. Bukan hanya soal waktu, tetapi posisi yang lebih cocok. Slot yang menemukan itu. Manajer asal Belanda itu baru beberapa bulan di Liverpool, tetapi mungkin lebih mengenal Gravenberch. Slot sudah menyaksikan Gravenberch bermain sejak malang-melintang di Liga Belanda.
Kebangkitan Gravenberch pun bisa menjadi awal titik balik Liverpool. Meskipun baru awal musim, perkembangan itu terlihat menjanjikan. Liverpool dan City menjadi dua tim yang mencatat rekor kemenangan 100 persen setelah tiga pekan. Rivalitas kedua tim yang sempat menyurut dua musim terakhir kini mulai bersemi kembali. (AP/REUTERS)