Bulu tangkis menjadi ”lumbung” medali Indonesia di Paralimpiade. ”All Indonesian final” bahkan tercipta.
Oleh
WISNU AJI DEWABRATA DARI PARIS, PERANCIS
·3 menit baca
PARIS, KOMPAS — Di tengah menurunnya prestasi bulu tangkis Indonesia di kancah dunia, atlet-atlet difabel nasional mampu berjaya di Paralimpiade Paris lewat cabang itu. Dua ganda campuran Indonesia, yakni Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila dan Fredy Setiawan/Khalimatus Sadiyah, kompak menembus final di Paralimpiade Paris untuk menjaga tradisi emas bulu tangkis sejak edisi 2020.
Siapa pun ganda campuran klasifikasi SL3-SU5 (gabungan pemain dengan keterbatasan gerak pada sebelah tangan dan kaki) itu yang menang, ”Merah Putih” akan berkibar di Perancis, Senin (2/9/2024) siang waktu Indonesia. Indonesia juga dipastikan akan meraih perak.
Berkat tambahan dua medali itu, Indonesia menjadi tim kedua tersukses di bulu tangkis Paralimpiade. Sejak cabang itu mulai dipertandingkan di Paralimpiade Tokyo 2020 (yang digelar pada 2021), Indonesia telah mengumpulkan 3 emas, 3 perak, dan 2 perunggu. Jumlah medali itu hanya kalah dari China dengan koleksi 5 emas, 3 perak, dan 2 perunggu.
”Kalau saya melihat all Indonesian final, artinya Indonesia yang menguasai (di ganda campuran). Tuan rumah suporternya banyak, tapi tidak berpengaruh karena menurut saya kemampuan Indonesia di atas lawan,” kata Chef de Mission Indonesia untuk Paralimpiade Paris Reda Manthovani.
Seperti dikatakan Reda, dua ganda Indonesia itu tampil dominan. Mereka adalah dua unggulan teratas di nomor itu. Dalam laga semifinal pada Minggu (1/9/2024) dini hari WIB, Hikmat/Ratri menang mudah atas wakil Thailand, Siripong Teamarrom/Nipada Seansupa, dengan skor 21-12, 21-8.
Adapun Fredy/Khalimatus mampu mengatasi derasnya tekanan suporter tuan rumah dengan mengalahkan Lucas Mazur/Faustine Noel (Perancis), 21-15, 21-15. ”Sempat tegang banget karena tekanan penonton. Kedua, harus melawan diri sendiri dulu biar bisa main tenang dan fokus,” ungkap Khalimatus yang akan menghadapi mantan partnernya, Ratri, di final.
Khalimatus dan Ratri pernah berduet di Tokyo 2020. Mereka meraih emas ganda putri ketika itu. Ratri, yang menjadi atlet difabel akibat kecelakaan saat bersiap tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau 2012, bahkan meraup tambahan satu emas dan satu perak dari ganda campuran serta tunggal putri.
Terkadang, mereka justru ingin menambah jam latihan sendiri. Tidak kenal hari libur atau ’tanggal merah’. Lebaran pun, orangtua mereka yang diminta datang) ke Solo.
Di Paris, kedua atlet putri itu juga masih berpeluang menambah medali dari nomor tunggal putri SL4. Mereka saling berhadapan di semifinal. ”Saya tekankan tetap jaga kondisi badan meskipun lawan adalah teman mereka yang setiap hari bertemu di pelatnas (pemusatan latihan nasional,” tutur Jarot Hernowo, pelatih bulu tangkis Paralimpiade Indonesia.
Indonesia juga masih berpeluang menambah medali dari bulu tangkis. Pada tunggal putra klasifikasi SU5, atlet Indonesia, Dheva Anrimusthi, lolos ke semifinal untuk menantang Liek Hou Cheah (Malaysia). Adapun atlet Indonesia lainnya, Suryo Nugroho, berjumpa M Farees Anuar (Malaysia).
Nino Susanto, pengajar dari Universitas Indonesia, pernah mengatakan, lompatan prestasi atlet Indonesia di Paralimpiade tidak terlepas dari kemandirian dan upaya Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia yang menggelar sentralisasi pelatnas di Surakarta, Jawa Tengah, salah satunya dengan melibatkan akademisi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
”Sebagian besar sivitas akademika FKOR (Fakultas Keolahragaan) UNS aktif mendukung kegiatan di NPC Indonesia, baik sebagai pelatih, ofisial teknis (NTO/ITO), maupun petugas klasifikasi,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Tidak kenal libur
Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia Rima Ferdianto mengungkapkan, pihaknya berusaha membuat para atlet nyaman, baik saat berlatih maupun bertanding. ”Setiap keluhan atlet ada yang menanganinya, mulai dari (persoalan) mental, cedera, bahkan makanan. Lalu, ketika atlet butuh sparring partner, kami carikan yang paling mendekati calon lawan yang nantinya dihadapi di sebuah ajang,” ujarnya.
Di sisi lain, menurut dia, atlet-atlet yang ditangani pihaknya memiliki spirit lebih, bahkan melampaui atlet-atlet umum. ”Terkadang, mereka justru ingin menambah jam latihan sendiri. Tidak kenal hari libur atau ’tanggal merah’. Lebaran pun, orangtua mereka yang diminta datang) ke Solo (Surakarta),” ucap Rima dalam keterangan tertulis.
Selain dari bulu tangkis, Indonesia juga berpeluang menambah medali lewat boccia, cabang yang baru dipertandingkan di Paris 2024. Muhammad Bintang Satria Herlangga, atlet Indonesia, lolos ke babak final seusai mengalahkan Robert Mezik (Slowakia), 6-1.