Arsenal bisa menyalahkan inkonsistensi wasit, tetapi kecerobohan para pemain turut berperan saat imbang versus Brighton.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
LONDON, SABTU — Kecerobohan para pemain Arsenal sejak paruh pertama harus dibayar mahal pada akhir laga. Mereka terpaksa kehilangan poin pada awal musim seusai ditahan imbang Brighton and Hove Albion 1-1. Petaka ”Si Meriam” bermula sejak kartu merah yang diterima gelandang Declan Rice pada awal paruh kedua.
Arsenal unggul lebih dulu di Stadion Emirates pada Sabtu (31/8/2024) malam WIB. Penyerang Kai Havertz membuka keunggulan jelang turun minum dari skema serangan balik. Tim tamu menyeimbangkan kedudukan lewat gelandang serang Joao Pedro, hanya 10 menit seusai Rice diusir dari lapangan. Arsenal harus rela berbagi poin.
Manajer Arsenal Mikel Arteta bangga dengan penampilan anak asuhnya walaupun kecewa terhadap hasil. ”Secara keseluruhan saat bermain 11 lawan 11 kami pantas menang. Begitu juga saat 10 lawan 11. Kami kehilangan dua poin. Luar biasa (perjuangan) dari tim ini dan reaksi para pendukung (setelah kartu merah),” ujarnya.
Tuan rumah cukup beruntung bisa unggul pada paruh pertama. Bukayo Saka dan rekan-rekan tampil ceroboh di depan para pendukung. Tidak biasanya mereka sering kehilangan bola di separuh lapangan sendiri akibat kesalahan sederhana. Seperti dribel yang terlalu kencang hingga kontrol bola yang kurang baik.
Lihat saja, tim asuhan Arteta itu kehilangan bola tujuh kali pada 45 menit pertama. Itu cukup memperlihatkan kecerobohan mereka. Bola para pemain Arsenal hanya direbut dua kali pada paruh kedua. Padahal, mereka bermain hanya dengan 10 orang pemain nyaris seusai turun minum, sejak menit ke-49.
Arsenal tampak kurang nyaman dalam penguasaan bola. Para pemain beberapa kali juga panik setelah kehilangan penguasaan. Alhasil, disiplin para pemain agak kedodoran. Dua gelandang jangkar, Rice dan Thomas Partey, sudah menerima kartu kuning pada babak pertama. Itu bukan pertanda baik.
Benar saja, petaka datang saat babak kedua baru dimulai 4 menit. Rice menerima kartu kuning kedua setelah diduga memperlambat permainan oleh wasit Chris Kavanagh. Bek sayap Brighton, Joel Veltman, ingin mengambil tendangan bebas secepat mungkin, tetapi bola bergeser karena mengenai kaki Rice.
Kartu kuning kedua yang berganti menjadi kartu merah itu terbilang cukup kejam. Mengingat, Pedro tidak dihukum kartu saat melakukan hal yang serupa pada paruh pertama. Meskipun demikian, Rice memang kurang bijak dan bersalah dalam insiden itu. Pemberian kartu adalah bagian dari subyektivitas wasit.
”Saya pikir itu agak kejam untuk kami. Kami hanya menginginkan konsistensi (dari keputusan wasit). Joao menendang bola ke arah berbeda dan tidak diberikan apa pun. Dec hanya sedikit menyentuh bola dan diusir keluar lapangan. Namun, itulah yang terjadi. Hari ini mengecewakan, tetapi musim masih panjang,” kata Saka.
Sebagai konteks, Rice baru pertama kali menerima kartu merah sepanjang kariernya di Liga Inggris. Dia sudah memainkan 245 pertandingan tanpa diusir sekali pun oleh wasit. Reputasi dan disiplin gelandang tim nasional Inggris itu dikenal sangat baik. Namun, semua tidak begitu terlihat pada laga tadi.
Persoalan konsentrasi juga menjadi isu. Arteta ingin memasukkan bek Ricardo Calafiori dari cadangan untuk lebih bertahan, mengubah formasi dari empat bek jadi lima bek. Namun, saat Calafiori sudah di pinggir lapangan, mereka kecolongan karena kurang waspada terhadap pergerakan penyerang lawan Danny Welbeck.
Brighton mengambil alih permainan sejak unggul jumlah pemain. Tim asuhan Pelatih Fabian Hurzeler itu mengepung separuh lapangan Arsenal. Tuan rumah hanya mengandalkan serangan balik dengan umpan-umpan panjang. Havertz mendapatkan peluang satu lawan satu, tetapi digagalkan kiper Bart Verbruggen.
Adapun kecerobohan Arsenal juga dipengaruhi agresivitas tekanan Brighton. Welbeck dan rekan-rekan tidak segan menekan tinggi ke pertahanan lawan saat kehilangan bola. Adapun tim tamu mampu unggul penguasaan bola 52,5 persen pada paruh pertama, saat situasi masih 11 lawan 11.
Hurzeler mengatakan, insiden Rice mengubah momentum pertandingan. Meskipun demikian, pertandingan tidak semudah itu untuk dimenangkan. ”Kami ingin menang. Tidak puas jika hasilnya imbang. Itu yang seharusnya diincar saat unggul jumlah pemain. Tetapi, mereka justru bisa mengancam dengan dua peluang besar (setelah kartu merah),” ucap pelatih baru tersebut.
Selain kehilangan poin, Arsenal juga mengalami kerugian di laga selanjutnya versus Tottenham Hotspur. Rice akan menjalani sanksi larangan bertanding dalam laga bertajuk derbi London Utara tersebut. Si Meriam tidak memiliki opsi lain di posisi gelandang kiri.
Diketahui, Arsenal baru saja mendatangkan gelandang timnas Spanyol, Mikel Merino dari Real Sociedad, untuk mengisi posisi tersebut. Namun, Merino menderita cedera tangan pada sesi latihan pertama. Merino diperkirakan absen beberapa minggu, hampir pasti absen dalam laga selanjutnya. (AP/REUTERS)