PON Aceh-Sumut jadi ajang debut sejumlah atlet wilayah baru di Indonesia. Atlet Ibu Kota Nusantara adalah salah satunya.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
Dari sisi partisipasi, Pekan Olahraga Nasional Aceh-Sumatera Utara 2024 akan dikenang dalam sejarah. Tidak hanya mempertandingkan lebih banyak cabang olahraga, jumlah atlet yang berpartisipasi pun lebih beragam. Sejumlah wilayah baru di Indonesia mengirimkan wakilnya, tidak terkecuali Ibu Kota Nusantara.
Pada edisi PON Papua, jumlah kontingen masih 34 provinsi. Dinamika politik dan pemerintahan di Indonesia turut mewarnai penyelenggaraan PON ke-21 di Aceh dan Sumut. Indonesia kini memiliki empat provinsi tambahan sehingga jumlah kontingen pada PON Aceh-Sumut 2024 ”membengkak” menjadi 38.
Hal yang membuat PON Aceh-Sumut 2024 lebih istimewa adalah kemunculan atlet-atlet dari Ibu Kota Nusantara (IKN). Wilayah baru ini lahir dari ambisi Presiden Joko Widodo untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Sebagai wilayah baru, IKN pun berhak mengirimkan wakilnya di PON walau belum terdapat pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia daerah di sana. Menurut rencana, IKN nantinya akan memiliki pengurus KONI daerah tersendiri sebagaimana daerah lain. Untuk menandai debutnya, sebanyak 30 atlet IKN akan bersaing di PON pada 9-20 September 2024.
Kemunculan atlet IKN pada ajang olahraga multicabang ini juga sebagai ajang promosi wilayah baru tersebut ke seluruh khalayak di Tanah Air. ”Kita semua bertanggung jawab untuk sosialisasikan IKN dan saya yakin saat upacara pembukaan di Aceh kita bisa fasilitasi satu kontingen IKN pada defile. Itu jadi kejutan,” ujar Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman awal tahun ini.
Hingga saat ini, IKN belum sepenuhnya rampung dibangun. Maka dari itu, atlet-atlet yang mewakili IKN diambil dari kabupaten atau kota di Kalimantan Timur yang tak masuk kontingen provinsi tersebut.
Hanya saja, para atlet IKN tidak turut bersaing memperebutkan medali. Itu karena para atlet IKN tidak berstatus anggota kontingen sehingga mereka hanya menjalani pertandingan ekshibisi.
Walau hanya menjalani pertandingan ekshibisi, atlet senam artistik IKN, Assa Fitri Oktavia Setiawan, merasa senang bisa berpartisipasi di PON. Fitri belum pernah tampil di PON. Untuk itu, ia akan bertekad menampilkan kemampuan terbaiknya pada kesempatan langka ini.
”Saya hanya ingin tampil sebaik mungkin. Ini PON pertama bagi saya. Jadi, saya ingin melakukan yang terbaik. Saya pernah meraih perunggu di Popnas (Pekan Olahraga Pelajar Nasional) 2023 saat mewakili Kalimantan Timur. Jadi, pengalaman itu akan menjadi modal berharga bagi saya,” tutur Fitri dikutip dari laman PON.
Sebelum berlaga di PON, para atlet IKN telah menjalani pemusatan latihan. Selain senam, atlet IKN juga akan berlaga di cabang layar, panahan, dan jujitsu.
”Jadi, walaupun tidak berburu medali, kami ingin berburu sosialisasi, berkenalan dengan daerah lain, memperlihatkan juga kesiapan kami nanti saat melaksanakan Pemerintah Daerah Khusus (Pemdasus) IKN,” ucap Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN Alimuddin.
Provinsi baru
Para atlet dari empat provinsi baru di Indonesia turut meramaikan persaingan medali di PON. Empat provinsi baru itu antara lain Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Meski terdapat empat provinsi baru, jumlah keseluruhan atlet pada PON Aceh-Sumut tidak sebanyak PON Papua. KONI mencatat, jumlah atlet pada PON tahun ini sebanyak 6.854 atlet, sedangkan pada PON Papua 7.039 atlet.
Persoalan minimnya anggaran mempersiapkan atlet jelang PON menjadi isu tersendiri bagi provinsi baru. Apalagi, tahun ini anggaran daerah banyak terserap untuk membiayai pemilihan kepala daerah serentak.
KONI Papua Selatan, misalnya, hanya mendapatkan anggaran sebesar Rp 14,5 miliar dari pengajuan awal sebesar Rp 19 miliar. Anggaran tersebut untuk membiayai 32 atlet yang akan turun pada 18 cabang.
Keterbatasan anggaran tidak menurunkan target KONI Papua Selatan. Mereka berambisi bisa meraih 12 medali emas. Untuk mencapai target tersebut, para atlet Papua Selatan telah mempersiapkan diri dengan berlatih secara intensif pada pemusatan latihan daerah yang berlangsung di Merauke dan daerah lainnya.