Joao Felix merapat ke Chelsea dalam kondisi skuad yang sudah terlalu ”gemuk”. Keseimbangan ”Si Biru” kembali terancam.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
Dengan jumlah pemainnya dalam skuad utama, Chelsea bisa saja membentuk dua tim berbeda untuk berkompetisi di Liga Inggris: Chelsea A dan Chelsea B. Namun, jumlah pemain bejibun itu tak menghentikan mereka dalam berbelanja pada jendela transfer saat ini. Giliran penyerang Atletico MadridJoao Felix yang merapat.
Felix, yang sempat dipinjamkan ke Chelsea pada paruh musim kedua 2022-2023, dikabarkan akan segera kembali ke Stamford Bridge. Menurut TheAthletic, Chelsea telah mencapai kesepakatan dengan Atletico untuk transfer permanen pada Selasa (20/8/2024). Pemain 24 tahun itu akan dikontrak selama enam tahun dengan opsi tambahan setahun.
Jika benar terjadi, sang bintang tim nasional Portugal akan menjadi pembelian ke-10 Chelsea pada musim panas ini. Padahal, jumlah skuad tim asuhan Pelatih Enzo Maresca itu sudah membengkak hingga 42 pemain, belum termasuk Felix. Tidak ada satu pun tim Liga Inggris yang memiliki lebih dari 35 pemain saat ini.
Jamie Carragher, mantan bek legendaris Liga Inggris, sampai bingung apa rencana Chelsea dengan pemain sebanyak itu, khususnya tambahan Felix. ”Chelsea harus berhenti membeli pemain. Para pemain juga harus berhenti datang ke Chelsea. Di mana Felix akan bermain? Bagaimana mereka berlatih dengan 40 pemain?” ujarnya.
”Tim besar memang butuh kompetisi di dalamnya, tetapi saya tidak pernah menemukan tim seperti ini di mana pun bermain. Biasanya selalu ada 7-8 pemain yang mengetahui mereka akan bermain setiap pekan, tujuh pemain yang memperebutkan posisi tersisa, dan tujuh pemain muda. Itulah tim yang sehat,” lanjutnya dalam program Monday Night Football.
Di tengah isu kehadiran Felix, banyak pemain depan Chelsea yang masih abu-abu masa depannya, seperti Armando Broja, Raheem Sterling, dan Romelu Lukaku. Bahkan, nasib penyerang sayap Mykhailo Mudryk yang baru dibeli pada Januari 2023 juga penuh tanda tanya. Pembelian terbaru ”Si Biru”, Pedro Neto dan Felix, bisa beroperasi di sisi kiri yang merupakan posisi asli Mudryk.
Kelebihan jumlah pemain sudah mengganggu pikiran Maresca pada awal musim. Keharmonisan di dalam tim terganggu. Sang pelatih gagal memegang janjinya terhadap para pemain, salah satunya Sterling. Sebelumnya, dalam pramusim di Amerika Serikat, Sterling dinilai sebagai salah satu pemain penting untuk musim ini.
Manajer Chelsea saat itu, Mauricio Pochettino, sampai kebingungan mencari konsistensi karena terlalu banyak pilihan pemain.
Namun, Sterling ternyata tidak dimasukkan ke dalam skuad saat Chelsea berhadapan dengan Manchester City pada laga pembuka musim. Menurut Maresca, keputusan itu sebatas persoalan teknis dan kebutuhan strategi. Tidak ada masalah personal dengan mantan pemain timnas Inggris tersebut.
”Saya menginginkan Sterling. Saya juga menginginkan semua pemain yang kami miliki. Akan tetapi, kami tidak memiliki ruang untuk mereka semua. Untuk beberapa pemain, mereka harus pergi. Manajer dibayar untuk membuat keputusan dan terkadang itu tidak disukai pemain,” ujar Maresca.
Disharmoni tim
Persoalan skuad yang ”kegemukan” sudah dirasakan sejak kedatangan pemilik baru, yaitu Todd Boehly. Hal itu terutama terjadi sejak musim lalu. Manajer Chelsea saat itu, Mauricio Pochettino, sampai kebingungan mencari konsistensi karena terlalu banyak pilihan pemain. Selain itu, dia juga kesulitan menjaga keharmonisan tim. Banyak pemain tidak bahagia karena kekurangan menit bermain.
Semua masalah itu bermula dari rencana transfer yang tidak jelas. Boehly terus mendatangkan pemain baru yang belum tentu dibutuhkan pelatih. Hal tersebut seolah kembali terulang pada era Maresca. Chelsea kembali menumpuk pemain saat belum melepas wajah-wajah yang tidak dibutuhkan terlebih dulu. Skuad mereka saat ini terlalu berantakan untuk memulai musim baru.
Chelsea semestinya berkaca dari dua tim teratas klasemen musim lalu, Arsenal dan Manchester City. Kedua tim itu memiliki rencana transfer yang matang. Walaupun dengan jumlah skuad minimalis, Arsenal (total 23 pemain) dan City (26 pemain) tetap fokus menjual pemain lebih dulu sebelum berbelanja lagi. Keseimbangan dalam skuad, termasuk finansial, menjadi prioritas.
Tugas berat sudah menanti Chelsea dalam sekitar 11 hari ke depan, menuju tenggat transfer pemain pada 31 Agustus. Mereka harus merampingkan skuad saat ini dengan berbagai cara, seperti menjual atau meminjamkan para pemain.
Hal itu tentunya akan sangat sulit di tengah aktivitas transfer yang cenderung landai pada kali ini. Klub-klub Eropa sedang berhemat.
Seandainya gagal melakukan ”cuci gudang”, nasib Chelsea mungkin tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan musim lalu. Prestasi tim akan terpuruk, lalu sang pelatih akan dipecat pada akhir musim.
Si Biru terlihat belum belajar dari kesalahan sebelumnya. Ancaman lain juga datang dari peraturan finansial yang semakin ketat pada musim ini. (AP/REUTERS)