Rindu, Bahagia, dan Doa Mengalir Deras untuk Veddriq
Rumah Veddriq Leonardo di Pontianak masih ramai dengan tetangga dan keluarga yang datang untuk memberikan doa dan rindu.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
Jumat (9/8/2024), rumah Veddriq Leonardo (27) di Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, masih ramai. Tetangga dan keluarga masih berdatangan. Mereka menitipkan rindu, bahagia, dan juga doa untuk Veddriq yang sukses meraih emas panjat tebing nomor speed putra Olimpiade Paris 2024.
Di tengah keceriaan itu, mungkin karena rindu atau terharu, Sumaryanto (56), ayah Veddriq, tampaknya ingin mencari jeda. Setelah meneguk segelas kopi, dia mengajak Kompas.id ke salah satu ruangan di rumahnya berukuran 5 meter x 4 meter. Letaknya di samping dapur.
Di sana, Sumaryanto menunjukkan salah satu sisi dinding ruangan itu. Ada wahana panjat dinding setinggi lebih kurang tiga meter dengan kemiringan sekitar lima derajat. Panelnya berwarna cokelat menggunakan tripleks. Banyak holds (pegangan tangan dan pijakan kaki) berbahan resin menempel di panel.
Sumaryanto mengatakan, wahana panjat dinding ini adalah ide anaknya. Setahun lalu, saat berada di Jakarta, Veddriq mengirimkan panel itu dalam bagian terpisah. Rekan sesama pemanjat yang merakitnya.
”Waktu itu, Veddriq memandu merakitnya lewat video call. Katanya agar anak-anak bisa menjajal panjat tebing,” ujar Sumaryanto yang suka meletakkan kasur di kamar itu dan terlelap di sana.
Keinginan Veddriq tidak bertepuk sebelah tangan. Kata Sumaryanto, banyak anak bermain di sana.
”Tidak hanya kerabat tapi juga anak-anak di kecil di sekitarnya,” kata Sumaryanto, lelaki penggemar sepak bola. Saking senangnya, nama ”Leonardo” untuk anaknya dicomot dari pengatur serangan sepak bola asal Brasil, Leonardo Araujo.
Telepon 10 menit
Saat Sumaryanto melepas rindu lewat wahana panjat dinding, Rosita (52), istrinya, dengan sabar menerima dengan bahagia ucapan selamat dari siapa saja yang datang meski dia sebenarnya kurang tidur.
Kamis (8/8/2024) malam, Rosita hanya tidur dua jam. Dia masih terbayang-bayang momen bersejarah yang diukir anak ketiganya itu di ajang terbesar olahraga dunia.
Kegembiraannya semakin membuncah saat Veddriq menghubunginya Kamis malam. Sekitar pukul 21.00 WIB, Veddriq menghubunginya lewat video call meski hanya 10 menit.
”Ma, terima kasih doanya. Abang berhasil membawa emas untuk Indonesia,” ujar Rosita mengulang kata-kata yang diucapkan anaknya.
Akan tetapi, Rosita menyebut, syukuran atas prestasi anaknya belum bisa dilakukan secepatnya. Ibu-anak ini belum akan bertemu dengan anaknya dalam waktu dekat. Alasannya, Veddriq masih harus mempersiapkan diri untuk ajang kejuaraan lainnya.
”Dia masih harus berlatih,” kata Rosita di tengah hiruk pikuk tetangga dan saudara yang mengucapkan selamat.
Raseni (50), salah satu kerabat Veddriq juga terharu saat melihat Veddriq berlomba. Ia menyaksikan ketangguhan kerabatnya itu melalui layar televisi di kediamannya, tak jauh dari rumah Veddriq
”Luar biasa Veddriq. Dia mengalahkan lawan dari berbagai negara. Semoga dia terus berprestasi,” kata Raseni.
Rindu, bahagia, dan doa itu masih dibutuhkan mengiringi perjalanan Veddriq. Kariernya masih panjang. Kekuatan tangannya masih dibutuhkan bangsa ini untuk meraih lebih banyak prestasi bergengsi lainnya.