Gregoria Rayakan Medali Perunggu Olimpiade dan Ulang Tahun
Gregoria akan merayakan raihan perunggu Olimpiade dengan ulang tahunnya. Setelah itu, dia harus siap bertanding kembali.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Gregoria Mariska Tunjung tak punya banyak waktu untuk merayakan prestasi meraih medali perunggu dari Olimpiade Paris 2024 karena telah ditunggu turnamen BWF. Dia akan mengucap syukur atas prestasi tersebut sekaligus merayakan hari ulang tahun.
Atlet tunggal putri itu menjadi satu-satunya pebulu tangkis yang mempersembahkan medali bagi Indonesia di Paris 2024. Dia kalah dari An Se-young (Korea Selatan) pada semifinal dan menang walkover (WO) atas Carolina Marin (Spanyol), yang mengalami cedera lutut kanan, pada perebutan perunggu.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Setelah berada di Perancis selama hampir satu bulan, sejak menjalani latihan di Chambly pada 13 Juli, Gregoria kembali ke Indonesia pada Jumat (9/8/2024).
Kedatangannya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, disambut perwakilan Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan PP PBSI.
Kurang dari dua pekan setelah tiba di Tanah Air, Gregoria dihadapkan kembali pada turnamen BWF World Tour, yaitu Jepang Terbuka Super 750 pada 20-26 Agustus. Maka, dia pun tak punya banyak waktu untuk berlibur.
”Turnamen berikutnya memang mepet. Jadi, saya tidak punya banyak waktu untuk merayakan (medali perunggu). Saya ulang tahun tanggal 11, jadi akan sekalian merayakannya. Orangtua saya akan datang ke sini, kami akan kumpul dan makan bersama,” tutur Gregoria pada sesi tanya jawab singkat dengan media di bandara.
Orangtua Gregoria tinggal di Wonogiri, Jawa Tengah, dan berkat orangtuanyalah, atlet yang akan berusia 25 tahun itu mengenal bulu tangkis. Dia mulai bermain di rumah dan halaman rumah dengan dilatih ayahnya sebelum berlatih di klub.
Seperti dikatakan mantan perenang Richard Sam Bera, yang merupakan perwakilan dari KOI, orangtua menjadi sosok penting di balik prestasi Gregoria. Richard pun menyampaikan salamnya untuk orangtua atlet ranking kedelapan dunia itu.
Dalam acara penyambutan itu, Gregoria bercerita bahwa apa yang dicapainya merupakan buah kerja keras dan persiapan yang matang, bukan hanya dari dirinya, melainkan semua anggota tim pendukung. Dia berharap hasil yang dicapainya di Paris 2024 bisa mendorong ”adik-adiknya” di pelatnas untuk makin berprestasi.
Maka, juara dunia yunior 2017 itu pun menyampaikan harapannya kepada PP PBSI yang akan berganti ketua umum dan kepengurusan melalui musyawarah nasional yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, 9-11 Agustus. Berbicara atas nama sektor tunggal putri, Gregoria mengatakan bahwa nomor tersebut harus mendapat perhatian lebih besar karena memiliki potensi untuk berkembang.
Mantan atlet tunggal putri yang menjadi juru bicara Tim Ad Hoc PP PBSI untuk Olimpiade Paris 2024, Yuni Kartika, mengatakan hal serupa. Prestasi yang ditunjukkan Gregoria bisa menjadi motivasi atlet lain untuk berkembang.
”Gregoria menjadi inspirasi pemain muda dan sektor tunggal putri. Saya pribadi bangga ada medali dari bulu tangkis meskipun bukan hasil yang terbaik. Atas nama tim ad hoc, saya meminta maaf kalau hasilnya tidak maksimal. Kami akan berusaha mengembalikan tradisi emas bulu tangkis,” kata Yuni.
Yuni juga mengatakan, tim ad hoc yang dibentuk sejak Januari 2024 itu akan memberikan rekomendasi atas performa atlet Olimpiade pada PP PBSI. Namun, dia tidak tahu apakah tim tersebut akan berlanjut bertugas atau tidak.