Kuba kehilangan penyumbang emasnya yang konsisten. Mijain Lopez meninggalkan matras dengan rekor kemenangan abadi.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
Mijain Lopez menutup rapat-rapat kesempatan orang lain untuk mengalahkannya di atas matras gulatOlimpiade. Pegulat 41 tahun asal Kuba itu memilih pensiun seusai memenangi emas kelima di Paris 2024. Ia meninggalkan catatan mengesankan setelah hanya menelan satu kekalahan dari 23 kali menjalani pertandingan di Olimpiade.
Yasmani Acosta menjadi orang yang ”beruntung” bisa mendapatkan kesempatan terakhir menguji ketangguhan Lopez. Pegulat kelahiran Kuba, tapi kini mewakili Chile, itu berhadapan dengan Lopez pada final nomor gulat Greco-Roman 130 kilogram putra di Champ de Mars Arena, Paris, Perancis, Rabu (7/8/2024) dini hari WIB.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Berbeda dengan gulat gaya bebas yang lebih terbuka karena memperbolehkan memegang kaki dan bagian atas ataupun bawah pinggang lawan, gulat Greco-Roman lebih rumit. Pegulat Greco-Roman hanya diperbolehkan menggunakan tangan dan badan bagian atas untuk menyerang.
Emas Olimpiade nomor Greco-Roman Putra 130 kg telanjur identik dengan Lopez. Tidak ada yang memenangi nomor tersebut selain dia sejak Olimpiade Beijing 2008. Kali ini, Acosta pun berakhir sama dengan lawan-lawan Lopez pada final Olimpiade sebelumnya.
Lopez memamerkan kehebatan gulatnya dengan teknik roll-off par terre pada ronde pertama. Dia kemudian mengalahkan Acosta dengan teknik takedown pada ronde kedua. Hal itu sudah cukup membuat Lopez mengalahkan Acosta dengan skor telak, 6-0.
Kemenangan itu mencatatkan namanya sebagai pegulat pertama dalam sejarah yang memenangi lima medali emas Olimpiade. Lopez sudah melampaui pegulat Jepang, Kaori Icho, yang sudah mengoleksi empat emas Olimpiade nomor gaya bebas 63 kg putri.
Lolos kualifikasi Olimpiade saja sudah sedemikian berat. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Lopez. Pencapaian memenangi lima medali emas untuk nomor individu agaknya akan sulit disamai atau bahkan dilampaui olimpian lain. Perenang Amerika Serikat, Katie Ledecky, punya peluang menyamai capaian Lopez pada Olimpiade Los Angeles 2028. Ledecky saat ini mengoleksi empat emas renang nomor 800 meter gaya bebas putri.
Dengan lima emas di tangan, Lopez adalah enigma bagi para rivalnya. Sebagai satu-satunya pegulat yang konsisten berada di puncak, tentunya ia memantik rasa ingin tahu sekaligus hasrat para rival untuk mengalahkannya.
Akan tetapi, kesempatan bagi mereka untuk menaklukkan Lopez seketika hilang. Setelah memastikan emas kelima, Lopez melepas sepatunya dan meletakkannya di atas matras pertandingan. Tradisi itu adalah cara seorang pegulat menyatakan pensiun. Dengan begitu, Lopez menjauhi lalu meninggalkan ring gulat untuk selama-lamanya.
”Sudah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal di matras. Apa lagi kesempatan yang lebih baik bagi saya untuk berada di sini pada pertandingan final, untuk dapat bertarung dengan sesama saudara, dan menang di Olimpiade? Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengucapkan selamat tinggal di Olimpiade selain membiarkan pintu terbuka untuk generasi berikutnya,” tutur Lopez.
Disinggung mengenai rencananya setelah pensiun, Lopez mengatakan akan tetap berkecimpung di dunia gulat. Namun, ia hanya mengungkapkan akan ”mendidik generasi muda”, tidak menjabarkan detail peran seperti apa yang akan dijalaninya pada gulat.
Tidak bertanding
Saking dominannya dalam olahraga ini, Lopez bahkan tidak menjalani pertandingan kompetitif setelah memenangi emas pada Olimpiade Tokyo 2020 hingga tampil di Paris. Walaupun tak lagi menjalani pertandingan kompetitif, Lopez tetap saja terlalu tangguh untuk lawan-lawannya.
Pelatih Lopez, Raul Trujillo, mengungkapkan, ada alasan tertentu mengapa Lopez sengaja tidak menjalani pertandingan kompetitif sebelum tampil di Paris. ”Dia telah berada di sini (Olimpiade) selama bertahun-tahun. Jadi, sangat penting untuk menjaga tubuhnya,” kata Trujillo.
Sejak 2008, Lopez dipercaya menjadi pembawa bendera kontingen Kuba saat upacara pembukaan Olimpiade. Namun, di Paris, dia menolak peran tersebut dengan alasan harus menjaga kekuatan tubuhnya.
Lopez memang sudah tidak muda lagi. Pada 20 Agustus mendatang, ia akan berusia 42 tahun. Usia itu tergolong senja untuk seorang pegulat. Ia lahir pada 1982, saat Fidel Castro mulai berkuasa di Kuba. Sebagaimana anak-anak Kuba lainnya, dia juga menggemari olahraga bisbol dan tinju. Dua olahraga itu amat digandrungi di Kuba.
Saat remaja, Lopez menyadari dia tidak memiliki ketangkasan yang memadai untuk atlet bisbol. Ukuran tubuhnya yang tinggi besar jauh lebih cocok untuk menjadi seorang pegulat. Di daerah kelahirannya, Herradura, dia mendapat julukan ”Si Bocah Kuat”.
Pada 2002, Lopez mengikuti Kejuaraan Dunia pertamanya dan menempati peringkat ke-13. Setelah itu, ia dengan cepat menjelma pegulat yang menakutkan saat memenangi Kejuaraan Dunia 2005, 2007, 2009, dan 2010. Sepanjang karier gulatnya, Lopez telah memenangi puluhan medali. Medali-medali itu tergantung di dinding rumahnya, yaitu pada bagian bawah foto Fidel Castro yang meninggal pada 2016.
Dengan banyaknya prestasi itu, Lopez menjadi sangat terkenal di Kuba. Meski dia merupakan atlet tersukses nomor individu di Olimpiade, bukan berarti dia bertarung sendirian. Setiap perhelatan Olimpiade, jutaan warga Kuba selalu berada ”di belakang” untuk mendukungnya. (AP)