Bagaimana Pencapaian Tim Olimpiade Indonesia Sampai Saat Ini?
Sampai 12 hari penyelenggaraan Olimpiade Paris, Indonesia baru merebut satu perunggu. Bagaimana kinerja tim Indonesia?
Apa yang dapat Anda pelajari dari artikel ini?
- Bagaimana kinerja tim bulu tangkis?
- Bagaimana peluang tim panjat tebing?
- Apa pencapaian tim panahan?
- Sejauh mana langkah pelari, perenang, dan judoka?
- Bagaimana pencapaian petembak dan pedayung?
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Olimpiade Paris 2024 sudah bergulir selama 12 hari sampai Selasa (6/8/2024). Para atlet Indonesia baru mengumpulkan satu medali perunggu dan terpuruk di posisi ke-66 klasemen sementara.
Sebagian atlet sudah bekerja keras meskipun belum meraih medali karena mereka masih kalah kelas dibandingkan dengan atlet negara lain. Namun, ada juga atlet yang seharusnya mampu meraih medali, tetapi gagal mencapainya.
Bagaimana kinerja tim bulu tangkis?
Sejak Olimpiade Barcelona 1992, tim bulu tangkis selalu menjadi andalan Indonesia untuk meraih medali emas dalam Olimpiade. Namun, kali ini tim bulu tangkis gagal memenuhi harapan itu. Kegagalan itu mengulangi kegagalan pada Olimpiade London 2012 saat tim bulu tangkis gagal menyumbang medali emas.
Tunggal putra Antony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie serta ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang paling diharapkan meraih medali emas justru gagal total. Antony dan Jonatan tidak lolos dari penyisihan grup.
Baca juga: Anthony Ginting Tersingkir, Tunggal Putra Indonesia Berakhir Getir
Baca juga: Di Paris, Jonatan Christie Kehilangan ”Dirinya”
Sementara itu, Fajar/Rian gagal melaju ke semifinal. Kegagalan mereka juga dilengkapi dengan kegagalan ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang gagal lolos dari penyisihan grup.
Baca juga: Fajar/Rian Tersandera Layaknya Atlas
Baca juga: Kalah Dua Kali, Apriyani/Fadia Tersingkir pada Penyisihan Grup Olimpiade
Wajah tim bulu tangkis sedikit terselamatkan oleh tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung yang merebut medali perunggu. Gregoria yang awalnya sempat tidak diandalkan karena penampilannya yang tidak konsisten justru tampil menawan di Olimpiade Paris.
Satu demi satu lawan dikalahkannya. Hambatan psikologis dan mental yang selama ini mengganggu dapat ditepis Gregoria. Namun, penampilan bagusnya tidak cukup untuk mengalahkan pemain Korea Selatan, An Se-young, di semifinal. Gregoria akhirnya meraih perunggu setelah Carolina Marin tidak dapat bertanding pada perebutan posisi ketiga karena cedera.
Baca juga: Gregoria, Sang Primadona Bulu Tangkis
Baca juga: Sportivitas Gregoria Menyala, Melampaui Segalanya
Baca juga: Marin Cedera, Gregoria Meraih Medali Perunggu Olimpiade
Bagaimana peluang tim panjat tebing?
Tim panjat tebing baru menjalani babak penyisihan untuk nomor speed putri pada Senin (5/8/2024). Dua atlet Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah, lolos ke babak delapan besar.
Desak lolos melalui drama mesin pencatat waktu yang tidak berfungsi saat babak eliminasi. Adapun Billah, nama panggilan Rajiah, lolos sebagai fastest loser.
Baca juga: Hajar Saja, Desak dan Rajiah!
Baca juga: Enam Detik Berharga dalam ”Drama” Desak Made Rita Kusuma Dewi
Keduanya berpeluang maju terus sampai ke semifinal pada Rabu (7/8/2024). Apabila semuanya lancar sesuai keinginan, Desak dan Billah akan bertemu di semifinal dan salah satunya akan maju ke final.
Pemanjat Polandia Aleksandra Miroslaw akan menjadi penantang yang paling berat bagi keduanya. Dalam babak eliminasi, catatan waktu Miroslaw lebih cepat dibandingkan kedua atlet Indonesia itu.
Namun, di panjat tebing, semua hal bisa terjadi. Satu dari dua pemanjat Indonesia masih berpeluang merebut medali emas.
Baca juga: Panjat Tebing Indonesia Fokus Medali Dahulu, Rebut Rekor Dunia Kemudian
Apa pencapaian tim panahan?
Indonesia mengirimkan empat pemanah pada Olimpiade Paris 2024, yaitu Diananda Choirunissa, Arif Dwi Pangestu, Syifa Nur Afifah Kamal, dan Rezza Octavia. Mereka mengikuti nomor individu putra-putri, beregu putri, dan beregu campuran.
Pencapaian paling bagus dicatat oleh Diananda Choirunissa yang menembus babak perempat final nomor individu putri. Anis, nama panggilan Diananda, berpeluang besar lolos ke semifinal setelah sempat unggul atas Lisa Barbelin dari Perancis. Namun, satu tembakan panah yang meleset jauh dari target utama merusak mimpi Anis mengejar medali.
Baca juga: Bernapaslah, Diananda Choirunisa…
Baca juga: Panah-panah Cinta Diananda
Pada nomor beregu putri, tim Indonesia juga menembus babak perempat final dan melawan tim unggulan kedua, China. Pada saat lomba, tim Indonesia terganggu dengan faktor angin sehingga gagal melaju ke semifinal.
Arif Dwi Pangestu yang bertarung pada nomor beregu campuran bersama Anis terhenti pada babak 16 besar. Sementara itu, pada nomor individual putra, Arif gagal bersaing pada babak 64 besar.
Baca juga: Ketidakpastian Angin Memupus Mimpi Srikandi Indonesia
Baca juga: Janji Besar dari ”Si Kecil” Arif Pangestu
Sejauh mana langkah pelari, perenang, dan judoka?
Sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri hanya mampu menempati posisi keenam pada babak pertama heat satu nomor 100 meter putra Olimpiade Paris 2024. Zohri mencatat waktu 10,26 detik dan menyamai raihan yang sama pada babak yang sama dalam Olimpiade Tokyo 2020, tiga tahun lalu.
Catatan waktu itu masih jauh dari catatan waktu terbaik personalnya, yaitu 10,03 detik di Osaka Grand Prix 2019 di Jepang. Tidak adanya penajaman waktu membuat Zohri bagaikan lari di tempat. Namun, dengan usia yang masih muda, Zohri masih dapat memperbaikinya pada Olimpiade empat tahun ke depan.
Baca juga: Zohri yang Berburu dan Diburu Waktu
Baca juga: Zohri Masih Harus Terus Berlari Menggapai Impian
Pada cabang renang, perenang Indonesia Joe Aditya Kurniawan dan Azzahra Permatahani bertarung keras dan berhasil menembus posisi tiga besar pada heat yang mereka jalani. Joe yang berlomba pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu mencatat waktu 53,95 detik pada heat 1.
Azzahra yang berlomba pada nomor 200 meter gaya ganti perseorangan putri memenangi heat 1 dengan catatan waktu 2 menit 20,51 detik. Namun, catatan waktu Joe dan Azzahra tidak cukup untuk menembus ke babak semifinal.
Baca juga: Perlawanan Keras Joe Kurniawan dan Azzahra Permatahani
Pada cabang judo, judoka putri Indonesia, Maryam March Maharani, hanya mampu melaju sampai babak 16 besar kelas 52 kilogram. Meskipun belum mampu bicara banyak pada ajang tersebut, kehadiran Rani di Olimpiade menjadi sebuah kemajuan bagi cabang judo di Indonesia yang sudah 12 tahun absen dari Olimpiade.
Baca juga: Maryam March Maharani, antara Jepang, Judo, dan Sensei
Bagaimana pencapaian petembak dan pedayung?
Pada Olimpiade Paris 2024, Indonesia mengirimkan petembak Fathur Gustafian untuk berlomba pada nomor 10 meter air rifle dan 50 meter rifle tiga posisi. Pada nomor 10 meter air rifle, Fathur menempati posisi ke-15 dari 49 peserta. Posisi itu tidak cukup untuk lolos ke babak utama yang hanya diisi oleh delapan petembak.
Pada nomor 50 meter rifle tiga posisi, raihan Fathur lebih buruk lagi dan hanya menempati posisi ke-43 dari 44 peserta. Dengan demikian, Fathur masih gagal merebut medali bagi Indonesia.
Baca juga: Gagal Menembus Final, Fathur Gustafian Masih Punya Kesempatan Kedua
Sementara itu, pedayung La Memo gagal menembus babak perempat final nomor rowing 2.000 meter perseorangan sculls putra. Memo hanya mampu finis di posisi kelima pada heat 2. Hasil itu lebih buruk dibandingkan dengan saat pertama kali tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, yang berhasil menembus perempat final.
Baca juga: Pedayung La Memo Gagal Ulangi Awal Manis 8 Tahun Lalu