Desak dan Rajiah, lewat panjat tebing, memperkuat harapan Indonesia untuk menambah medali di Olimpiade Paris 2024.
Oleh
KELVIN HIANUSA, DARI PARIS, PERANCIS, REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
PARIS, KOMPAS — Dua pemanjat tebing putri Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah, berhasil melewati babak kualifikasi dan lolos ke delapan besar. Dengan segala gangguan teknis dan rasa grogi dalam penampilan debut Olimpiade, mereka tidak terpengaruh. Mereka datang dengan mental berperang.
Desak dan Rajiah menjadi 8 dari 14 pemanjat yang lolos dari kualifikasi speed panjat tebing putri di Le Bourget, Paris, Perancis, pada Senin (5/8/2024). Desak lolos seusai mengalahkan wakil Amerika Serikat dengan catatan 6,38 detik di babak awal eliminasi. Rajiah lolos berstatus fastest loser, yaitu kalah di eliminasi, tetapi mencatatkan waktu tercepat di antara pemanjat yang kalah.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Gangguan teknis sempat terjadi di awal pertandingan. Waktu Desak terus berjalan meskipun sudah menekan tombol finis. Gangguan serupa dialami pemanjat China, Zhou Yafei, yang mendapat giliran pertama. Setelah diperiksa, alat di jalur A itu tidak berfungsi. Laga ditunda selama 20 menit untuk perbaikan.
Desak dan Zhou harus mengulang kualifikasi sekali lagi. Dia tidak terpengaruh dan mencatatkan waktu cukup baik, yakni 6,52 detik. ”Kaget, sih, karena enggak mati. Apakah Desak yang salah kurang nekan stop-nya. Pelatih bilang tidak apa-apa, diminta fokus lagi. Ternyata jadi semakin panas pas manjat kedua,” ujar perempuan asal Buleleng, Bali, tersebut.
Desak akan berhadapan dengan wakil China lain, Deng Lijuan, di perempat final. Pertemuan itu mengembalikan kenangan manis untuk Desak. Dia meraih emas di Asian Games Hangzhou 2022, tahun lalu, seusai menaklukkan Deng. Saat ditanya persiapan untuk melawan Deng, dia menjawab dengan tegas, ”Hajar saja!”
Suasana di arena sangat meriah. Ribuan penonton memadati kursi di area bawah dan tribune. Menurut Desak, atmosfer di Paris lebih ramai dibandingkan dengan di Hangzhou. Dia pun memilih untuk tidak melihat penonton sama sekali dalam debutnya di Olimpiade. Atlet berusia 23 tahun itu menutup matanya saat diperkenalkan oleh pembawa acara.
”Pas awal-awal agak merinding (karena suasananya). Habis itu enggak mau dengerin lagi, fokus sama diri sendiri dan lihat pelatih saja. Tidak ingin lihat penonton. (Pas merem), itu akan berkata sama diri sendiri, ‘Fokus, fokus. Tenang. Bisa.’ Meditasi ngomong sama diri sendiri,” ujar Desak yang belum puas dengan catatan waktunya.
Saking fokus terhadap diri sendiri, Desak sempat salah arah saat berjalan seusai pertandingan eliminasi. Dia, berstatus pemenang, seharusnya duduk bersama para pemanjat lain yang juga menang. Dia justru berjalan ke arah lain, ingin turun dari panggung. Seorang sukarelawan langsung mengingatkan.
Desak menggunakan handuk di atas kepalanya seusai pertandingan. Laga berlangsung pukul 13.00 waktu setempat. Cuaca mencapai 30 derajat celsius dengan sorotan matahari yang menyengat. Menurut Desak, panas hari itu membuat sakit kepala. Hanya itu satu-satunya faktor yang cukup mengganggunya.
Di sisi lain, Rajiah tampil impresif pada babak kualifikasi. Dia mencatatkan waktu 6,58 detik yang merupakan rekor terbaik pribadi. Berkat itu, dia bisa tetap lolos walaupun kalah di babak awal eliminasi. Rajiah yang sedikit mengalami rasa sakit di pinggang yang cedera saat persiapan, hanya kurang beruntung.
Rajiah tidak mampu menyembunyikan kekesalannya. Kedua tangannya mengepal. Dia tercenung saat mendarat di platform. Namun, motivasinya sama sekali tidak berkurang. Dia memperlihatkan tekad untuk tampil lebih baik dalam putaran final. Rajiah akan bertemu wakil AS, Emma Hunt.
”Wajar, ya, pastinya kalau deg-degan. Namun, dilawan saja. Selalu mencoba untuk lebih tenang. Hanya saja tadi di akhir ada sedikit kesalahan. Untuk persiapan lusa, digas lagi saja. Apa pun hasilnya nanti, harus menampilkan yang terbaik. Semoga bisa mencapai babak selanjutnya dan ke final,” ujar Rajiah.
Jika Desak dan Rajiah memenangi partai perempat final, Indonesia bisa memastikan minimal medali perak dari nomor putri speed panjat tebing. Mereka berada dalam jalur yang sama menuju partai puncak dan berpotensi saling beradu di semifinal. Adapun putaran final baru akan berlangsung pada Rabu nanti.
Penampilan impresif diperlihatkan Miroslaw. Kandidat terkuat peraih emas itu berhasil memecahkan rekor dunia atas namanya sendiri. Dia mencatatkan waktu 6,06 detik, memperbaiki rekor lama, 6,24 detik. Adapun dalam dua percobaan lain, dia juga berhasil finis dengan catatan 6,21 detik dan 6,1 detik.
Beruntung, Miroslaw berbeda jalur dengan para pemanjat Indonesia. Jika sama-sama menang terus, dia baru akan bertemu Desak atau Rajiah di partai puncak dalam perebutan medali emas.