Enam Detik Berharga dalam ”Drama” Desak Made Rita Kusuma Dewi
Dengan 6 detik, pemanjat tebing Desak Made Rita dan Rajiah Sallsabillah melaju ke perempat final Olimpiade Paris 2024.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
PARIS, SENIN — Bagi orang biasa, 6 detik mungkin hanya bisa dipakai untuk mengencangkan tali sepatu. Namun, bagi pemanjat tebing Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi, waktu yang singkat itu bisa mengantar ke putaran final nomor speedOlimpiade Paris 2024. Kendati bukan catatan terbaik, Desak menciptakan awal positif bagi misi meraih medali untuk Indonesia.
Diwarnai ”drama”, Desak lolos ke putaran final setelah mengalahkan atlet Amerika Serikat, Kelly Piper, dengan waktu 6,38 detik. Atlet asal Buleleng, Bali, ini akan melanjutkan perlombaan pada babak perempat final ditemani Rajiah Sallsabillah, pemanjat putri Indonesia lainnya, Rajiah lolos setelah menjadi fastest loser, pemanjat yang kalah pada penyisihan eliminasi, tetapi memiliki catatan waktu tercepat di antara pemanjat yang kalah lainnya.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Sekitar sejam sebelum kepastian kelolosan dalam perlombaan panjat tebing nomor speed putri di Le Bourget Climbing, Saint-Denis, Perancis, Senin (5/8/2024) malam itu, wajah Desak kebingungan. Catatan waktunya saat memanjat pertama kali di Olimpiade Paris 2024 tak terekam. Padahal, Desak sudah menyentuh tombol finis saat penghitung waktu menunjukkan angka sekitar 6,3 detik.
Desak pun dinyatakan fall. Waktu 6,3 detik yang membuatnya unggul dari wakil tuan rumah, Capucime Viglione, itu seolah menguap begitu saja. Dalam perlombaan nomor speed, waktu sedetik pun sangat berhaga untuk atlet karena akan menentukan banyak hal.
Kejadian serupa dialami pemanjat China, Zhou Yafei, yang tampil sebelum Desak pada jalur A. Setiap atlet memiliki kesempatan masing-masing sekali memanjat jalur A dan jalur B. Hanya catatan waktu terbaik dari dua kali pemanjatan itu yang dipakai untuk penentuan peringkat pada penyisihan eliminasi.
”Drama” kendala teknis itu terjadi saat babak kualifikasi, tepatnya saat penyisihan unggulan (seeding heat). Lantaran dua kali berturut-turut tak merekam catatan waktu pemanjat kendati tombol finis sudah disentuh, perlombaan ditunda 30 menit untuk ”pemeliharaan teknis”.
Desak dan Zhou harus memanjat sekali lagi di jalur A, tetapi seorang diri. Tak ada atlet lain yang memanjat di jalur B. Desak finis dalam waktu 6,52 detik.
Babak kualifikasi terdiri dari penyisihan unggulan dan penyisihan eliminasi. Pada penyisihan unggulan, atlet akan berusaha mencapai finis secepat mungkin. Catatan waktu terbaik mereka akan menentukan siapa lawan saat penyisihan eliminasi.
Desak menempati peringkat keenam yang membuatnya harus menghadapi peringkat ke-9, Kelly Piper (Amerika Serikat). Pemanjat Indonesia lainnya, Rajiah Sallsabillah, menyusul di peringkat ke-7.
Dari semua pemanjat peringkat tujuh besar penyisihan unggulan, hanya Desak yang tak mencatatkan personal best atau catatan waktu personal terbaik. Pemanjat Polandia, Aleksandra Miroslaw, bahkan dua kali menajamkan PB sekaligus memecahkan rekor Olimpiade (6,84 detik) dan rekor dunia (6,24 detik) atas namanya sendiri. Miroslaw mencatat waktu tercepat, masing-masing 6,21 detik dan 6,06 detik
Walakin, hingga babak kualifikasi keseluruhan usai, Desak masih konsisten mencatatkan waktu sekitar 6 detik. Waktu yang sama yang dipakai orang biasa untuk mengikat tali sepatu ini mengantarkannya ke putaran final Olimpiade Paris 2024.
Catatan waktu Desak juga membaik dalam tiga kali pemanjatan. Saat memanjat pada jalur B, Desak menajamkan waktunya menjadi 6,45 detik. Adapun pada penyisihan eliminasi, Desak memenangi perlombaan melawan Kelly Piper dengan finis 6,38 detik.
Waktu 6 koma sekian detik itu mengantarkan Desak menjadi satu dari delapan pemanjat terbaik yang lolos putaran final. Misi Desak untuk meraih medali emas akan dimulai kembali pada Rabu (7/8/2024) dalam babak perempat final.
Desak akan beradu kecepatan dengan wakil China, Deng Lijuan. Adapun Rajiah menghadapi Emma Hunt (Amerika Serikat). Mereka butuh tiga kemenangan untuk mencapai medali impian.
Di atas kertas, penampilan impresif Aleksandra Miroslaw membuatnya menjadi calon terkuat peraih medali emas Olimpiade. Dia akan menjadi pesaing berat Desak yang bertekad berdiri di panggung tertinggi.
Namun, dalam perlombaan kecepatan, apa pun bisa terjadi. Di luar kendala teknis seperti yang dialami Desak, hal lain yang bisa terjadi dalam perlombaan ialah ”keberuntungan” yang dirasakan Rajiah.
Setelah mencatatkan catatan waktu terbaik 6,58 saat penyisihan unggulan, yang merupakan personal best-nya, Rajiah kalah saat penyisihan eliminasi. Billah, sapaannya, terpeleset saat kakinya menginjak pegangan keenam.
Padahal, Billah berada dalam posisi seimbang dengan lawannya, Leslie Adriana Romero Perez (Spanyol). Dengan terpeseletnya Billah, Perez memenangi perlombaan setelah finis dalam waktu 7,26 detik. Perez terkejut sekaligus senang karena bisa melaju ke babak delapan besar.
Adapun Billah tak bisa menyembunyikan kekesalannya. Kedua tangannya mengepal. Dia tercenung saat mendarat di platform. Namun, ”Dewi Fortuna” masih menaungi Billah.
Dengan catatan waktu 6,58 detik saat penyisihan unggulan, Billah menjadi pemanjat tercepat di antara atlet lain yang kalah di penyisihan eliminasi. Tiket delapan besar terakhir pun menjadi milik Billah.