Desak Made dan Rajiah Sallsabillah mengawali perjalanan panjat tebing di Olimpiade Paris 2023, Senin (5/8/2024).
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
PARIS, MINGGU — Tampil sebagai debutan dengan beban raihan medali tentu bukan perkara mudah bagi empat pemanjat tebing Indonesia nomor speed. Apalagi, pesaing terberat yang akan dihadapi di Olimpiade Paris 2024 adalah pemanjat tercepat dunia. Namun, pemanjat Indonesia akan menggunakan ”kacamata kuda” untuk fokus pada kemampuan dan tujuan yang ingin diraih diri sendiri.
Pemanjat putri, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah, akan tampil lebih dulu dalam kualifikasi putri di Le Bourget Climbing, Saint-Denis, Perancis, Senin (5/8/2024). Desak dan Rajiah berlomba dengan 12 pemanjat tebing nomor speed lainnya dalam dua tahap kualifikasi, yaitu penyisihan unggulan (seeding heat) dan penyisihan eliminasi.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Pada penyisihan unggulan yang digelar mulai pukul 18.00 WIB ini, para pemanjat akan berlomba-lomba mencatatkan waktu terbaik untuk penentuan peringkat. Hal itu berguna untuk penentuan calon lawan pada penyisihan eliminasi yang dilaksanakan mulai pukul 18.35 WIB.
Hanya tujuh pemenang duel pada penyisihan eliminasi yang akan mendapatkan tiket ke putaran final. Tempat kualifikasi kedelapan diberikan kepada atlet yang kalah dengan waktu tercepat.
Dengan persiapan yang matang ini, kami yakin akan mencapai hasil yang memuaskan dan medali adalah target kami di Olimpiade Paris 2024.
Pelatih panjat tebing Indonesia, Hendra Basir, mengatakan, persiapan anak asuhnya sudah matang. Berbagai program untuk memaksimalkan kemampuan teknis dan fisik pun sudah diselesaikan.
Pemanjat Indonesia juga sudah mulai berlatih dan aklimatisasi sejak tiba di Perancis pada 28 Juli 2024. Pada Sabtu (3/8/2024), mereka menjalani latihan resmi di dinding yang akan digunakan untuk kompetisi.
”Dengan persiapan yang matang ini, kami yakin akan mencapai hasil yang memuaskan dan medali adalah target kami di Olimpiade Paris 2024,” ucap Hendra.
Panjat tebing akan tampil di tengah kondisi Indonesia yang belum membawa pulang satu pun medali emas dari Olimpiade Paris 2024. Maka, harapan akan semakin besar bertumpu pada para pemanjat Indonesia untuk membuka keran medali emas kontingen ”Merah-Putih”.
Walakin, para pemanjat Indonesia sebenarnya sudah menargetkan raihan medali di Olimpiade. Mereka bahkan berambisi meraih medali emas dalam debut di panggung olahraga tertinggi tersebut. Artinya, keinginan untuk meraih medali itu tumbuh dari diri sendiri, bukan akibat tekanan dari pihak luar.
Para pemanjat Indonesia hanya perlu tetap fokus pada tujuan yang ditetapkan diri sendiri itu. Seperti menggunakan ”kacamata kuda”, mereka hanya akan melihat kemampuan sendiri, terlepas dari siapa pun lawannya.
”Seperti kalau lagi memanjat, kami harus fokus sama penampilan sendiri meskipun ada lawan di samping. Jadi, kalau dibilang sulit mengalahkan Ola (Aleksandra Miroslaw) atau justru saya dan Desak punya peluang karena usia lebih muda dari Ola, saya memilih fokus sama tujuan saya saja. Saya pengin naik podium, meraih medali emas,” ujar Rajiah, yang berusia 25 tahun ini.
Ola, atlet panjat dari Polandia, merupakan lawan yang akan dihadapi Desak dan Rajiah di Olimpiade. Persaingan di Olimpiade Paris 2024 tidak jauh berbeda dengan seri Piala Dunia maupun Kejuaraan Dunia Panjat Tebing. Dengan demikian, pemanjat Indonesia akan kembali beradu kecepatan dengan pemanjat yang sering mereka temui di ajang internasional seperti Ola.
Ola merupakan satu-satunya pemanjat tebing di nomor speed putri yang memiliki pengalaman tampil di Olimpiade pada Tokyo 2020. Namun, pemanjat berusia 30 tahun ini gagal meraih medali setelah finis keempat saat speed masih dilombakan secara kombinasi bersama nomor boulder dan lead.
”Dengan speed dilombakan secara terpisah dan ada medali yang ditawarkan untuk nomor tersebut, ini sangat berarti buat saya. Saya sangat menantikan momen ini dan tak sabar untuk tampil di Paris,” ucap Ola, dikutip dari laman resmi Olimpiade.
Desak dan Rajiah pernah bersaing dengan Ola, salah satunya di Kejuaraan Dunia Bern 2023 yang merupakan kualifikasi pertama Olimpiade Paris 2024. Dibanding Desak dan Rajiah, Ola saat itu lebih difavoritkan untuk keluar sebagai juara sekaligus meraih tiket ke Paris.
Namun, Ola kalah dari Emma Hunt (Amerika Serikat) pada babak semifinal setelah terpeleset. Sementara Emma Hunt melaju ke final dan berhadapan dengan Desak. Ola terpaksa finis ketiga setelah menang pada small final. Adapun Desak keluar sebagai juara dan menjadi pemanjat putri pertama yang mendapatkan tempat di Olimpiade.
Walakin, Ola akan tetap menjadi salah satu pesaing terberat Desak dan Rajiah untuk meraih medali emas. Apalagi, dia merupakan pemegang rekor dunia dengan catatan waktu 6,24 detik. Sejak pertama kali memecahkan rekor dunia dengan 6,84 detik di Kejuaraan Eropa 2020 di Moskwa, tidak ada pemanjat putri lain yang mampu melampaui catatan tersebut.
Ola menajamkan rekor dunianya hingga tujuh kali dalam kurun waktu tiga tahun. Dia pun mencapai catatan waktu 6,24 detik di kualifikasi Zona Eropa 2023 di Roma, Italia, saat menyabet tiket ke Paris.
Adapun catatan waktu terbaik Desak dan Rajiah masih terpaut dari Ola. Desak memiliki catatan waktu terbaik 6,36 detik saat Asian Games Hangzhou 2022. Sementara itu, personal best Rajiah adalah 6,67 detik saat Seri Kualifikasi Olimpiade di Budapest, Hongaria.