Carlos Edriel Poquiz Yulo, Keseimbangan Paripurna Raja Senam Asia Tenggara
Hidup Carlos Edriel Poquiz Yulo sebelumnya berat sebelah. Ia lantas mengambil keputusan besar yang membuatnya seimbang.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
Bagi seorang pesenam, menguasai keseimbangan adalah senjata dalam memenangkan lomba. Hidup Carlos Edriel Poquiz Yulo sebelumnya berat sebelah. Ia lantas mengambil keputusan besar, meninggalkan pelatih lamanya di Jepang dan pindah ke Filipina. Dengan itu, Yulo menciptakan keseimbangan dalam hidup sekaligus di atas arena yang berbuah emas OlimpiadeParis 2024.
Bukan hal yang mudah bagi Yulo meninggalkan Munehiro Kugimiya, pelatih yang membimbingnya selama hampir satu dekade di Jepang. Dari tempaan Kugimiya, Yulo mendapatkan banyak teknik sekaligus ilmu sebagai pesenam. Berbagai prestasi, mulai dari emas SEA Games, Kejuaraan Senam Asia, dan Kejuaraan Senam Dunia yang diraih Yulo tidak bisa dilepaskan dari andil Kugimiya.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Jepang sudah seperti rumah kedua bagi pesenam Filipina tersebut. Di sanalah Yulo menjalani pendidikan dan juga berlatih senam sejak menginjak remaja. Sebagaimana seorang atlet, kehidupan Yulo pun hanya berkutat pada sekolah dan tempat latihan.
Segala macam menu latihan dari Kugimiya dilakukan Yulo tanpa membantah. Yulo percaya, dengan mengikuti instruksi Kugimiya, maka cita-citanya meraih medali di panggung Olimpiade akan tercapai suatu saat nanti. Bertahun-tahun di bawah arahan Kugimiya, Yulo memang menjelma jadi atlet senam lantai dan papan lompat (vault) yang disegani di dunia.
Namun, menjalani rutinitas yang monoton selama bertahun-tahun membuat Yulo jemu. Sebagaimana anak remaja pada umumnya, Yulo mulai mengenal asmara. Ia jatuh hati dan berpacaran dengan seorang pembuat konten asal Filipina, Chloe Anjeleigh San Jose. Selama Yulo menetap di Jepang, pasangan kekasih itu menjalani hubungan cinta jarak jauh.
Lama tinggal jauh dari Chloe membuat hidup Yulo hampa. Ia mulai gamang dengan hidup yang dijalani dan mempertanyakan seberapa penting keberadaannya di Jepang.
Selain itu, Yulo mengaku tidak punya begitu banyak teman di sana. Kehidupan sekolah dan latihan senam yang terus berkelindan setiap hari secara tidak langsung telah membatasi cakrawala pergaulannya. Yulo pun mengutarakan keresahannya kepada Kugimiya.
”Saya akhirnya memberanikan diri berbicara kepada pelatih. Saya berjanji ketika tentang senam, saya mengikuti semua yang dia perintahkan. Tapi, saya juga katakan bahwa di luar senam, tolong beri saya waktu untuk diri sendiri. Itulah satu-satunya cara saya beristirahat. Saya juga tidak benar-benar punya banyak teman di Jepang,” kata Yulo, dikutip dari Rappler.
Yulo akhirnya sampai pada titik tidak bisa lagi menahan segala ketidakseimbangan hidupnya. Sejak kecil hingga remaja, kehidupannya berat sebelah dengan didominasi senam, pendidikan, dan latihan keras.
Ketidakseimbangan hidup itu membuat Yulo kacau. Fokusnya menurun jauh. Hati kecilnya merindukan keseharian di kampung halaman bersama kekasih, tetapi raga Yulo terkurung dalam lingkungan yang bukan ”habitat” aslinya.
Pada 2023, Yulo mengambil keputusan terbesar dalam hidup, yaitu meninggalkan Kugimiya dan Jepang. Langkah Yulo mendapat tentangan dan tantangan dari keluarga besar. Mereka menilai Yulo harus tetap berada di Jepang demi mengejar mimpi meraih medali di Olimpiade.
Namun, Yulo bergeming dengan keputusannya. Dia tetap memilih pulang. Keluarga Yulo menganggap langkah ini sebagai bentuk pembangkangan. Apalagi salah satu dasar keputusan Yulo untuk pulang kampung adalah agar bisa lebih dekat dengan Chloe.
Saya akhirnya memberanikan diri berbicara kepada pelatih.
Seperti kaca mata kuda, pihak keluarga menginginkan Yulo mencurahkan fokus sepenuhnya pada senam. Adapun Yulo menginginkan adanya keseimbangan antara senam dan kehidupan pribadi. Hal itu dia rasa tidak mungkin diperoleh jika terus tinggal di Jepang.
Keluarga Yulo khawatir tanpa bimbingan Kugimiya, dia akan gagal tampil di Paris. Akibat perbedaan pandangan ini, hubungan Yulo dengan keluarganya merenggang.
Situasi ini secara tidak langsung memengaruhi Yulo sehingga gagal memenangi satu pun medali pada Kejuaraan Dunia Senam 2023 di Antwerp, Belgia. Padahal, Yulo tidak pernah gagal meraih medali pada kejuaraan tahunan tersebut sejak 2018. Beberapa pihak menilai inilah titik terendah dalam karier senam Yulo.
Pada titik terendah itulah hadir Aldrin Castaneda, pelatih senam asal Filipina. Castaneda kemudian membimbing Yulo dalam perjalanan menuju Olimpiade Paris. Yulo melanjutkan latihannya di Filipina di bawah bimbingan Castaneda. Perlahan, tetapi pasti, Yulo mulai menemukan keseimbangan dalam hidup dan meraih tiket ke Paris 2024.
Dukungan kekasih
Seperti burung yang lepas dari sangkarnya, Yulo mendapatkan hidup yang dia inginkan. Menetap di Filipina membuatnya bisa lebih lama menghabiskan waktu bersama sang kekasih. Di sisi lain, latihan Yulo pun tidak terganggu. Dia tetap profesional dengan membagi kehidupan pribadi dan senam.
Keberadaan Chloe di sisi Yulo memberikan dorongan besar pada kesehatan mentalnya. Bersama Chloe, Yulo akhirnya menguasai keseimbangan antara kecintaan pada senam dan juga kehidupan pribadi. Kehidupan Yulo kini lebih berwarna, tidak melulu soal berlatih senam dan mengejar pendidikan.
”Saya membiarkan dia fokus (berlatih). Saya memberinya waktu, menghargai waktunya. Saya membiarkan dia melakukan apa yang perlu dia lakukan. Setelah dia selesai (dengan senam), barulah saya menghabiskan waktu bersamanya,” kata Chloe, dikutip dari Essentially Sport.
Pengertian Chloe membuat Yulo sangat bahagia berada di Filipina. Kebahagiaan ini kelak berperan besar menjaga fokus dan semangatnya ketika berlomba di Paris.
Pada final lomba senam lantai, Minggu (4/8/2024) dini hari WIB, Yulo melakukan seluruh gerakan tanpa ragu-ragu. Dia terus melompat, salto di udara, dan mendarat dengan sempurna. Yulo meraih nilai 15.000, mengungguli pesenam Israel, Artem Dolgopyat, yang meraih nilai 14.966. Di posisi ketiga ada Jake Jarman dari Inggris dengan nilai 14.933 poin.
Saya membiarkan dia melakukan apa yang perlu dia lakukan. Setelah dia selesai (dengan senam), barulah saya menghabiskan waktu bersamanya.
Kemenangan Yulo disambut gegap gempita oleh rakyat Filipina. Prestasinya tergolong menggemparkan karena ia mengalahkan Dolgopyat yang meraih emas pada Olimpiade Tokyo 2020. Yulo mempersembahkan emas pertama bagi Filipina di Paris sekaligus sebagai atlet Asia Tenggara pertama yang meraihnya.
Di saat orang-orang meragukan kehidupan percintaan akan membuatnya terpuruk, Yulo membuktikan kehidupan asmaranya dengan Chloe justru telah memberinya kekuatan tak terhingga.
Sebagai pesenam, Yulo berhasil menjaga keseimbangan antara berlatih dan kehidupan pribadi. Keseimbangan itu mengantarkan Yulo mengukir pencapaian sebagai orang kedua dalam sejarah yang menyumbang emas untuk Filipina setelah atlet angkat besi Hidilyn Diaz pada Olimpiade Tokyo.
(Reuters)
Carlos Edriel Poquiz Yulo
Lahir: Manila, 16 Februari 2000
Kebangsaan: Filipina
Prestasi:
Emas nomor senam lantai Olimpiade Paris 2024
Emas nomor senam lantai Kejuaraan Dunia Senam 2019