Pedayung La Memo Gagal Ulangi Awal Manis 8 Tahun Lalu
Hasil perlombaan pedayung La Memo di Olimpiade Paris 2024 tidak seperti awal manis saat debutnya di Olimpiade.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
PARIS, SABTU — Pedayung disiplin rowing Indonesia, La Memo, gagal mengulang awal manis delapan tahun lalu saat tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Berbeda dengan di Rio, Memo tidak bisa lolos langsung ke perempat final Olimpiade Paris 2024 karena finis di luar tiga besar saat penyisihan utama.
Memo finis kelima dari enam peserta yang berlomba pada heat 2 pada disiplin rowingnomor 2.000 meter perseorangan sculls putra, Sabtu (27/7/2024) siang WIB. Dalam perlombaan di Vaires-sur-Marne Nautical Stadium, Paris, Perancis, ini, Memo mencatatkan waktu 7 menit 19,33 detik.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Sejak 500 meter pertama, Memo sudah tertinggal dari pedayung Lituania, Giedrius Bieliauskas, yang berada di posisi keempat. Sementara Bieliauskas pada akhirnya mampu menyalip pedayung di depannya, Isak Zvegelj (Slowakia), untuk menembus tiga besar saat mendekati garis finis, Memo tak mampu mengejar dan beranjak pada posisi kelima hingga mencapai jarak 2.000 meter.
Untuk bisa lolos ke perempat final, pedayung harus bisa menempati posisi ketiga pada penyisihan utama atau heat. Apabila gagal menembus tiga besar, mereka harus berlomba kembali pada babak penyisihan tambahan atau repechage. Memo akan melakoni perlombaan babak repechage yang akan diselenggarakan pada Minggu (28/7/2023) pukul 14.30 WIB.
Dalam debutnya di Olimpiade delapan tahun lalu di Rio de Janeiro, Brasil, Memo mampu mencatatkan awal yang manis dengan menembus langsung babak perempat final. Saat itu, atlet asal Pulau Osi, Maluku, tersebut finis di urutan ketiga di belakang pedayung Inggris dan Belarus.
Catatan waktu yang mengantarkan Memo langsung ke perempat final di Rio itu sebenarnya tidak terpaut jauh dari catatan waktunya yang baru ditorehkan di Paris. Namun, tak bisa juga dimungkiri bahwa Memo berhasil finis dengan waktu lebih cepat, yaitu 7 menit 14,17 detik.
Meski demikian, dengan catatan waktu itu pun, Memo tidak akan bisa menembus tiga besar dengan persaingan di Paris. Isak Zvegelj yang finis dengan catatan waktu 7 menit 1,23 detik saja harus puas berada di urutan keempat.
Padahal, Memo sebenarnya mampu mencatatkan waktu di bawah 7 menit. Bahkan, menurut pelatih rowing Indonesia, Muhammad Hadris, selepas kelolosan Memo, catatan waktu anak asuhannya itu bisa mendekati target catatan waktu yang saat itu ditetapkan, yaitu 6 menit 55 detik.
Memo pun sudah membuktikannya ketika mengunci tiket ke Paris pada April lalu di Kejuaraan Dayung Asia-Osenia di Chungju, Korsel. Peraih medali emas Kejuaraan Asia 2022 ini bisa finis di peringkat kedua dengan catatan waktu 6 menit 59,74 detik.
Penampilan di Paris menjadi pertama bagi Memo sejak terakhir di Rio. Pada Olimpiade Tokyo 2020, atlet berusia 29 tahun ini tidak lolos kualifikasi. Kendati demikian, saat itu rowing Indonesia berhasil meloloskan dua atlet mudanya, yaitu Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri.
Rowing, bersama kano sprint dan kano slalom, merupakan disiplin cabang olahraga dayung yang dilombakan di Olimpiade Paris 2024. Semuanya sama-sama dilakukan dengan cara mengayuh perahu. Bedanya, rowing dikayuh mundur sehingga pedayung tidak dapat melihat finis, kecuali untuk nomor yang memiliki juru kemudi. Adapun perahu pada kano bergerak ke arah depan.
Nomor yang dilombakan dalamrowing dikategorikan berdasarkan jumlah kru, seperti men’s pair (pasangan) dan quadruple (empat pedayung). Ada pula pembagian nomor berdasarkan jumlah alat kayuh yang dipakai, seperti satu dayung tiap pedayung (sweep rowing) dan dua dayung tiap pedayung (scull).