Portugal Vs Slovenia, Kecemasan Ronaldo Cs karena Formasi Tiga Bek
Portugal dan Slovenia mencegah kemerosotan dalam duel perdelapan final Piala Eropa Jerman 2024 di Frankfurt Arena.
FRANKFURT, MINGGU — Kecemasan meningkat di kalangan warga dan pendukung Portugal menjelang laga 16 besar Piala Eropa 2024 melawan Slovenia, Selasa (2/7/2024) pukul 02.00 WIB, di Frankfurt Arena, Jerman. Kekhawatiran dipicu formasi tiga bek oleh pelatih Roberto Martinez yang membuat Portugal kalah 0-2 dari Slovenia di persahabatan internasional dan kalah 0-2 dari Georgia di laga pamungkas Grup F.
Di turnamen kontinental edisi ke-17 sejak 1960, Portugal yang juara Piala Eropa Perancis 2016 datang dengan catatan sempurna di kualifikasi. Portugal satu-satunya tim yang selalu menang di Grup J kualifikasi. Dengan 10 kemenangan, kapten Cristian Ronaldo dan rekan mencetak 36 gol dan cuma kemasukan 2 gol. Portugal mengerikan.
Baca Berita Piala Eropa 2024
Namun, setelah kesempurnaan di kualifikasi dan satu kemenangan di laga persahabatan, Martinez bereksperimen saat tandang ke Slovenia di Ljubljana. Laga pemanasan untuk Euro 2024 itu berakhir dengan kekalahan Portugal 0-2 dari tuan rumah Slovenia dengan gol duet gelandang Gnesda Cerin dan Timi Elsnik. Masih di masa persiapan, Portugal lagi-lagi kalah saat menjamu Kroasia, sepuluh hari sebelum sepak mula turnamen menghadapi Ceko.
Baca juga: Cristiano Ronaldo, Idola dan Saksi Hidup Tinta Emas Georgia
Di turnamen, penampilan ”A Selecao Das Quinas” sempat meyakinkan dengan kemenangan 2-1 atas Ceko dan 3-0 atas Turki. Namun, di laga pamungkas penyisihan, tim asuhan Martinez justru kalah 0-2 dari tim yang semula tidak diperhitungkan, Georgia. Kekalahan selain dipicu tidak turunnya kekuatan utama juga karena pendekatan tiga bek dari kebiasaan Portugal memakai formasi empat bek.
Martinez menerapkan formasi 3-5-2 melawan Ceko dan Georgia yang sulit dipahami para pemain. Sebagai catatan, kemenangan atas Ceko juga dibantu gol bunuh diri bek Adam Hranac. Formasi 4-3-3 yang lebih familier bagi Portugal bekerja dengan gemilang saat melawan Turki. Kekalahan dari Georgia meningkatkan kecemasan terhadap kemampuan Martinez memastikan Portugal mampu bersaing sejauh mungkin di turnamen.
Dua posisi di perempat final sudah disegel Jerman setelah menang 2-0 atas Denmark dan Swiss yang menang 2-0 atas juara bertahan Italia. Jerman, Spanyol, dan Georgia adalah lawan potensial yang akan dihadapi Portugal di semifinal. Menuju ke semifinal, Portugal harus mengatasi Slovenia lalu menghadapi pemenang laga Perancis dan Belgia. Sementara Jerman akan menghadapi pemenang Spanyol dan Georgia.
Bek veteran dan wakil kapten Pepe (41) sebagai pemain tertua Euro 2024 mengatakan, publik agar tetap percaya dengan keputusan pelatih dari Spanyol yang sebelumnya dinilai cukup sukses menangani Belgia. ”Saya rasa kami kalah dan perlu belajar dari kepahitan itu,” ujar bek yang kini bermain untuk Porto itu.
Pepe, mantan bintang Real Madrid ini, melanjutkan, tim patut mengikuti apa yang diminta pelatih. Selain itu, mereka juga tidak boleh membuat kesalahan saat melawan Slovenia. ”Jika saya bisa memilih? Saya ingin menjadi juara lagi. Kami tahu ini akan menjadi perjalanan amat sulit tetapi semua harus menjalaninya bersama-sama,” ujarnya dikutip dari laman resmi FPF.
Baca juga: Setelah 24 Tahun, Slovenia Cetak Sejarah Lolos ke Babak 16 Besar Piala Eropa
Saat ditanya apa kira-kira resep untuk melawan Slovenia, Pepe menjawab, ”Sederhana, konsentrasi dan kompetitif,” katanya.
Namun, sejumlah media Portugal berspekulasi, ada kebingungan di kalangan pemain menerapkan formasi Martinez. ”Kami bertanya-tanya apakah Roberto Martinez memahami apa yang salah saat melawan Georgia dan Ceko,” tulis koran A Bola.
Kekalahan dari Georgia menampilkan wajah kebingungan pemain pelapis Portugal. Mereka seperti dipaksa mengejar bayang-bayang sehingga akhirnya menjadi pecundang. ”Sulit memastikan wajah para pemain bahwa mereka tahu apa yang dilakukan, apalagi percaya dengan pendekatan itu,” tulis A Bola lagi.
Selain itu, Martinez juga dianggap sungkan terhadap Ronaldo (39) yang memang pemegang rekor Eropa. Megabintang Al Nassr ini tidak mencetak gol di tiga laga penyisihan, tetapi terbanyak membuat peluang dengan 12 tembakan yang lima di antaranya tepat sasaran dan satu asis untuk gol Bruno Fernandes kontra Turki.
Saat merotasi hampir seluruh timnya dan kalah dari Georgia, hanya kiper Diogo Costa dan Ronaldo yang dipertahankan. ”Saya rasa untuk melanjutkan ritme kompetitif sehingga tim bugar,” ujar Martinez beralasan.
Sebagai catatan, Martinez didepak dari Belgia setelah kegagalan di Piala Dunia Qatar 2022. Belgia tersingkir di penyisihan grup dengan cuma membuat satu gol. Pilihannya memainkan sayap serang tua Eden Hazard dipertanyakan dan memang terbukti tidak cespleng. Apalagi sang pemain sudah menyatakan merasa yang lebih muda pantas mendapatkan kesempatan.
”Kami tidak suka kalah, tetapi tujuan kami tercapai karena tim lebih siap untuk 16 besar,” kata Martinez.
Slovenia adalah lawan yang sulit meski selama penyisihan kurang produktif. Slovenia imbang 1-1 dengan Denmark, 1-1 dengan Serbia, dan 0-0 dengan Inggris sehingga lolos untuk pertama kalinya ke fase gugur dengan status tim peringkat ketiga terbaik. Di delapan laga sepanjang tahun ini termasuk lima laga persahabatan, Slovenia belum kalah dengan capaian tiga kemenangan dan lima imbang. Sepanjang tahun lalu, enam laga kualifikasi, Slovenia hanya sekali kalah 1-2 dari Denmark dan memenangi lima laga lainnya.
Catatan itu memperlihatkan kekuatan pertahanan Slovenia. Pelatih Matjaz Kek tidak bereksperimen dan hampir selalu mengandalkan formasi 4-4-2. Pilar pertahanan utama tentu kapten dan kiper Jan Oblak dari Atletico Madrid yang sering dihadapi Ronaldo dan Pepe saat masih bermain di Real Madrid. Slovenia juga kuat di bek sayap yang sejauh ini berkontribusi dalam gol, yakni Erik Janza dan Zan Karnicnik.
Di tengah, tulang punggung permainan ada pada duet gelandang Gnesda Cerin dan Timi Elsnik. Di sektor serang, duet Benjamin Sesko dan Andraz Sporar meski masih mandul tetapi cerdik dalam membuka ruang pertahanan lawan. Secara postur pun, para pemain Slovenia lebih tinggi daripada Portugal sehingga berpotensi unggul dalam duel udara.
Slovenia dapat menahan dan menyakiti Ronaldo yang belum mencetak gol di tujuh pertandingan berturut-turut di turnamen, sejak Piala Dunia Qatar 2022 dan Piala Eropa Jerman 2024. Untuk pertama kali dalam sejarah perjalanan kariernya yang telah mengikuti lima Piala Dunia dan enam Piala Eropa, Ronaldo mengakhiri babak penyisihan turnamen tanpa mencetak gol.
Untuk menahan Portugal, Slovenia diyakini akan kembali menerapkan zona penjagaan di setengah lapangan untuk mengurung dan menguras energi lawan. Tim berjuluk ”Kekci” ini jelas akan memanfaatkan situasi serangan balik dengan umpan panjang untuk mengimbangi kelebihan Portugal dalam penguasaan bola.
Kek dapat mengambil inspirasi dari kemenangan 2-0 saat laga persahabatan sebelum turnamen. Portugal menguasai laga sampai 75 persen tetapi tidak mampu menembus skema pertahanan berlapis Slovenia. Mereka unggul lewat gol duet gelandang Cerin menit ke-72 dan Elsnik menit ke-80. Portugal terjebak dalam serangan balik dan berulang ketika kalah dari Georgia.
Bagi Sesko, menghadapi Portugal termasuk Ronaldo kembali menjadi impiannya. Sesko berusia setahun ketika Ronaldo masih remaja dan membantu tuan rumah melaju hingga final Piala Eropa Portugal 2004. Namun, Ronaldo muda menangis setelah kekalahan mengejutkan 0-1 dari tim yang tidak diunggulkan, Yunani. Sesko dan Slovenia mengincar kisah kuda hitam Yunani dengan mencoba menyakiti Portugal dan Ronaldo di Frankfurt Arena.
Namun, Portugal dan Slovenia pada prinsipnya mencegah kemerosotan. Portugal ingin bangkit setelah kalah dari Georgia. Slovenia enggan terhenti di 16 besar yang menjadi capaian terbaik setelah debut di edisi 2000 dan tersingkir di penyisihan. (AFP/AP)