Konsisten Naik Podium, Veddriq dan Rajiah Lolos Olimpiade Paris 2024
Keberhasilan Veddriq dan Rajiah di Budapest membuat panjat tebing punya empat wakil ke Olimpiade Paris 2024.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
BUDAPEST, MINGGU — Penampilan konsisten pada dua seri kualifikasi mengantarkan pemanjat tebing nomor speed Indonesia, Veddriq Leonardo dan Rajiah Sallsabillah, lolos ke Olimpiade Paris 2024. Berkat keberhasilan tersebut, tim panjat tebing Indonesia memaksimalkan kuota dengan menempatkan empat wakil di pesta olahraga tertinggi dunia tersebut.
Keberhasilan Veddriq dan Rajiah lolos ke Olimpiade Paris 2024 diketahui selepas putaran final seri kualifikasi Olimpiade di Budapest, Hongaria, Minggu (23/6/2024) dini hari WIB. Veddriq dan Rajiah memang tidak keluar sebagai juara, tetapi mereka menjadi pemanjat tebing Indonesia yang menorehkan hasil terbaik dengan naik podium sebagai peringkat ketiga.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Lolos ke Olimpiade pasti merupakan mimpi setiap atlet, termasuk saya.
Bagi Veddriq dan Rajiah, torehan prestasi itu sudah cukup untuk mengantarkan mereka ke Paris. Pasalnya, kedua pemanjat tebing Indonesia ini selalu pulang tanpa tangan hampa dalam dua seri kualifikasi. Di Shanghai, Veddriq juara sektor putra dan Rajiah runner-up putri. Dengan hasil pada kedua seri itu, posisi mereka tidak pernah terlempar dari lima besar peringkat kualifikasi yang menjadi syarat kelolosan ke Paris.
Peringkat kualifikasi ditentukan dari akumulasi poin dari seri kualifikasi pertama di Shanghai, 16-19 Mei 2024, dan Budapest. Veddriq menempati posisi kedua dengan total 91 poin, sedangkan Rajiah pada posisi ketiga dengan 86 poin.
”Lolos ke Olimpiade pasti merupakan mimpi setiap atlet, termasuk saya. Jika bisa mewujudkan mimpi itu, saya tidak hanya bahagia, tetapi juga bangga karena berarti bisa menjadi bagian dari sejarah olahraga Indonesia,” ujar Veddriq saat ditemui di pelatnas panjat tebing di Bekasi, Jawa Barat, sebelum berangkat ke Budapest.
Nomor speed atau kecepatan untuk pertama kalinya akan dilombakan di Olimpiade Paris. Maka, wajar apabila para pemanjat berharap lolos dan menorehkan sejarah sebagai wakil Indonesia pada perlombaan perdana tersebut.
Dengan kelolosan Veddriq dan Rajiah, Indonesia memaksimalkan kuota masing-masing dua atlet per jender untuk setiap negara di Olimpiade. Panjat tebing Indonesia telah lebih dulu meloloskan pemanjat putri, Desak Made Rita Kusuma Dewi, dan pemanjat putra, Rahmad Adi Mulyono.
Semifinal menentukan
Momen kelolosan Veddriq sebenarnya terjadi setelah rekan senegaranya, Aspar, kalah pada semifinal melawan Amir Maimuratov (Kazakhstan). Aspar finis dalam waktu 6,18 detik, sedangkan Maimuratov 5,16 detik.
Aspar dapat menjadi ”ancaman” bagi Veddriq untuk merebut satu tiket ke Paris karena tampil apik pada fase kualifikasi. Peraih medali emas Piala Dunia 2018 di Wujiang, China, ini mencatatkan waktu terbaik 5,05 detik, melampaui penampilannya saat di Shanghai dengan waktu terbaik 5,21 detik. Pemanjat 36 tahun ini juga berbekal motivasi tinggi untuk bisa lolos dan tampil ke Olimpiade sebelum pensiun.
Veddriq pun kalah dari wakil China, Wu Peng, setelah mencatatkan waktu 6,79 detik. Tidak seperti saat final seri Shanghai yang dimenangi Veddriq, kali ini Wu Peng keluar sebagai pemenang dengan finis 4,83 detik.
Perlombaan berjalan ketat hingga kaki Veddriq terpeleset ketika hendak mendorong badan secara vertikal untuk terakhir kalinya demi mencapai tombol finis. Alhasil, Wu menyentuh tombol finis lebih dulu dan keluar sebagai pemenang.
Namun, lantaran Aspar sebelumnya juga kalah di semifinal, posisi Veddriq tetap aman kendati gagal menembus final atau bahkan meraih gelar juara. Sebab, total poin maksimal yang bisa diraih Aspar adalah 74 (33 poin hasil peringkat kedelapan di Shanghai, 41 poin jika peringkat ketiga di Budapest). Sementara itu, bahkan jika langkah terjauh Veddriq ialah semifinal dan gagal dalam perebutan peringkat ketiga, poinnya masih melampaui Aspar (88).
Di Shanghai, Veddriq telah mengumpulkan modal berharga berupa kesuksesan meraih gelar juara. Hasil ini membawa atlet asal Pontianak, Kalimantan Barat, ini sempat memuncaki peringkat kualifikasi dengan torehan 50 poin. Maka, tugas utama Veddriq di Budapest ialah mengumpulkan sebanyak-banyaknya tambahan poin agar tidak terlempar dari lima besar peringkat kualifikasi dan tersalip rekan senegara.
Sementara itu, Rajiah memastikan tempatnya di lima besar peringkat kualifikasi tidak terusik setelah berhasil menembus semifinal di Budapest. Sebab, tiga semifinalis lain pun merupakan penghuni lima besar selepas hasil di Shanghai. Mereka adalah Aleksandra Kalucka (Polandia) yang akhirnya keluar sebagai juara, Zhou Yafei (China) runner-up, dan Di Niu (China) peringkat keempat.
Billah, sapaan akrabnya, gagal menembus final seperti di Shanghai setelah kalah dari Zhou Yafei. Seperti Veddriq, problem pada penyelesaian akhir membuat Billah kalah dari Zhou. Kecepatannya dengan Zhou nyaris sama sebelum akhirnya atlet asal Tangerang, Banten, tersebut terpeleset ketika tak bisa menjangkau dua pegangan terakhir menuju tombol finis.
Adapun pamanjat putri Indonesia lainnya, Nurul Iqamah, gugur lebih dulu pada perdelapan final setelah kalah dari wakil China, Zhang Shaoqin. Nurul finis dengan 7,11 detik, sedangkan Zhang 6,92 detik. Sementara itu, langkah Amanda Narda Mutia terhenti pada perempat final. Amanda kalah cepat (6,85 detik) dari Zhou Yafei (6,70 detik).
Pada sektor putra, impian Kiromal Katibin melaju ke Olimpiade pupus setelah kalah dari Veddriq saat perempat final. Kiromal menyentuh tombol finis dalam waktu 5,57 detik, sedangkan Veddriq 4,96 detik. Sementara itu, wakil putra lainnya, Raharjati Nursamsa, terhenti pada fase kualifikasi.
”Keberhasilan Veddriq dan Rajiah adalah bukti dari kerja keras dan dedikasi yang luar biasa. Mereka telah menunjukkan kualitas dan semangat juang yang tinggi. Kami sangat bangga dan optimistis mereka akan memberikan yang terbaik di Paris nanti,” ujar Pelatih Panjat Tebing Indonesia Hendra Basir saat dihubungi dari Jakarta.