Southgate Sebut Kelelahan Hantui Inggris, Benarkah Pemain ”Tiga Singa” Diforsir Klub?
Merujuk data penampilan musim 2023-2024, kelelahan bukan alasan ”Tiga Singa” tampil buruk di dua laga Piala Eropa 2024.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Setelah gagal meraih tiga poin pada pertandingan kedua Grup C melawan Denmark, Kamis (20/6/2024) WIB, Pelatih InggrisGareth Southgate mengungkap sejumlah alasan timnya tampil jauh dari level terbaik. Ketika tuntutan skuad ”Tiga Singa” tampil lebih menyerang mengemuka, Southgate berdalih para pemainnya datang ke Piala Eropa 2024 dengan kondisi fisik tidak prima.
”Kami memiliki keterbatasan dengan kondisi fisik. Kami tidak bisa menekan dengan garis pertahanan tinggi yang kami tunjukkan di babak kualifikasi. Kami juga tidak mampu menjaga bola sebaik biasanya,” ujar Southgate dilansir The Guardian.
Baca Berita Piala Eropa 2024
Ikuti informasi terkini seputar Piala Eropa 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, klasemen, rekap pertandingan, dan lainnya.
Pada dua laga yang telah dilalui melawan Serbia dan Denmark, Inggris tampil bertahan setelah lebih dulu mencetak gol. Itu membuat pemain Inggris lebih banyak ditekan.
Pada dua pertandingan itu, Inggris selalu kalah dalam kreasi tembakan. Mereka mencatatkan lima berbanding enam tembakan kontra Serbia, lalu koleksi 12 tembakan Inggris lebih inferior dari 16 tembakan kreasi Denmark.
Alasan Southgate itu tentu langsung merujuk kepada dugaan menit bermain berlebihan para pemainnya di level klub selama musim kompetisi 2023-2024. Jika melihat kasatmata, Inggris memang memiliki kompetisi paling sibuk.
Terdapat tiga kompetisi domestik berjalan, yaitu Liga Inggris, Piala FA, dan Piala Liga Inggris, yang berjumlah 50 pertandingan. Kuantitas pertandingan itu belum ditambah kompetisi antarklub Eropa. Jika bisa menjalani hingga final seluruh kompetisi, sebuah tim bisa menjalani 63 pertandingan. Itu artinya sebuah tim Inggris maksimal menyediakan 5.670 menit bermain bagi pemainnya.
Dari 26 pemain yang dibawa Southgate ke Jerman, hanya Jude Bellingham (Real Madrid) dan Harry Kane (Bayern Muenchen) yang bermain di luar Inggris. Jadi, apakah benar pemain-pemain Inggris telah diforsir oleh klub mereka selama musim 2023-2024?
Berdasarkan data Transfermarkt, terungkap fakta yang menarik. Tidak ada satu pun pemain outfield (posisi selain kiper) inti Inggris dari dua pertandingan Piala Eropa 2024 yang masuk dalam lima besar pemain dengan menit bermain terbanyak pada musim yang baru saja rampung.
Tiga dari lima pemain dengan menit bermain terbanyak pada kompetisi edisi 2023-2024 didominasi Jerman. Mereka adalah Ilkay Guendogan (4.870 menit), Antonio Ruediger (4.864 menit), dan Jonathan Tah (4.764 menit).
Kami memiliki keterbatasan dengan kondisi fisik. Kami tidak bisa menekan dengan garis pertahanan tinggi yang kami tunjukkan di babak kualifikasi.
Di antara mereka terselip bek tengah Perancis, William Saliba, yang tak tergantikan bersama Arsenal. Saliba tampil selama 4.816 menit untuk ”Si Meriam”. Lalu, John McGinn, gelandang Skotlandia, menempati posisi kelima dengan koleksi 4.739 menit membela Aston Villa.
Pemain Inggris yang datang ke Jerman dengan menit bermain tertinggi justru Ezri Konsa. Bek Aston Villa itu tampil selama 4.665 menit yang membuatnya duduk di posisi keenam anggota skuad Piala Eropa 2024 dengan menit bermain terbanyak. Namun, Konsa belum mendapat menit tampil bersama Inggris pada dua laga penyisihan Grup C.
Adapun pemain inti ”Tiga Singa” dengan modal menit bermain terbanyak di klub adalah Declan Rice yang mengemas 4.634 menit bermain untuk Arsenal. Kemudian, disusul pemain terbaik Liga Inggris 2023-2024, Phil Foden, yang menjadi pemain Manchester City paling sibuk dengan durasi tampil 4.632 menit.
Secara total, hanya ada empat pemain Inggris dalam daftar 20 pemain Piala Eropa 2024 dengan jumlah menit bermain terbanyak. Satu pemain lagi adalah penyerang Aston Villa, Ollie Watkins, yang bermodal 4.556 menit menuju Piala Eropa 2024.
Jika ditarik daftar lebih panjang menjadi 100 besar pemain dengan menit bermain terbanyak di Piala Eropa 2024, skuad Inggris hanya menyumbang 12 pemain. Selain empat pemain tersebut, delapan pemain lain masuk ke dalam daftar setelah peringkat ke-40 dengan koleksi menit bermain terbanyak.
Mereka adalah Conor Gallagher (ke-40), Kyle Walker (ke-43), Jarrod Bowen (ke-62), Harry Kane (ke-65), Jordan Pickford (ke-75), Anthony Gordon (ke-83), Bukayo Saka (ke-98), dan Jude Bellingham (ke-100).
Rice enggan mengamini alasan Southgate tentang masalah fisik itu. ”Sulit untuk mengatakan itu sesungguhnya,” respons Rice dikutip laman UEFA.
Ia menambahkan, ”Anda hanya tahu diri sendiri. Teman-teman tidak pernah mengakui bahwa mereka lelah atau tidak. Ketika seseorang menyaksikan pertandingan, Anda yang bisa menyebut jika seorang pemain kelelahan atau tidak. Seorang pemain tidak akan mengakui itu.”
Dominasi Jerman
Berbeda dengan Inggris, Jerman justru tidak mengalami masalah fisik berarti dalam dua laga awal babak penyisihan. ”Die Mannschaft” memiliki tiga pemain dengan koleksi menit tertinggi dan dua pemain lainnya dalam daftar 20 besar pemain dengan menit bermain terbanyak di musim 2023-2024.
Jerman mengoleksi dua kemenangan meyakinkan atas Skotlandia (5-1) dan Hongaria (2-0). Dalam dua pertandingan itu, Jerman tampil lebih superior dalam permainan dan juga angka di papan skor.
Menurut data UEFA, Jerman merupakan satu-satunya tim—yang telah menjalani dua pertandingan—konsisten mencatatkan lebih dari 60 persen penguasaan bola. Mereka mengoleksi rerata 65,5 persen penguasaan bola. Akurasi operan pemain-pemain tuan rumah juga tak tertandingi 23 kontestan lain karena mencapai 94 persen.
Catatan statistik Jerman itu amat unggul dari Inggris yang rerata mencatatkan 52 persen penguasaan bola. Inggris juga hanya melakukan 89 persen akurasi operan per laga.
Alan Shearer, legenda Inggris, menyebut pemain tidak layak disalahkan dari performa melempem Inggris. Menurut Shearer, Southgate, yang menjalani turnamen mayor keempat menangani Inggris, bertanggung jawab penuh atas penampilan belum memuaskan Bellingham dan kawan-kawan.
”Para pemain terlihat kebingungan untuk menentukan bagaimana dan kapan mereka harus menekan lawan. Pada laga terakhir (kontra Denmark), pressing pemain Inggris terlalu mudah bagi lawan, jadi bagi saya itu disebabkan manajer,” ucap Shearer kepada BBC.
Jika Inggris kembali gagal juara di Jerman, apa lagi alasan Southgate?