Turki Vs Portugal, Duet Muda Menantang Raja Rekor Eropa
Laga kedua Grup F Piala Eropa Jerman 2024 antara Turki dan Portugal menjanjikan perang bintang muda dan bertalenta.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
Dua tim teratas Grup F Piala Eropa, Turki dan Portugal, akan bentrok dalam laga kedua penyisihan, Sabtu (22/6/2024) pukul 23.00 WIB, di BVB Stadion Dortmund (Signal Iduna Park), Jerman. Semua mata pendukung akan tertuju pada pertarungan duet sayap serang Turki berusia 19 tahun, Arda Guler dan Kenan Yildiz, menantang raja rekor Eropa dan penyerang utama Portugal berusia 39 tahun, Cristiano Ronaldo.
Guler-Yildiz tampil memukau dalam laga pertama penyisihan saat menang 3-1 atas Georgia di markas Borussia Dortmund itu. Gol kedua Turki di menit ke-65 oleh Guler merupakan tembakan melengkung dari luar kotak penalti. Gol yang indah membuat gemuruh fans Turki yang mayoritas imigran dan peranakan di Jerman, serta membuat pendukung Georgia terpatung.
Baca Berita Piala Eropa 2024
Ikuti informasi terkini seputar Piala Eropa 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, klasemen, rekap pertandingan, dan lainnya.
Guler-Yildiz merupakan duet penyerang belia yang pertama sejak 60 tahun Piala Eropa. Bahkan, gabungan usia keduanya masih kurang setahun dari milik Ronaldo yang telah mencetak 130 gol ke gawang 47 tim nasional berbeda. Namun, satu-satunya pemain di dunia dengan penampilan internasional terbanyak (208 laga) belum pernah mencetak gol ke gawang Turki.
Pada laga pertama penyisihan di Stadion Leipzig (Red Bull Arena), Portugal menang 2-1 atas Ceko. Gol kemenangan disumbang penyerang pengganti Francisco Conceicao (21) pada waktu tambahan atau menit ke-92. Meski tidak mencetak gol pada laga itu, Ronaldo masih menjadi tumpuan dan nyawa permainan Portugal. Ronaldo masih pemegang rekor tampil di enam edisi Euro, 26 laga dengan 13 kemenangan, 2.246 menit bermain, 14 gol, dan 9 asis.
Mereka adalah talenta berbakat yang menjadikan Portugal salah satu kandidat terkuat juara.
Kemenangan menjadi obsesi Turki dan Portugal karena menggaransi lolos fase gugur seperti sudah dicapai tuan rumah Jerman (Grup A) dan Spanyol (Grup B) dengan dua kemenangan. Lagi pula, kemenangan di laga perdana penyisihan didapat dalam suasana ingar bingar, laga yang seru, dan dramatis. Untuk itu, imbang apalagi kalah tidak ada dalam keinginan Pelatih Turki Vincenzo Montella (Italia) dan Pelatih Portugal Roberto Martinez (Spanyol).
Dari catatan pertemuan, Turki inferior daripada Portugal. Tim berjuluk ”Ay-Yildizlilar" (Bulan Sabit dan Bintang) ini mendapat 2 kemenangan, 7 kekalahan, membuat 9 gol, dan kemasukan 19 gol. Montella yang memercayai pemain muda berpeluang sedikit memperbaiki statistik tadi dengan senjata duet Guler (Real Madrid) dan Yildiz (Juventus). Kedua pemain ini telah tampil delapan laga bagi Turki dengan sumbangan 2 gol dari Guler dan 1 gol dari Yildiz.
Guler di sisi kiri dan Yildiz di sisi kanan dalam formasi 4-2-3-1 bahu membahu dengan gelandang serang Orkun Kokcu (24) dari Benfica. Trio ini menopang pergerakan penyerang utama Baris Yilmaz (24) dari Galatasaray. Kuartet depan ini menjadi tantangan serius bagi duet Ronaldo di depan dan ancaman bagi barisan pertahanan ”A Selecao das Quinas”, julukan Portugal, yang dipimpin pemain tertua turnamen, Pepe (41) dari Porto.
Untuk mengimbangi kuartet muda Turki, dengan formasi 3-4-3 seperti saat menghadapi Ceko, Martinez punya opsi kembali menjadikan duet sayap serang Rafael Leao (25) dari AC Milan dan Bernardo Silva (29) dari Manchester City untuk menyokong Ronaldo yang telah dua musim membela Al Nassr.
Martinez menyimpan sayap serang Joao Felix (24) dari Barcelona yang telah menyumbang 8 gol dari 39 penampilan. Felix mungkin lebih klinis daripada Leao yang akhirnya digantikan Diogo Jota (27) dari Liverpool. Jota sempat membuat gol, tetapi dianulir pemeriksaan VAR karena Ronaldo offside. Untuk itu, opsi trisula Felix-Ronaldo-Silva menjadi tantangan dan duel menarik bagi kuartet muda Guler-Kokcu-Yilmaz-Yildiz.
Sayangnya, formasi dan pilihan pemain ala Martinez kurang meyakinkan bagi Pelatih Jose Mourinho dari Portugal yang dijuluki ”The Special One”. Pemenang Liga Champions bersama Porto dan Inter Milan itu menilai barisan pemain muda Portugal yang penuh talenta adalah penyelamat tim. ”Mereka adalah talenta berbakat yang menjadikan Portugal salah satu kandidat terkuat juara,” ujarnya.
Ronaldo selalu dan masih menjadi fokus perhatian. Namun, dalam laga kontra Ceko, mantan bintang Real Madrid itu frustrasi. Dia masih harus menunggu untuk menambah koleksi rekor pencetak gol tertua Euro. Keputusan Martinez yang masih menjadikan Ronaldo fokus serangan perlu ditinjau seiring perjalanan Portugal di turnamen. Sekadar catatan, Ronaldo digantikan Goncalo Ramos di dua pertandingan terakhir Portugal di Piala Dunia Qatar 2022.
Ramos, penyerang Paris Saint-Germain, belum turun bersama Felix. Martinez belum mengeluarkan talenta besar Portugal. Sebelum menangani Portugal, Martinez dianggap cukup mampu mendorong Belgia hingga semifinal Piala Dunia dan perempat final Piala Eropa. Namun, para kritikus termasuk Mourinho menilai mengapa Martinez menunggu sampai menit ke-89 untuk memasukkan Conceicao dan Pedro Neto sebagai bagian dari tiga pergantian jelang akhir laga.
Dalam laga kontra Ceko, Pepe sebagai pemain tertua dan Ronaldo pemegang rekor telah mendapat panggung. Namun, generasi baru Portugal yang diwakili duet Neto-Conceicao menyelamatkan tim dengan memberi kemenangan. Menurut Martinez, Portugal memang berisi pemain bintang dari lima liga top Benua Biru (Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, Perancis).
”Itu kelebihan dan kekurangan kami. Harus dimanfaatkan dengan baik 26 individu terbaik menunjukkan keunggulan sendiri,” ujar Martinez. (AFP)