Kemenangan 5-1 atas Singapura awal baik bagi timnas sepak bola putri Indonesia. Beberapa aspek masih perlu ditingkatkan.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Tim nasional sepak bola putri Indonesia memulai tahun 2024 dengan kemenangan 5-1 atas Singapura dalam FIFA Matchday. Ini menjadi bekal positif untuk menatap pertandingan ataupun turnamen mendatang. Namun, seperti halnya kekalahan, kemenangan juga memberi pelajaran berharga.
Beberapa pemain timnas putri langsung merebahkan diri setelah wasit meniup peluit panjang tanda FIFA Matchday berakhir, Selasa (28/5/2024). Beberapa pemain lainnya bersujud untuk mensyukuri kemenangan yang meyakinkan. Sementara itu, penonton yang meramaikan Stadion Madya, Senayan, Jakarta, bersorak gembira.
Penyerang timnas putri Claudia Scheunemann menghampiri dan memeluk beberapa penonton. Ia tak bisa menahan tangis atas dukungan penuh keluarga dan suporter sepanjang pertandingan. Pemain dan penonton lantas larut dalam kelegaan dan kebahagiaan. Suasana haru juga menyeruak, terutama ketika lagu ”Tanah Airku” kemudian diputar dan dinyanyikan bersama.
Dalam kemenangan 5-1 atas Singapura, Claudia menyumbang dua gol. Gol pertama, yang dicetak pada menit ke-64, hampir serupa dengan gol yang diciptakannya pada awal bulan ini bersama tim U-17 di Piala Asia Putri U-17 2024 di Bali. Gol tersebut berasal dari tendangan jarak jauh dari luar kotak penalti. Gol itu juga menandai dua koleksi pertama Claudia bersama timnas senior.
Selain Claudia, gelandang timnas putri Helsya Maeisyaroh juga merasakan kebahagiaan dan keharuan yang sama. Apalagi, Helsya bermain penuh untuk kemenangan keenam Indonesia atas Singapura dalam 10 pertemuan tersebut. ”Kemenangan ini benar-benar bikin semangat baru untuk sepak bola putri Indonesia,” ujarnya.
”Namun, kami tidak boleh jemawa. Kami tahu kami bisa menang 5-1, tapi kami masih belum enak mainnya. Kemampuan, fisik, dan kepintaran dalam bermain masih harus ditingkatkan,” ujar Helsya.
Kemenangan atas Singapura tercipta berkat dua gol dari Marsela Awi pada menit ke-11 dan menit ke-66, dua gol Claudia Scheunemann (64’, 85’-penalti), dan Reva Oktaviani (90+5). Kemenangan ini menandai awal yang baik bagi Indonesia pada tahun 2024. Ini merupakan hasil positif pertama yang diraih Indonesia sejak pertandingan persahabatan melawan Arab Saudi pada Februari 2023. Saat itu, Indonesia menang 1-0.
Dalam dua pertandingan setelahnya di kualifikasi AFC untuk Olimpiade Paris 2024, Indonesia menelan kekalahan. Skuad ”Garuda Pertiwi” takluk 0-5 dari Lebanon dan 0-4 dari Taiwan. Maka, wajar kemenangan atas Singapura ini menjadi angin segar bagi sepak bola putri Indonesia.
Hasil pertandingan tersebut juga bisa menjadi bekal yang baik bagi Indonesia untuk menatap laga-laga selanjutnya. Setelah melawan Singapura, timnas putri akan melakoni beberapa agenda dalam setahun ini. Pada Juni mendatang, misalnya, Indonesia akan dua kali menghadapi Bahrain.
Adapun turnamen terdekat yang menanti Indonesia adalah SEA Games Thailand 2025. Turnamen ini bakal menjadi kesempatan timnas unjuk kemampuan sekaligus melihat level kualitas Indonesia di Asia Tenggara. Pada edisi sebelumnya di SEA Games Kamboja 2023, PSSI tidak mengirimkan timnas putri.
Kebahagiaan atas hasil pertandingan pun dirasakan pelatih timnas putri Satoru Mochizuki. Ini menjadi kemenangan perdananya sejak ditunjuk sebagai pelatih timnas pada Februari lalu. Dengan kemenangan telak itu, Mochizuki mencatatkan debut manis bersama tim senior.
Awal bulan lalu, di Piala Asia Putri U-17 2024, Mochizuki gagal meraih kemenangan. Tim U-17 kalah dalam tiga pertandingan, kebobolan 27 gol, dan hanya bisa mencetak satu-satunya gol lewat Claudia Scheunemann.
Kendati senang dengan kemenangan untuk pertama kalinya dalam menangani tim senior, Mochizuki tak menampik bahwa masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Seperti tim U-17, tutur Mochizuki, kemampuan pada teknik dasar masih menjadi pekerjaan rumah para pemain dan tim pelatih.
Mochizuki menginginkan para pemain Indonesia bermain dengan cepat dan sederhana. Untuk itu, kemampuan dasar dalam bermain sepak bola, seperti mengumpan dan menendang bola, harus benar-benar dikuasai.
”Pada level dunia pun, permainan semakin cepat. Maka dari itu, saya selalu tekankan untuk bermain cepat, baik saat kontrol bola, umpan, maupun pengambilan keputusan lainnya. Dengan begitu, permainan juga akan lebih sederhana. Ketika bermain sederhana, pemain akan merasa lebih bebas dan permainan akan lebih baik,” ucap mantan anggota tim kepelatihan timnas Jepang di Piala Dunia Putri 2011 itu.
Tanpa kekuatan penuh
Di sisi lain, apa yang diprediksi Mochizuki soal Singapura menjadi kenyataan. Singapura sempat menyulitkan Indonesia, terutama pada babak pertama, ketika berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Setelah gol dari Singapura, Indonesia sulit keluar dari tekanan.
Singapura tampil diperkuat para pemain yang aktif berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola putri Singapura Women’s Premier League (WPL). Dorcas Chu, yang menyumbang satu gol untuk Singapura, misalnya, membela Lion City Sailors yang menjuarai WPL 2023.
Selain itu, skuad Singapura juga terdiri atas beberapa pemain yang menuntut ilmu di luar negeri. Salah satunya adalah Irsalina yang bersekolah di IMG Academy yang merupakan sekolah asrama dan tujuan pelatihan olahraga di Bradenton, Florida, Amerika Serikat.
Walakin, Singapura sebenarnya tidak turun dengan kekuatan terbaik. Pemain kunci, seperti bek Lion City Sailors Umairah Hamdan, kiper Izairida Shakira, gelandang Sarah Zu’risqha, serta bintang Borussia Dortmund Danelle Tan, absen. Pelatih Singapura Karim Bencherifa mengatakan, mereka melewatkan pertandingan persahabatan tersebut karena urusan sekolah, pekerjaan, dan komitmen pada klub.
”Saya pikir ini adalah pertandingan yang memberikan banyak pelajaran bagi kami dan juga bagi Indonesia. Selama 60-70 menit, Singapura bisa memberikan perlawanan. Sayangnya, 20 menit terakhir tidak berjalan sesuai harapan,” tutur Bencherifa.