Motivasi Tinggi Menyelimuti Timnas Sepak Bola Putri
Laga melawan Singapura, Selasa (28/5/2024), akan menjadi ujian bagi pemain dan pelatih. Mereka berbekal motivasi tinggi.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lebih dari setahun tak bertanding, timnas sepak bola putri membawa antusiasme dan motivasi tinggi untuk laga persahabatan kontra Singapura. Tak hanya menguji kemampuan para pemain, pertandingan perdana timnas putri pada 2024 ini juga akan menguji kualitas pelatih anyar Satoru Mochizuki.
Timnas putri akan bertanding melawan Singapura di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024). Ini menjadi laga perdana timnas setelah terakhir kali bertanding pada Kualifikasi AFC untuk Olimpiade, April 2023.
Maka, tak heran jika para pemain membawa antuasiasme dan motivasi tinggi untuk menghadapi pertandingan tersebut. Bek timnas, Shafira Ika Putri, misalnya, tak sabar dengan laga internasional pertamanya pada tahun ini. Apalagi, laga tersebut juga akan menjadi kali pertama Ika dan kawan-kawan di timnas senior ditangani pelatih Satoru Mochizuki.
”Kami punya motivasi banyak ya, semoga kami bisa membuat sepak bola putri Indonesia lebih baik dan memotivasi adik-adik U-17 kemarin (yang tampil di Piala Asia Putri U-17 2024). Kami juga ingin menunjukkan permainan yang baik dan efektif karena ini permainan pertama kami dilatih coach Mochi,” tutur Ika sebelum latihan di Lapangan A, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (27/4/2024).
Penyerang timnas, Zahra Muzdalifah, juga mengutarakan antusiasmenya menyambut laga melawan Singapura. Terlebih, pertandingan kontra Singapura akan menjadi laga perdananya bersama timnas. Terakhir kali Zahra memperkuat timnas putri pada gelaran Piala Asia Putri 2022 di India.
Tak tanggung-tanggung, Zahra pun menargetkan kemenangan seperti pertemuan sebelumnya pada 2022. Dalam pertandingan persahabatan yang digelar di Singapura tersebut, Indonesia menang 2-1.
Hasil positif itu menambah jumlah kemenangan Indonesia dalam sembilan pertemuan dengan Singapura. Indonesia total memenangi lima pertandingan kontra Singapura. Dua laga lain berakhir imbang, sisanya berakhir dengan kekalahan Indonesia.
Namun, Singapura memiliki keunggulan berupa kompetisi dalam negeri yang aktif. Mereka memiliki dua tingkatan kompetisi, Deloitte Women's Premier League dan Women’s Nation League. Dengan demikian, para pemain putri Singapura kerap teruji dalam pertandingan.
Ini kesempatan pertama saya dan tentunya harapan saya adalah menang.
Kondisi itu berbeda dengan para pemain putri Indonesia yang tak berkompetisi sejak Liga 1 Putri 2019 berakhir. Dalam lima tahun terakhir, kompetisi sepak bola dalam negeri mati suri. Para pemain pun hanya bertanding dalam turnamen seperti Piala Pertiwi dan Pekan Olahraga Nasional.
Dari 20 pemain yang terpilih untuk masuk skuad timnas putri, hanya tiga yang aktif berkompetisi. Salah satunya adalah Zahra yang memperkuat Corezo Osaka untuk mengarungi Women’s Empowerment League atau kasta tertinggi kompetisi sepak bola putri di Jepang sejak Juli 2023. Dua pemain lainnya adalah Helsya Maeisyaroh dan Marsela Awi. Keduanya tergabung dengan FC Ryukyu, klub liga regional sepak bola putri Jepang.
Walakin, baik Zahra maupun Ika tetap optimistis menghadapi Singapura. Begitu pula dengan pelatih Satoru Mochizuki. Apalagi, bagi Mochizuki, ini akan menjadi debutnya menangani timnas senior. Sejak dikontrak pada Februari 2024, mantan tim kepelatihan Jepang saat menjuarai Piala Dunia Putri 2011 itu baru menangani tim U-17 di Piala Asia Putri U-17 2024, awal Mei lalu.
”Ini kesempatan pertama saya dan tentunya harapan saya adalah menang. Mungkin tidak hanya memenangi pertandingan, tetapi juga bisa menampilkan permainan yang menarik dan menyenangkan. Dimulai dari sini, saya berharap sepak bola putri Indonesia akan terus berkembang,” ujar Mochizuki.
Dengan para pemain Singapura yang aktif berkompetisi di dalam negeri, Mochizuki memprediksi tim lawan akan merepotkan Indonesia. Di sisi lain, Mochizuki juga merasa kesulitan lantaran para pemain Indonesia dalam keadaan sudah lama tidak berkompetisi sejak Liga 1 Putri 2019 berakhir. Namun, dia memastikan akan membantu Indonesia memberikan yang terbaik dengan menjalin komunikasi intens dengan para pemain.