Rizki Juniansyah Memulai Pekerjaan Rumah Jelang Olimpiade Paris 2024
Tak ada waktu bersantai bagi Rizki Juniansyah setelah lolos ke Olimpiade Paris 2024. Ia bertekad menciptakan sejarah.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
Lebih dari sebulan telah berlalu sejak lifter Indonesia, Rizki Juniansyah, lolos ke Olimpiade Paris 2024 setelah memenangi persaingan dramatis melawan rekan senegara, Rahmat Erwin Abdullah, pada Piala Dunia Angkat Besi 2024 di Phuket, Thailand. Rizki berhak mendapatkan tempat di Paris selepas menjadi lifter terbaik di kelas 73 kg dengan total angkatan 365 kg (snatch 164 kg, clean and jerk 201 kg). Ia mengalahkan Rahmat yang memiliki total angkatan terbaik 363 kg (snatch 159 kg dan clean and jerk 204 kg).
Tak ada waktu bersantai bagi Rizki setelah tiket Olimpiade Paris itu ada dalam genggaman. Rizki langsung kembali latihan intensif. Lifter asal Serang, Banten, ini tidak mau bersantai dengan tiga bulan waktu tersisa sebelum tampil di panggung tertinggi dunia pertamanya. Di pemusatan latihan angkat besi di Mess Kwini, Jakarta, ia mengasah lagi kemampuan dirinya.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Saya harus puasa dari kegiatan yang bisa mengganggu fokus atau membahayakan diri. Saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan lolos ke Olimpiade, apalagi saya tahu pesaing saya tidaklah mudah.
Seperti pada Jumat (24/5/2024), Rizki sudah ada di sasana sejak pukul 09.30. Setelah dua jam mengenyam latihan, Rizki beristirahat. Lifter berusia 20 tahun ini melanjutkan latihan sesi sore mulai pukul 16.30 dengan durasi latihan yang sama. Ia menjadi lifter terakhir yang menyelesaikan latihan.
Rizki mengatakan, latihan menjelang Olimpiade lebih berat karena terdiri dari tiga hingga empat program setiap sesi. Namun, latihan kini lebih terfokus pada pematangan dan penyempurnaan teknik angkatan, tidak lagi penambahan jumlah angkatan.
Rizki pun menjalankan beberapa pekerjaan rumah yang berkaitan dengan aspek-aspek nonteknis, termasuk menjaga kualitas dan kuantitas waktu istirahat. Lifter juara dunia yunior 2021 dan 2022 ini berusaha lebih disiplin mengatur waktu tidur.
”Saya juga sekarang puasa dari hobi lain, yaitu jalan-jalan menggunakan sepeda motor. Saya harus puasa dari kegiatan yang bisa mengganggu fokus atau membahayakan diri. Saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan lolos ke Olimpiade, apalagi saya tahu pesaing saya tidaklah mudah,” tutur Rizki.
Di kategori berat 73 kg, Rizki akan bersaing dengan beberapa lifter terbaik dunia, seperti Shi Zhiyong. Dibandingkan Rizki yang baru akan debut di Olimpiade, Shi Zhiyong lebih berpengalaman tampil di panggung olahraga tertinggi tersebut. Ia bahkan mengoleksi dua medali emas Olimpiade.
Shi Zhiyong meraih medali emas pertamanya di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 untuk kelas 69 kg. Lalu, ia meraih medali yang sama di Olimpiade Tokyo 2020 untuk kelas 73 kg.
Rizki Juniansyah berlatih di pemusatan latihan angkat besi
Pelatih Rizki, Triyatno, mengatakan, Shi Zhiyong akan menjadi salah satu rival berat anak asuhannya di Olimpiade mendatang. Untuk itu, Rizki rela berlatih lebih keras dan mempersiapkan diri lebih disiplin guna menghadapi persaingan tersebut. Terlebih, Rizki bertekad untuk berprestasi di Olimpiade perdananya.
”Tidak ada latihan penambahan beban, sekarang kami berusaha agar angkatan Rizki bisa lebih konsisten. Bukan angkatan yang hanya bisa sekali dua kali sukses dilakukan. Kalau sudah konsisten, kesempatan meraih medali lebih besar,” tutur Triyatno, peraih medali perak Olimpiade London 2012 untuk kelas 69 kilogram.
Menurut Triyatno, Rizki tak hanya ingin sekadar meraih medali, tetapi juga ingin menggondol medali emas. Jika itu terwujud, Rizki akan menorehkan sejarah untuk angkat besi Indonesia.
Angkat besi merupakan cabang olahraga yang tak hanya memiliki tradisi kuat lolos ke Olimpiade, tetapi juga mempunyai tradisi menyumbangkan medali. Angkat besi selalu mempersembahkan medali sejak Olimpiade Sydney 2000 hingga Olimpiade Tokyo 2020.
Bahkan, angkat besi menyumbang total 15 medali, yakni 7 perak dan 8 perunggu. Jumlahnya nyaris setengah dari perolehan total medali Indonesia sebanyak 37 keping. Hanya medali emas yang belum pernah ada dalam prestasi angkat besi di Olimpiade.
Selain lifter senior Eko Yuli Irawan, Rizki akan menjadi salah satu tumpuan Indonesia untuk meraih prestasi terbaik itu. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia Rosan Roeslani sebelumnya menyatakan target angkat besi di Paris adalah medali emas.
”Iya memang di Olimpiade Paris ini target kita adalah emas. Mohon doa agar mampu meraih pencapaian tertinggi di Olimpiade,” kata Rosan di Jakarta pada Februari lalu.
Rizki memiliki waktu tiga bulan untuk menyiapkan diri semaksimal mungkin guna menghadapi persaingan di Olimpiade. Seperti perjuangan keras membawanya meraih tiket ke Paris, Rizki siap dengan perjuangan yang sama atau bahkan lebih keras untuk mengantarnya meraih medali emas.