Skuad ”Berwarna” Timnas Sepak Bola Putri Indonesia
Selain tiga pemain ”abroad”, pemain yang pernah dan akan berkarier di Eropa juga dipanggil timnas sepak bola putri.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 34 pesepak bola putri dipanggil untuk membela timnas Indonesia dalam laga kontra Singapura. Pemilihan pemain menciptakan skuad yang berwarna karena terdiri dari kombinasi pemain berpengalaman di timnas dan pemain U-17 yang dipanggil memperkuat tim senior untuk pertama kali. Ada pula pemain abroad atau yang berkarier di luar negeri serta pemain yang pernah dan akan bermain di Eropa.
Pertandingan persahabatan Indonesia melawan Singapura akan digelar di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024). Ini menjadi pertandingan perdana timnas putri Indonesia pada tahun 2024. Laga tersebut juga akan menjadi momen pertama Pelatih Satoru Mochizuki menangani tim senior. Sebelumnya, Mochizuki mendampingi tim U-17 di Piala Asia Putri U-17 2024, awal Mei lalu.
Saat Piala Asia Putri U-17 masih berlangsung, Mochizuki sudah mengantongi nama-nama yang akan dipanggil untuk memperkuat timnas. Lantaran belum mengetahui banyak soal peta kemampuan para pemain Indonesia, Mochizuki mengandalkan tim kepelatihannya untuk memberikan informasi dan saran dalam pemilihan pemain.
Dari 34 pemain yang akhirnya dipanggil, Mochizuki dan tim kepelatihan memilih nama-nama berpengalaman, seperti Safira Ika Putri Kartini, Baiq Amiatun, dan Zahra Muzdalifah. Nama terakhir, selain ”langganan” dipanggil timnas, juga merupakan pemain abroad atau berkarier di luar negeri.
Saya berharap tiga tahun lagi sudah melihat hasil.
Zahra memperkuat Corezo Osaka untuk mengarungi Women’s Empowerment League atau kasta tertinggi kompetisi sepak bola putri di Jepang sejak Juli 2023. Namun, lantaran masih memperkuat klubnya, Zahra baru akan bergabung dengan timnas beberapa hari menjelang pertandingan.
Dua pemain yang tengah berkarier di Jepang juga turut dipanggil, yaitu Helsya Maeisyaroh dan Marsela Awi. Keduanya tergabung dengan FC Ryukyu, klub liga regional sepak bola putri Jepang.
Selain pemain abroad, skuad timnas putri juga berisi pemain yang berpengalaman bermain di luar negeri, Asia ataupun Eropa. Sebut saja Fani yang pernah bermain di Al-Hamma FC, klub kasta kedua kompetisi sepak bola Arab Saudi, pada musim lalu. Ada pula Shalika Aurelia yang pernah bermain di Eropa, tepatnya Italia, bersama klub Serie B Roma Calcio Femminile.
Timnas putri juga diperkuat pemain yang akan berkarier di Eropa, yaitu Claudia Scheunemann. Sang ayah, Ralph Scheunemann, memastikan Claudia akan bermain di klub Jerman, Hamburg SV U-17, pada Agustus mendatang. Claudia merupakan satu dari tiga pemain tim U-17 untuk Piala Asia Putri U-17 2024 yang dipanggil ke senior.
Dua pemain U-17 lainnya dalah Gadhiza Asnanza yang berasal dari Akademi Persib dan Nabila Divany (Lampung). Hanya Claudia yang pernah dipanggil dan bermain bersama timnas senior sebelumnya. Claudia memperkuat timnas senior Kualifikasi AFC untuk Olimpiade 2024 pada April 2023. Dia menjadi pemain termuda sepanjang masa di timnas putri Indonesia dengan usia saat itu baru menginjak 13 tahun 349 hari.
Adapun Gadhiza Asnanza belum pernah dipanggil timnas senior. Namun, sebelum memperkuat tim U-17, Gadhiza pernah memperkuat Indonesia dalam tiga kategori umur lain (U-18, U-19 dan U-20). Praktis, hanya Nabila Divany yang untuk pertama kalinya dipanggil untuk tim U-17 dan timnas senior.
”Sebelum nama-namanya keluar, aku dapat informasi bakal ada tiga pemain dari U-17 yang dipanggil timnas senior. Alhamdulillah, aku jadi salah satunya. Pasti deg-degan juga karena aku baru pertama kali gabung sama senior,” tutur Nabila, yang dihubungi pada Kamis (23/5/2024).
Nabila pun akan fokus pada latihan yang dimulai sejak 20 Mei lalu. Dia berharap bisa beradaptasi lebih cepat dan menyatu dengan permainan sehingga bisa mengatasi persaingan yang akan ketat. Sebab, tim akan diperkecil lagi nantinya menjadi terdiri atas 23 pemain.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan, laga kontra Singapura mengawali agenda tim senior tahun ini. Pada Juni mendatang, timnas putri juga akan bertanding dalam laga persahabatan melawan Bahrain.
Terakhir kali timnas menjalani laga internasional adalah pada Kualifikasi AFC untuk Olimpiade pada April 2023. Indonesia kalah 0-5 dari Lebanon dan 0-4 dari Taiwan.
”Ya, memang ini yang kita harus coba. Saya berharap sih tiga tahun lagi sudah melihat hasil. Karena kita selalu bilang kalau coach Shin Tae-yong (pelatih timnas putra) itu memulai dari dasar, kalau coach Mochizuki dari bawah tanah gitu, dari basement. Jadi, perlu waktu, ya. Kita tunggu hasilnya. Yang penting kita kerja keras membangun (sepak bola putri),” tutur Erick selepas laga terakhir Indonesia di Piala Asia Putri U-17, Bali, pekan lalu.