Kembali Jadi Juara Dunia, Evi Buka Peluang Tambah Kuota Atlet Indonesia di Paralimpiade 2024
Karisma Evi menorehkan catatan apik di kejuaraan dunia di Jepang. Peluang penambahan kuota atlet Paralimpiade terbuka.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Karisma Evi Tiarani kembali menjadi juara dunia setelah meraih medali emas dalam Kejuaraan Dunia Para Atletik di Jepang. Bukan sekadar menang, ia juga memecahkan rekor yang dibukukannya pada gelaran sebelumnya. Capaian itu membuka peluang Indonesia untuk menambah slot atlet pada Paralimpiade 2024 di Paris, Perancis.
Gelar juara itu diraih Evi setelah berlomba dalam nomor sprint 100 meter putri pada Kejuaraan Dunia Para Atletik (World Para Athletics Championships) di Universiade Memorial Stadium, Kobe, Jepang, Selasa (21/5/2024). Ia berhasil finis paling cepat, dengan waktu 14,65 detik, meski harus berlaga dengan atlet yang masuk klasifikasi T63. Adapun sosok itu sebenarnya dikategorikan dalam klasifikasi T42.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Nasional, atau NPC Indonesia, Rima Ferdianto, capaian Evi membuka peluang bagi negaranya untuk menambah kuota atlet yang bisa dipertandingkan dalam Paralimpiade 2024. Dari satu medali saja, katanya, setidaknya Indonesia dapat menambah satu atlet bagi cabang olahraga atletik.
”Ini sangat berarti karena Evi menyumbangkan country points sangat banyak dengan meraih medali emas. Apalagi, ia meraihnya di kejuaraan dunia,” kata Rima.
Rima menjelaskan, saat ini, negara-negara sedang berlomba mengumpulkan country points sebanyak-banyaknya. Tujuannya supaya mereka bisa menambah jumlah atlet yang dikirimkan dalam perhelatan itu. Namun, kepastian terkait kuota itu baru akan dihitung akhir Juni nanti.
Untuk cabang olahraga atletik, ungkap Rima, baru ada dua atlet yang mengunci tiket menuju Paralimpiade 2024, yakni Evi dan Sapto Yogo Purnomo. Kelolosan kedua sosok itu disebabkan capaian masing-masing dalam berbagai kejuaraan dunia yang kerap menduduki peringkat tiga atau empat besar. Namun, jika dilihat secara keseluruhan, sejauh ini sudah terdapat 24 atlet Indonesia yang lolos untuk ajang tersebut.
”Mudah-mudahan jumlah atlet kita bisa melampaui Olimpiade Tokyo 2020. Waktu itu kita dapat jatah tujuh atlet. Mudah-mudahan setelah penghitungan country points bisa dapat sembilan atlet seperti yang ditargetkan,” kata Rima.
Pecahkan rekor
Dalam kejuaraan itu, Evi ternyata juga memecahkan rekor tercepat untuk nomor 100 meter putri klasifikasi T42. Catatan waktu yang dibukukannya lebih baik dibandingkan catatan waktu tercepat dalam nomor dan lomba yang sama pada 2019 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, yakni 16,72 detik.
Menariknya, sosok pelari tercepat waktu itu juga Evi. Artinya, sprinter asal Boyolali itu memecahkan rekornya sendiri dalam dua edisi berturut-turut. Catatan itu juga membuatnya mampu mempertahankan gelar sebagai juara dunia.
”Tentu ini sangat luar biasa sekali hasil yang diraih Evi. Ini membuatnya menjadi juara dunia dalam nomor 100 meter T63. Tentunya, ini merupakan gelar juara dunia Evi yang kedua setelah di Dubai pada 2019,” kata Pelatih Para Atletik Purwo Adi Sanyoto.
Purwo menyatakan, anak asuhnya itu menyiapkan diri cukup serius untuk ikut serta dalam lomba tersebut. Sebab, lomba itu turut dijadikan bagian persiapan menyambut Paralimpiade 2024. Kekurangan-kekurangan selama perhelatan itu akan dicatat supaya Evi bisa tampil semakin baik.
Tentu ini sangat luar biasa sekali hasil yang diraih Evi.
Sementara itu, Evi mengaku senang atas capaian rekornya. Walau begitu, ia tak cukup puas karena belum bisa memecahkan rekor pribadinya. Adapun catatan waktu terbaik pelari berkerudung itu tercipta sewaktu Asian Paragames 2023 di Hangzhou, China, dengan angka 14,37 detik.
”Ini menjadi motivasi untuk bisa membuat catatan waktu yang lebih baik ke depannya. Rencana selanjutnya adalah menyiapkan diri untuk berlaga di Paralimpiade 2024 di Paris,” ujar Evi terkait pemecahan rekornya dalam Kejuaraan Dunia Para Atletik.