Pochettino Pergi, Ketidakpastian Bayangi Chelsea
Sejak dimiliki Todd Boehly, Chelsea selalu memiliki pelatih berbeda di musim baru.
LONDON, SELASA — Secara mengejutkan Chelsea memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan sang pelatih kepala selama musim 2023-2024, Mauricio Pochettino, melalui kesepakatan bersama, Selasa (21/5/2024). Kepergian Pochettino membuat proyek regenerasi Chelsea penuh ketidakjelasan karena skuad harus beradaptasi lagi dengan sistem baru di musim depan.
Pochettino meninggalkan ”Si Biru” dengan capaian yang tidak bisa diremehkan. Berbekal skuad termuda di Liga Inggris 2023-2024 dengan rerata berusia 23,7 tahun, Pochettino membawa Chelsea finis di peringkat keenam, menjadi runner-up Piala Liga Inggris, dan menembus semifinal Piala FA.
Performa tim muda Chelsea pun mulai menyajikan optimisme memiliki masa depan cerah pada 11 laga terakhir Liga Inggris, termasuk meraup kemenangan di lima gim pamungkas musim. Dengan hasil itu, posisi Chelsea di papan tengah terdongkrak ke peringkat keenam sehingga bisa menembus zona kompetisi antarklub Eropa.
Baca juga: Penyesalan Mauricio Pochettino
Chelsea hanya menunggu hasil final Piala FA antara Manchester City kontra Manchester United, Sabtu (25/5/2024). Jika City menang, maka mereka akan tampil di Liga Europa. Sebaliknya, Chelsea akan berlaga di playoff Liga Konferensi Eropa andai MU yang meraih titel juara kompetisi tertua di dunia itu.
Dari sisi permainan, Si Biru merupakan salah satu dari tim yang tampil ofensif di Inggris. Catatan rerata 58,6 persen penguasaan bola milik Chelsea hanya kalah dari sang juara, City, lalu Tottenham Hotspur, Liverpool, dan Brighton & Hove Albion.
Produktivitas Chelsea pun cukup baik dengan koleksi 76 gol. Mereka salah satu dari enam tim yang bisa mencetak lebih dari 70 gol di Liga Inggris musim ini. Mungkin seandainya tidak mengalami badai cedera pemain di lini belakang, Si Biru bisa memiliki performa lebih konsisten.
Namun, capaian Pochettino itu tidak dianggap istimewa oleh duo Direktur Olahraga Chelsea, yaitu Laurence Stewart dan Paul Winstanley. Dari hasil evaluasi keduanya, awal pekan ini, Pochettino dianggap tidak mampu memenuhi ekspektasi, terutama untuk menembus zona empat besar.
”Mewakili semua orang di Chelsea, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Mauricio (Pochettino) atas jasanya di musim ini. Ia akan disambut kembali di Stamford Bridge kapan pun dan kami berharap yang terbaik untuk masa depan karier kepelatihannya,” tulis pernyataan resmi di laman klub, Selasa malam atau Rabu (22/5/2024) dini hari WIB.
Pochettino sejatinya menandatangani kontrak dengan durasi hingga 30 Juni 2025. Meski sempat dirumorkan tidak sejalan dengan petinggi klub terkait kebijakan transfer, Pochettino terbukti mampu menghadirkan performa skuad muda Chelsea yang membaik seiring perjalanan musim.
Mewakili semua orang di Chelsea, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Mauricio (Pochettino) atas jasanya di musim ini.
Pochettino mencatatkan 51 persen kemenangan di Chelsea. Ia meraih 26 kemenangan, 11 imbang, dan 14 kalah dalam 51 gim menangani Si Biru.
Baca juga: Kegusaran Pochettino Menangkal Beban Chelsea
Catatan itu sudah lebih baik dari 16 menang, 12 seri, dan 22 kalah yang dicatatkan Chelsea dalam 50 laga musim 2022-2023 bersama empat juru taktik berbeda, yaitu Thomas Tuchel, Graham Potter, Frank Lampard, dan Bruno Saltor.
Pada Liga Inggris 2023-2024, Pochettino adalah salah satu dari empat juru taktik yang berstatus pelatih kepala, bukan manajer. Hal itu membuat Pochettino hanya fokus mengurus taktikal dan permainan tim utama.
Ia bukan manajer yang memiliki peran lebih luas untuk mengatur kebijakan transfer hingga penentuan staf pelatih, seperti ketika menangani Spurs dan Southampton. Tiga nama lain yang berstatus pelatih kepala di Liga Inggris 2023-2024 ialah Ange Postecoglou di Spurs, Chris Wilder di Sheffield United, dan Nuno Espirito Santo di Nottingham Forest.
”Terima kasih grup kepemilikan Chelsea dan direktur olahraga atas kesempatan menjadi bagian sejarah klub ini. Klub sekarang berada di posisi yang baik untuk terus melangkah di Liga Inggris dan Eropa dalam tahun-tahun mendatang,” ucap pernyataan perpisahan Pochettino, yang berasal dari Argentina, di laman Chelsea.
Kepergian Pochettino diikuti oleh tim kepelatihannya yang meliputi Jesus Perez (asisten pelatih), Miguel d’Agostino (pelatih tim utama), Toni Jimenez (pelatih kiper), dan Sebastiano Pochettino (pelatih).
Baca juga: Setelah Belanja Satu Miliar Euro, Mengapa Chelsea Tetap Ambyar?
Sekadar rumor
Setelah Pochettino pergi, belum ada calon pengganti yang telah disiapkan manajemen Chelsea untuk memimpin Cole Palmer dan kawan-kawan. Kandidat pengganti Pochettino masih sekadar rumor dan tanpa ada calon terkuat.
Sejumlah pelatih yang tengah tidak terikat kontrak dengan klub, seperti Hansi Flick, Roberto De Zerbi, dan Jose Mourinho, diisukan masuk dalam nama-nama yang tengah dipertimbangkan Stewart dan Winstanley. Selain tiga nama itu, ada pula nama Thomas Tuchel yang masih berstatus Pelatih Bayern Muenchen serta Manajer Brentford Thomas Frank.
Seandainya Tuchel kembali dipilih, maka itu akan menjadi periode keduanya menangani Chelsea. Tuchel dipecat manajemen baru Chelsea di bawah pemilik baru, Todd Boehly, ketika baru menjalani tujuh pertandingan di awal musim 2022-2023.
Siapa pun pelatih baru akan menukangi Si Biru, hal yang pasti adalah kewajiban semua pemain Chelsea untuk beradaptasi kembali dengan sistem permainan anyar. Pemain-pemain muda Chelsea terkesan lambat panas di musim ini karena mereka membutuhkan waktu untuk memahami ide Pochettino dan beradaptasi kerasnya persaingan di Liga Inggris.
Meski begitu, Pochettino mampu membantu sejumlah pemain mencapai titik performa maksimal mereka. Cole Palmer, misalnya, menjadi pemain terbaik Chelsea selama musim 2023-2024 dengan koleksi 22 gol dan 10 asis. Nicolas Jackson perlahan mampu menjawab kebutuhan Chelsea terhadap penyerang tengah murni.
Dua gelandang mahal, Enzo Fernandez dan Moises Caicedo, sudah menemukan chemistry di lini tengah. Pochettino menghadirkan pula asa baru dari duet bek tengah, Axel Disasi dan Benoit Badiashile.
Pelatih baru Chelsea tentu akan mendapat tekanan untuk bisa memberikan trofi juara di musim depan. Selain tampil di tiga kompetisi domestik dan kompetisi Eropa, Si Biru juga menjadi salah satu perwakilan Inggris di Piala Dunia Antarklub Eropa 2025.
Lalu, apa kriteria untuk pelatih anyar yang dicari manajemen Chelsea?
”Arah Chelsea adalah mendapatkan seorang pelatih yang senang bekerja dengan dua direktur olahraga dan direktur perekrutan transfer. Pelatih yang senang menampilkan permainan berlandaskan penguasaan bola, tempo tinggi, dan transisi. Seseorang yang juga memahami data dan analisis,” kata Kaveh Solhekol, pakar transfer Sky Sports.