Modal Positif Panjat Tebing Raih Tiket Tambahan ke Olimpiade Paris
Tujuh atlet Indonesia akan berjuang di putaran final Seri Kualifikasi Olimpiade di Shanghai demi tambahan tiket ke Paris
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
SHANGHAI, JUMAT - Seluruh atlet panjat tebing Indonesia nomor speed atau kecepatan berhasil menembus putaran final dalam Seri Kualifikasi Olimpiade Paris 2024 di Shanghai, China. Hasil ini menjadi modal positif dalam upaya mengejar tiket ke Paris karena beberapa catatan waktu pemanjat kembali mendekati rekor personal terbaiknya.
Empat pemanjat tebing putra dan tiga pemanjat tebing putri menembus putaran final setelah menempati peringkat 16 besar fase kualifikasi, Jumat (17/5/2024). Mulai babak 16 besar, Sabtu (18/5), para atlet akan bersaing meraih gelar juara dalam format sistem gugur. Peringkat saat kualifikasi menentukan dengan siapa atlet akan beradu kecepatan.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Pada sektor putra, Veddriq Leonardo yang menempati peringkat kedua akan berlomba dengan atlet Ukraina, Hryhorii Ilchyshyn (15). Kiromal Katibin (3) bakal beradu kecepatan dengan wakil Jepang Ryo Omasa (14), sedangkan Aspar (12) akan bertemu rekan senegara, Raharjati Nursamsa (5).
Sementara itu, semua pemanjat putri Indonesia akan besaing dengan atlet China. Amanda Narda Mutia (7) bakal berlomba dengan Shaoqin Zhang (10), sedangkan Rajiah Sallsabillah (9) beradu dengan Shengyan Wang (8) dan Nurul Iqamah (11) berlomba dengan Di Niu.
“Kami mengharapkan hasil positif di setiap kompetisi internasional, apalagi momennya adalah kualifikasi Olimpiade. Untuk itu, kompetisi ini menjadi ajang untuk memperbesar kesempatan Indonesia menambah atlet di Paris nanti. Kami mengharapkan hasil terbaik untuk putaran final. Semangat yang kami bawa di setiap kompetisi adalah semangat kemenangan,” tutur pelatih pelatnas panjat tebing Indonesia Hendra Basir.
Penampilan para pemanjat Indonesia pada babak kualifikasi tak hanya mengantarkan mereka melaju ke fase selanjutnya. Aksi mereka juga menciptakan modal positif dalam upaya mengejar dua tiket tambahan ke Olimpiade Paris 2024. Pasalnya, beberapa atlet mendekati catatan waktu terbaiknya.
Kami mengharapkan hasil positif di setiap kompetisi internasional, apalagi momennya adalah kualifikasi Olimpiade.
Veddriq Leonardo, misalnya, konsisten mencatatkan waktu di bawah 5 detik. Pada percobaan pertama di jalur B, Veddriq menorehkan 4,99 detik. Dia kemudian menajamkan catatan waktunya menjadi 4,95 detik pada percobaan kedua saat memanjat di jalur A. Catatan waktu ini mendekati rekor personal terbaiknya yang pernah menjadi rekor dunia, yaitu 4,90 detik.
Catatan waktu Veddriq pada babak kualifikasi ini juga istimewa. Sebab, pada ajang sebelumnya, Kualifikasi Zona Asia atau IFSC Climbing Asian Qualifier di Jakarta, Indonesia, November 2023, Veddriq tak bisa mencatatkan waktu di bawah 5 detik. Catatan waktu terbaiknya pada perlombaan itu adalah 5,11 detik pada fase kualifikasi.
Begitu pula saat tampil di Piala Dunia Wujiang, China, April lalu. Veddriq belum bisa menembus catatan waktu di bawah 5 detik. Waktu tercepat yang ditorehkan atlet asal Pontianak, Kalimantan Barat, ini pada Piala Dunia Wujiang ialah 5,05 detik saat babak perempat final.
Hanya Kiromal Katibin yang berhasil mencatatkan waktu di bawah 5 detik pada Piala Dunia Wujiang, yaitu 4,99 detik atau menyamai rekor terbaiknya (4,97 detik) saat perempat final. Sementara saat kualifikasi di Jakarta, catatan waktu terbaik Katibin adalah 5,14 detik saat semifinal. Adapun di Shanghai, Katibin kembali berhasil mencatatkan waktu terbaik 4,99 detik.
“Saya merasa sangat bersemangat karena ini adalah kesempatan terakhir kami untuk melaju ke final Olimpiade. Saya fokus pada podium. Ini sedikit berbeda dari kompetisi lainnya. Saya merasa seperti sedang terbang. Cukup cepat. Tapi, begitu banyak pendaki yang cepat. Saya harus lebih konsisten dalam setiap perlombaan," tutur Veddriq.
"Jika melakukan kesalahan, itu berarti semuanya hilang, semua hasil latihan. Tidak ada kesempatan kedua. Itulah risiko nomor speed," lanjutnya.
Indonesia mengejar kuota maksimal untuk ke Paris, yaitu dua wakil per kategori jender. Saat ini, sudah ada masing-masing satu atlet putra dan putri yang mengenggam tiket ke Paris. Mereka adalah Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rahmad Adi Mulyono.
Setelah Shanghai, para atlet akan berlomba di Seri Kualifikasi Budapest, Hongaria (23 Juni). Dua seri perlombaan ini merupakan kualifikasi terakhir panjat tebing untuk Olimpiade Paris 2024. Setiap atlet harus mengikuti kedua ajang tersebut untuk mendapatkan akumulasi poin yang menentukan peringkat kelolosan. Hanya lima kuota yang tersedia untuk masing-masing jender pada nomor speed.
Wakil Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Herry Heryawan yang mendampingi atlet di Shanghai yakin atlet Indonesia akan berbicara banyak pada ajang kualifikasi ini. "Kami optimistis para atlet akan mengeluarkan seluruh potensi terbaik mereka dalam kompetisi nanti. FPTI menargetkan emas pada nomor speed agar menambah poin untuk atlet Indonesia," kata Herry.
Di Shanghai, Indonesia juga mengirim dua wakil pada nomor boulder dan lead. Mereka adalah Ravianto Ramadhan dan Raviandi Ramadhan. Namun, atlet kembar ini gagal melaju ke fase selanjutnya setelah menempati peringkat di luar 20 besar. Ravianto berada pada peringkat ke-29, sedangkan Raviandi posisi ke-34.